29

77 15 2
                                    

Pertemuan di sore hari ini, di rumah Dafa, cukup membuat Greha merasa emosional. Beberapa kali ia menyeka air matanya sebab bersitatap dengan kedua mata Ibu Dafa. Belum lagi Nila yang berbicara banyak dengan Ibu Dafa, menceritakan soal mendiang Dafa semasa hidup, Greha tidak bisa menahan diri. Greha sebenarnya malu jika salah satu dari mereka menyadari jika ia tengah menangis.

Pantang bagi Greha untuk bersikap lemah di hadapan orang lain. Papa sudah tidak ada lagi di dunia ini, untuk itu Greha mau terlihat kuat. Tapi yang namanya ikatan antara orang tua dan anak selalu menjadi perbincangan yang menimbulkan emosi yang beraneka ragam.

Misalnya, antara mendiang Dafa dan ibunya.

Ibu Dafa terisak saat tahu jika Dafa menyukai Nila semasa hidupnya. Bahkan, Ibu Dafa sempat menyalahkan dirinya sendiri karena membuat kedua anaknya terjebak dalam kemiskinan. Menyalahkan dirinya sebab belum bisa memberikan kehidupan yang layak pada kedua anaknya. Greha yang bukan anak kandung dari Ibu Dafa sedih mendengar penuturan Ibu Dafa, apalagi jika Dafa sendiri yang mendengar ini?

Secara naluri, Greha ingin mengatakan jika tidak benar bagi Ibu Dafa menyalahkan dirinya sendiri. Untuk apa yang telah terjadi sekarang, tidak ada siapapun yang berhak disalahkan. Ketidakmampuan bisa dialami siapa saja, tapi menyalahkan diri sendiri itu bukanlah sikap yang benar.

Tiba-tiba Greha merasa bersalah. Jika mengingat Mama, ia sedih sebab dalam beberapa hari terakhir ini Greha sama sekali tidak punya niatan untuk memperbaiki komunikasi dan hubungannya dengan Mama. Bahkan sebelum memutuskan ke rumah Dafa sore ini, keduanya sempat adu mulut. Greha ingin minta maaf pada Mama sekarang, tapi apakah ia bisa melakukannya?

Bahkan ketika mereka harus kembali pulang ke rumah masing-masing, perasaan sedih masih begitu dirasakan oleh Greha. Untungnya, tidak ada satupun yang menyadari jika Greha sempat menangis. Ketika kedua kaki Greha melangkah meninggalkan rumah Dafa, ucapan Dirga selanjutnya berhasil membuat Greha menatap pemuda itu dalam beberapa detik.

"Kenapa lo nangis?"

Greha lupa, jika Dirga bisa menjadi sangat jeli dalam beberapa situasi tertentu. Pemuda itu satu-satunya yang menyadari jika Greha sempat menangis. Percuma juga jika Greha berbohong, karena terasa sia-sia saja.

"Gue sedih, nggak kebayang gimana perasaan Ibunya Dafa sekarang. Kelihatan banget dia merasa bersalah untuk apa yang terjadi sama anak-anaknya. Ibunya Dafa bahkan menyalahkan dirinya sendiri atas ketidakmampuan yang mereka alami, padahal kalau dipikir, siapa sih yang mau hidup susah dan ngelihat anak-anaknya menderita? Setiap orang tua pasti memperjuangan banyak hal demi kebahagiaan anak-anaknya. Gue aja yang dengar beliau ngomong gitu jadi sedih sendiri, apalagi kalau Dafa seandainya dia masih hidup?"

Dirga tersenyum tipis. "Gue paham banget kok sama maksud lo. Gue juga sama, gue nggak pernah setuju kalau ada orang tua yang menyalahkan diri mereka sendiri atas ketidakmampuan ataupun ketidakberdayaan mereka karena terjebak dalam kemiskinan. Di belahan dunia manapun nggak ada manusia yang mau susah. Tapi kadang keadaan menuntut kita untuk tetap bertahan di situasi sulit. Nggak ada gunanya mau menyalahkan siapapun, apalagi situasi yang lagi membelit. Kita susah kan semata-mata sebagai pengingat dan ujian dari Allah."

Greha mengangguk setuju, dan detik itu pula ia semakin kagum pada sosok Dirgantara Wasupati. Seorang gadis yang kadang bersikap masa bodoh seperti Asancaya Greha meyakini jika ia benar-benar telah jatuh hati pada sosok pemuda berkacamata itu. Kalau saja Greha punya sedikit keberanian, ia ingin mengatakan pada Dirga, untuk menjaganya lebih lama, sebab Greha sendiri tidak mau hubungan yang awalnya dilandasi pura-pura ini berakhir dengan kata 'selesai'.

"Ngomong-ngomong, Bang Tara nanya apa aja ke lo, pas lo dianterin sama dia ke sini?", tanya Dirga melirik teman-teman lainnya yang sibuk menunggu giliran agar bisa masuk ke dalam mobil. Posisi Dirga dan Greha berada di barisan paling belakang.

Things You Never Say To MeWo Geschichten leben. Entdecke jetzt