*:・゚✧*:・゚
"Emma, mulai sekarang kau akan hidup bersama Kakek, ya ..." wanita dengan rambut pirang dan iris sewarna itu menatap Emma.
Kalimat terakhir yang diucapkan sang ibu adalah pengantar kepergian sosok yang telah melahirkannya itu. Emma tahu, lebih dari siapapun, bahwa setelah hari itu kemungkinan dirinya tak akan bertemu lagi dengan ibunya.
"Kapan Mama akan menjemputku?" bocah perempuan dengan rambut pirang yang dikuncir kuda itu menatap paras ayu ibunya. Lipstik merah menyala yang jarang dipakai sang mama, kini dipakainya, serta aroma parfum bak kebun bunga yang bermekaran.
Mama-nya akan pergi jauh.
"Nanti, saat tugas Mama selesai." perempuan itu berdiri, lalu menggeret kopernya menjauh dari Emma yang masih berdiri di depan gerbang kediaman dari mantan mertuanya tersebut.
Sejak saat itu, Emma pikir dirinya akan sendirian dan kesepian tanpa ibunya. Namun, keberadaan kakak-kakaknya ternyata membuat Emma lebih bahagia dari sebelumnya.
Belum lagi kawan-kawan Shiniciro dan Mikey yang ramai, mengantarkan Emma mengenal banyak orang dengan kepribadian yang berbeda. Terutama ketika suatu hari Baji mengenalkan seorang gadis seumuran Emma padanya.
Sosok yang pernah sekali ia lihat sebagai kawan sekelas Mikey yang suram dan pendiam, kini berubah menjadi ceria dan penuh semangat. Rambut (h/c) panjang yang dulu menutupi hampir sebagian wajahnya, kini dikucir tinggi, dengan beberapa pita lidi doraemon menghias.
Pita itu ..., batin Emma mengenalinya. Emma pernah menolak pemberian Shiniciro karena rasanya pita itu tidak sesuai dengan seleranya. Syukurlah karena pemberian kecil itu, bocah perempuan bernama (Nama) itu bisa berubah menjadi pribadi yang lebih ceria.
"Halo, Emma-chan, hisashiburi!" bocah perempuan itu menyalami tangan Emma dengan semangat. Cengiran nakal khas terukir di bibir (Nama). "Kau masih ingat aku? Kalau tidak, biar aku memperkenalkan diriku lagi."
"Aku (Surname) (Nama)! Calon kakak iparmu!" serunya bersemangat.
Mendengarnya jelas membuat Emma speechless. Kakak ipar?
Belum sempat menjawab sapaan (Nama), Baji keburu menempeleng kepala gadis itu. "Oi, perkenalan diri macam apa itu!" Baji mengerang kesal.
(Nama) sontak mengaduh. "Sialan, sakit tahu, Keicchi! Lagipula itu terserahku, baka.''
Emma memperhatikan bagaimana kawan-kawan Mikey yang lain menimpali omelan (Nama) dan mengomentari perkenalan diri gadis itu tadi.
Mereka sangat akrab
Emma tersenyum lebar. Temannya bertambah lagi satu. "Baiklah, aku tidak keberatan punya kakak ipar imut sepertimu, (Nama)-chan!" ucap Emma, lalu menggamit lengan gadis itu erat.
YOU ARE READING
𝙁𝙇𝙊𝙒 2 [Tokyo Revengers] -𝚅𝙴𝚁𝚈 𝚂𝙻𝙾𝚆 𝚄𝙿-
Fanfiction"𝐂𝐄𝐑𝐈𝐓𝐀 𝐘𝐀𝐍𝐆 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐍𝐀𝐑𝐍𝐘𝐀 𝐁𝐀𝐑𝐔 𝐀𝐊𝐀𝐍 𝐃𝐈𝐌𝐔𝐋𝐀𝐈. 𝐊𝐀𝐋𝐈 𝐈𝐍𝐈 𝐀𝐊𝐔 𝐓𝐀𝐊 𝐀𝐊𝐀𝐍 𝐋𝐀𝐆𝐈 𝐁𝐄𝐑𝐃𝐈𝐑𝐈 𝐃𝐈 𝐒𝐈𝐒𝐈 𝐊𝐄𝐁𝐀𝐈𝐊𝐀𝐍." ▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄ °°•• Diharap baca Flow TR yang seri pertama untuk menge...