=50= Ikatan

1.9K 518 65
                                    

Eee gila aaksjshshsj udh 50 chapter aja. Mana arc Tenjiku ga nyampe-nyampe lagi. Capek bebep tuh ga kelar kelar😩😩  persis kek pas lagi nggarap Flow 1 Arc Valhalla.

Ngomong-ngomong, selamat membaca ❤️
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.

***

 

Sudah beberapa hari berlalu sejak hari itu. (Nama) agak melupakannya, apalagi Izana maupun Kakucho tidak ada yang menghubungi atau mendatangi rumahnya.

(Nama) pikir masalahnya sudah selesai dan ia tidak perlu lagi khawatir Izana akan muncul.

Tapi sialnya jaket pemuda itu masih ada padanya. Yah, mungkin besok atau lusa (Nama) akan mengabari Izana untuk mengambil jaket itu di tempat awal mereka bertemu, makam Shiniciro, sekalian berziarah.

"Bukan suku cadang yang itu. Cari yang lain. Katakan pada penjual kalau itu akan dipasangkan pada motor CB250T rakitan."  Draken dengan sabar--setengah gemas-- menjelaskan kembali pada sosok gadis yang tengah berdiri di depan jejeran mesin motor sambil memegang ponsel pada telinganya.

"Iya, iya, nanti aku tanyakan deh," jawab (Nama) melihat-lihat isi toko peralatan dan mesin motor yang kini tengah ia masuki.

Dari seberang sana Draken berdecak sebal. "Jangan cuma iya iya saja. Cari dengan benar. Kau sendiri yang bilang tidak usah ditemani membeli mesin, padahal kau tahu tentang motor saja tidak."

Perempatan imajiner muncul di sudut kening (Nama) begitu mendengarnya. "Aish, kau ini cerewet sekali sih, Draken. Kau dan Mikey cukup duduk tenang membenarkan motor, untuk masalah mesin lain yang harus dibeli serahkan saja padaku," omel (Nama) dalam sekali tarikan napas.

"Tch. Terserah kau saja. Awas saja kalau tidak cocok lagi seperti sebelumnya, kau harus---"

"Iya, iya aku paham. Dah!" potong (Nama) langsung mematikan panggilan yang terhubung. Ditatapnya layar benda itu dengan ekspresi masam, (Nama) mendengkus sebal. "Dasar cerewet!" makinya.

Sementara itu di sisi lain, Draken kini tengah mencak-mencak karena panggilan diputus secara sepihak oleh (Nama). "Dasar orang ini ...!"

Di sebelahnya, Mikey yang sedang berjongkok di samping mesin motor pun tertawa. "Hahaha, Ken-chin wajahmu seram sekali."

Mengabaikan ejekan Mikey, Draken bergabung dengan pemimpin geng Touman itu untuk membenarkan bagian motor yang lain. "Dia sudah bolak-balik tiga kali ini hanya untuk mencarikan bagian motor yang bahkan belum pernah dia lihat. Aku ragu kali ini dia membawa pulang yang benar," cerocos pemuda dengan tato naga pada sisi kepalanya tersebut.

"Jangan begitu, Ken-chin," sahut Mikey sambil tertawa. "Lagipula (Nama) sendiri yang menawarkan untuk membiayai sisa perbaikan dan mesin motor yang akan kita berikan untuk Takemicchi ini, jadi setidaknya hargai kerja kerasnya mencari bagian motor yang benar."

Draken mencebik masam. Kata-kata Mikey memang terdengar bijak, tapi kenyataannya pemuda bermarga Sano itu masih tertawa terbahak-bahak mengingat (Nama) yang selalu salah beli dan berakhir bolak-balik ke toko mesin motor.

Keduanya segera kembali mengerjakan tugas mereka memperbaiki motor CB250T tersebut.

***

𝙁𝙇𝙊𝙒 2 [Tokyo Revengers] -𝚅𝙴𝚁𝚈 𝚂𝙻𝙾𝚆 𝚄𝙿-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang