=42= 5th Division

1.9K 466 78
                                    

Mengambil waktu ketika (Nama) baru bergabung kembali ke Touman dan masuk di divisi lima.

(Ps. Flow 1. Chapter 62 : Our True Promise)

***

(Nama) mengetuk kakinya berkali-kali. Tangannya bersedekap di depan dada. Touman kali ini menghadapi beberapa masalah kecil tentang penghianat yang ingin mengadu domba Touman dengan geng lain.

Menghela napas, (Nama) menggulirkan matanya menatap sekeliling. Di tempat yang seperti gudang ini hanya ada dirinya dan satu orang lagi. Mereka berdua tengah menunggu kedatangan sang kapten divisi lima.

"Berisik."

Sosok berambut perak panjang dengan masker hitam di mulutnya tengah memainkan pisau di tangan.

(Nama) menghentikan ketukan kakinya dan menatap Sanzu selama beberapa lama.

Lalu (Nama) menghentakkan kakinya makin keras. Lebih cepat dari sebelumnya.

"Oi!" perempatan imajiner tercetak di dahi Sanzu. Ia berseru dan melempar pisaunya ke arah (Nama).

(Nama) menghindar hingga pisau tertancap di lemari kayu tempat gadis itu bersandar tadi.

"Hei, bahaya tau!" bentak (Nama) tak terima. Ia agak teringat sosok Chouji ketika melihat Sanzu dengan pisaunya. "Kau ini mau membunuhku, ya?!"

"Tadinya," sahut Sanzu geram. "Tapi karena tidak kena, jadi tidak jadi kubunuh."

"A-apa?!" perempatan imajiner kini juga terbentuk di kepala (Nama). Ia maju dan meraup kerah Sanzu. "Katakan, Sanzu Sialan, kalau kau ini memang tidak suka dengan keberadaanku di Touman kan?!"

Sanzu balas meraup kerah baju (Nama). Netra emerald blue miliknya mendelik pada gadis itu. "Memang. Aku tidak pernah menyukai keberadaanmu. Malah Mikey menaruhmu di divisi lima, itu menjijikan."

"Katakan itu pada Mikey sendiri! Kau pikir aku mau di sini, apa?!" jawab (Nama) geram.

Sanzu berdecak. "Daripada itu, aku lebih tidak suka kau mengganggu Touman. Sana pergi jauh-jauh, kau sialan."

"Hahh??" (Nama) menjedukkan dahinya ke dahi Sanzu. "Kau ini ngelunjak ya, orangnya. Beraninya kalau Mucho tidak ada. Ayo bertarung sekarang, Sialan!"

"Ayo! Siapa takut." Sanzu mendorong dahi (Nama) dengan kekuatannya.

"Sanzu Sialan!"

"Kau yang sialan, (Nama)!"

"Kau!"

"Kau!"

"Kau!"

Mengetatkan rahangnya, Sanzu hendak melayangkan tangannya meninju (Nama), tapi gadis itu lebih cerdik dengan melilitkan  satu tangannya mencegah Sanzu. "Teme!"

"Tidak kena," ejek (Nama) menjulurkan lidahnya.

Namun, ketika perseteruan (Nama) dan Sanzu akan berlanjut serius, sosok Yasuhiro Muto memasuki gudang yang menjadi markas divisi lima tersebut.

"Sanzu! (Nama)! Hentikan," seru Mucho begitu ia masuk.

Baik Sanzu maupun (Nama) awalnya tidak ingin melepaskan jeratan satu sama lain, tetapi ketika Mucho kembali bersuara, akhirnya mereka menurut.

Kilatan petir seolah tercipta di antara mata (Nama) dan Sanzu jika keduanya tidak sengaja bertatapan.

Mucho memijat pangkal hidungnya sambil menghela napas. "Kalian ini ..." bisiknya lelah. "Bisa tidak, akrab sehari saja?"

𝙁𝙇𝙊𝙒 2 [Tokyo Revengers] -𝚅𝙴𝚁𝚈 𝚂𝙻𝙾𝚆 𝚄𝙿-Where stories live. Discover now