=45= Night Festival (2)

1.8K 517 117
                                    

Sebenarnya, permasalahan pelik hampir saja menimpa (Nama) setelah ia, Izana, juga Kakucho bertemu di festival.

Namun, (Nama) yang kepalang kesal karena menunggu Izana berjam-jam langsung menyeret pemuda itu tanpa babibu menuju stand makanan.

Dan menyuruh kedua pemuda tersebut membelikannya makanan yang banyak.

Gadis bersurai (h/c) itu masih waras untuk tidak menyulut pertengkaran dengan Izana, apalagi mengingat ada Kakucho di sana.

Pada akhirnya, (Nama) terbawa perasaan dan menikmati jalannya festival bersama Kakucho serta Izana. Melupakan sejenak pemikiran ruwet tentang identitas sebenarnya dari sosok Izana.

"Uwahhhh umaaaiii!" seru (Nama) ketika memasukkan satu bulatan takoyaki ke mulutnya. "Takoyaki hangat memang pas dimakan di cuaca dingin."

Komentar gadis itu dibenarkan oleh Izana dan Kakucho dalam diam, kedua pemuda tersebut juga tengah menyantap makanan mereka.

Tiga remaja tanggung dengan surai berbeda warna itu duduk di sebuah taman yang ada di pinggiran lapangan festival. Satu bangku bertiga dengan (Nama) berada di tengah.

"Pelan-pelan makannya," komentar Kakucho begitu (Nama) batuk akibat tersedak katsubushi yang menjadi toping di takoyaki.

Izana mengulurkan cup ocha hangat miliknya ke (Nama) dan gadis itu langsung meneguknya.

Remaja dengan surai (h/c) tersebut mengembuskan napasnya begitu ia selesai minum. "Ah, terimakasih, Kurokawa-san!" ucap (Nama) senang.

Sementara itu, Izana mengerutkan dahi begitu menyadari ocha yang baru ia minum seteguk kini sudah tandas. Pemuda 18 tahun tersebut mendengkus, lalu membuang cup minumnya ke tong sampah di samping.

Kakucho yang pertama selesai dengan makanannya. Pemuda dengan surai hitam pendek dan sebuah anting di sebelah telinganya itu berdiri.

"Sudah hampir jam 10, kita pulang, Izana." netra kehitamannya menatap ponsel dengan layar terbuka di tangan.

Izana mengangguk. Surai keabuannya bergerak lembut kala angin berembus. "Baiklah."

"Ah! Ammmkhu mwinnta nwomor!" (Nama) mengangkat ponselnya tinggi-tinggi. Mulutnya sekarang tengah penuh dengan satu bulatan takoyaki yang masih ia kunyah. Sebelah tangannya yang lain menggenggam tusuk takoyaki yang sisa 2 bulatan.

"Hah?!" Kakucho menatap cengo sosok gadis yang duduk di samping Izana.

"Dia minta nomor ponselmu, Kakucho," sahut Izana yang masih memakan takoyakinya dengan tenang dan anggun.

Mendengar suara Izana, (Nama) langsung mengangguk setuju. Gadis itu menelan makanannya. "Benar!" sambungnya sambil tersenyum lebar memamerkan deretan gigi putih.

Kakucho mendengkus, lalu ia mengambil ponsel (Nama) dan mengetikkan nomor miliknya. Tidak lupa ia juga memasukkan kontak Izana ke buku telepon (Nama), sesuai permintaan sang gadis tadi.

Namun, baru saja ketiga remaja tanggung itu hendak pergi setelah menghabiskan makanan, sebuah keramaian menarik perhatian (Nama).

Lebih tepatnya pada sebuah lemari kaca berisi kotak merah perhiasan yang di dalamnya terdapat cincin permata.

"Eh, tunggu tunggu," cegah (Nama) menarik tangan Kakucho dan Izana.

"Ck. Apa lagi sih, (Nama)?" Kakucho yang memegang beberapa boneka besar di tangannya ikut terseret, sementara Izana juga sama kondisinya.

"Kita ke sana dulu."

"AYO AYO! RAMAIKAN! TULISKAN ANGKA FAVORIT KALIAN DAN YANG BERUNTUNG AKAN MENDAPATKAN HADIAH BERUPA CINCIN PERMATA ASLI!"

𝙁𝙇𝙊𝙒 2 [Tokyo Revengers] -𝚅𝙴𝚁𝚈 𝚂𝙻𝙾𝚆 𝚄𝙿-Where stories live. Discover now