"Kau adalah bonekaku," ucap Hanma menjapit dagu gadis di depannya dengan telunjuk dan ibu jarinya. "Kau adalah milikku."
Netra kuning cerahnya menatap dalam sosok itu. "Biar kuberi tahu sesuatu, kau harusnya sudah mati saat pertemuan pertama kita. Tapi aku penasaran apa yang akan terjadi jika orang yang harusnya mati, sekarang malah hidup?"
"Katakan, (Nama)," Hanma menyeringai. Ia mengecup lembut bibir gadis itu lumayan lama. "Berterimakasih lah padaku."
Pandangan mata Hanma menyipit liar.
***
Hoaammm
(Nama) meregangkan tubuhnya di atas kasur. Semalam tidurnya nyenyak sekali setelah belajar banyak tentang bab-bab yang akan muncul saat ujian. Gadis itu ditemani Mitsuya yang juga sebentar lagi ujian.
"Rasanya aku jadi percaya diri untuk lulus," kekeh (Nama) mengusap hidungnya bangga.
Gadis itu berdiri di depan kaca.
Hari baru.
Kisah baru.
Suara dering ponsel menandakan sebuah pesan masuk. (Nama) menatap layar benda itu beberapa saat. "Hm? Yuzuha?"
From : Yuzuhacchi-chan
(Nama)~ aku bosan pagi ini. Main ke karaoke yuk nanti
(Nama) mendengus. "Cih, berangkat sekolah saja belum, sudah ngajak bolos," gumamnya sambil mengetik pesan balasan untuk gadis sepantarannya tersebut.
To : Yuzuhacchi-chan
Kau setan atau iblis?
Pagi-pagi begini sudah mengajak ke jalan yang salah.
Tidak mau. Aku mau belajar dan jadi murid yang baik, Takacchi memarahiku semalam suntuk karena banyak nilai merah di ujian kali ini tahu!Tak berapa lama, ada balasan dari Yuzuha. (Nama) sempat memuji kecepatan pengetikan dari gadis berambut pirang kecokelatan itu.
From : Yuzuhacchi-chan
Sayang sekali^^
Aku tadi lihat di menu ada paket spesial doraemon edisi terbatas loh. Ya sudah, aku pergi bersama Hakkai saja^^
(Nama) melebarkan matanya. "Tak bisa dibiarkan," geramnya.
To : Yuzuhacchi-chan
Setelah jam istirahat makan siang. Kirimkan alamatnya, aku ke sana.
From : Yuzuhacchi-chan
OK^^
(Nama) menggigit bibirnya sambil mengepalkan tangan. "Bisa-bisanya aku tergoda hanya karena doraemon," geram dirinya sendiri dengan gemas. "Ini salahmu Shin-chan!"
Gadis itu menatap kotak penuh pita lidi itu dengan kesal, tapi tidak lama. Ia malah menimang-nimang kotak itu penuh kasih sayang. "Tidak jadi kesal. Aku sayang kau selamanya, Shin-chan."
Manik (e/c) gadis itu melirik pita lidi tersebut. Berkedip beberapa kali. "Ha? Tunggu. Satu, dua, tiga, empat ..."
(Nama) membuka kotak itu dan meletakkan isinya di atas tangannya, lalu menghitung ulang secara perlahan. "Satu, dua, tiga ...." mata gadis itu melebar. "KOK CUMA SEPULUH?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙁𝙇𝙊𝙒 2 [Tokyo Revengers] -𝚅𝙴𝚁𝚈 𝚂𝙻𝙾𝚆 𝚄𝙿-
Fanfiction"𝐂𝐄𝐑𝐈𝐓𝐀 𝐘𝐀𝐍𝐆 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐍𝐀𝐑𝐍𝐘𝐀 𝐁𝐀𝐑𝐔 𝐀𝐊𝐀𝐍 𝐃𝐈𝐌𝐔𝐋𝐀𝐈. 𝐊𝐀𝐋𝐈 𝐈𝐍𝐈 𝐀𝐊𝐔 𝐓𝐀𝐊 𝐀𝐊𝐀𝐍 𝐋𝐀𝐆𝐈 𝐁𝐄𝐑𝐃𝐈𝐑𝐈 𝐃𝐈 𝐒𝐈𝐒𝐈 𝐊𝐄𝐁𝐀𝐈𝐊𝐀𝐍." ▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄ °°•• Diharap baca Flow TR yang seri pertama untuk menge...