33

186 28 2
                                    

Dirga, Greha, dan yang lainnya kompak berkumpul di depan kantor polisi. Keanu selaku yang paling tua di antara mereka, turun tangan mewakili untuk memberitahu informasi seputar Anres kepada pihak berwajib. "Untuk itulah Pak kami kompak untuk berkumpul di depan kantor polisi. Mengingat Anres berstatus sebagai buronan sekarang, kami membawa satu saksi yang bisa membantu pihak kepolisian untuk meringkus Anres."

Keanu memberi kode pada Nina untuk maju dan memberikan informasi tentang Anres. Nina awalnya masih begitu ketakutan, tapi Greha, Rini, dan Nila kompak menenangkannya. Mengingatkan Nina pada tujuan awalnya untuk membebaskan papanya dari bayang-bayang ancaman mamanya. Karena itu, Nina mulai memaparkan informasi, menyingkirkan segala pikiran buruk dan hal negatif dari kepalanya.

Semuanya demi kebebasannya dan papanya.

Nina memaparkan kronologi awal mula Anres menjadi pekerja di tempat lokalisasi mamanya, Anres yang mengajak Dafa bekerja sama, hingga Anres yang membunuh Dafa dan Nina melihat semuanya. "Anres juga punya tindakan kriminal lain, Pak. Dia hampir melakukan tindakan tidak baik pada Rini hampir setahun lalu." Nina menunjuk Rini. "Alasan Anres dilindungi karena dia dianggap aset berharga bagi bisnis yang Mama saya jalankan. Apalagi, Mama dibantu oleh mereka yang punya uang dan kuasa."

Nina terus menjelaskan apa yang ia ketahui soal Anres, dan juga orang-orang yang terlibat dengan hal-hal yang telah dilakukan Anres selama ini. Pihak kepolisian pun mencatat keterangan dan menanyakan beberapa pertanyaan relevan kepada Nina. Nina membeberkan fakta yang tidak dia tutup-tutupi.

"Terima kasih kepada adik-adik yang telah membantu kami untuk mengusut tuntas kasus ini."

***

Dirga memandang ke arah luar jendela mobil. Ia kembali mengecek ponselnya dan membaca pesan yang dikirimkan oleh Nina. "Bang, ini alamat yang Nina ketik di chat."

"Emang bener? Tempat ini?", tanya Tara menunjuk bangunan yang tak jauh dari mereka. Sebuah bangunan yang bisa dibilang besar, namun terlihat seperti bangunan tua tak terpakai dan tak terurus. Ditambah lagi, pencahayaan di sekitar tempat itu sungguh minim. Tara rasa, semuanya akan terasa lebih sulit dari yang mereka bayangkan.

"Nggak ada cara lain, kita harus nerobos masuk ke sana. Pihak kepolisian pun udah stand by di sana." Keanu menunjuk ke arah beberapa anggota kepolisian yang sudah siap tak jauh dari lokasi terparkirnya mobil Keanu.

"Tapi kita nggak bisa asal masuk aja, Bang. Kita juga kudu siap-siap dulu. Entar kalau salah dikit, kita semua bisa ketahuan. Amit-amit kalau mereka lolos lagi," seloroh Ayres memusatkan pandangannya ke arah bangunan yang disinyalir sebagai tempat persembunyian Anres.

"Gue setuju sama Ayek, Bang. Naudzubillah kalau salah satu dari kita digrepe-grepe kalau tempat itu bukan cuma tempat persembunyian Anres. Takutnya, itu tempat juga jadi tempat jual diri bagi mereka yang bekerja sama mamanya Nina." Dipa bergidik.

"Jadi, gimana? Kita masuk semua atau ada yang perlu jaga mobil di sini?", tanya Hara.

"Empat orang aja yang masuk, tiga orang jaga di sini. Gimana?", kata Elang memberi saran.

"Oke," balas Keanu. "Siapa yang mau masuk ke dalam?"

"Gue, Bang." Dirga mengajukan diri.

"Ya udah, gue ikut." Ayres menimpali.

"Gue juga ikut," kata Keanu.

"Oke, gue ikut juga." Hara berkata yakin.

"Jadi yang jaga di mobil itu gue, Dipa, sama Elang." Tara memastikan. "Kalau lo-lo pada masuk ke dalam, hati-hati. Gue yakin penjagaan manusia-manusia laknat di dalam sana nggak semudah itu buat ditembus."

Things You Never Say To MeOù les histoires vivent. Découvrez maintenant