Rencana dimulai dengan Hanma yang menyamar lalu menghajar bawahan Umai dan mengaku sebagai suruhan Aibou, begitu sebaliknya.
Suasana di antara dua kelompok anak-anak paling berpengaruh di sana mulai memanas, barulah (Nama) turun tangan.
"Kalau aku jadi kau, aku akan menghabisi bawahan Umai loh, Aibou-kun." (Nama) bersandar di salah satu tangga seluncuran, sementara sosok gempal yang terus memakan jajannya hanya mendengarkan dengan geram.
(Nama) tertawa kecil. Ia menepuk bahu Aibou. "Rasanya menyebalkan kan? Diremehkan oleh musuh alamimu sendiri."
Senyuman miring (Nama) tercipta begitu melihat anggukan dari Aibou. "Umai sudah kelewatan!"
"Ya! Dia sudah kelewatan.." (Nama) menahan tawanya. "Gerombolan Umai itu sering berkumpul di lapangan voli tiap hari Sabtu. Ne, Aibou-kun, kau tidak mau memberi dia 'sedikit' pelajaran? Kupikir, dengan merebut sebagian bawahannya sebagai ganti bawahanmu yang dihajar bukan masalah. Benar kan?"
"... Hehe." kekeh (Nama) saat Aibou kembali mengangguk.
"Aku akan ke sana!" Aibou berdiri dan menatap lamat (Nama) yang tubuhnya jelas lebih kecil dan pendek darinya. "Terimakasih atas informasinya, (Surname). Aku tahu kau pasti ada di pihakku."
"Douitashimashite~"
***
Uhuk
(Nama) terbatuk keras di depan Umai yang tengah bersama gerombolan teman-temannya.
"Lihat! Dia adalah salah satu yang dihajar bawahan Aibou bersama yang lain, Umai-kun!" teriak salah satu bawahan Umai.
"Lemah," dengus Umai yang bertubuh tinggi dengan rambut kebotakan tersebut. Ia mendekap tangannya menatap remeh pada (Nama).
(Nama) merasakan perempatan imajiner tercetak di dahinya. Ia menuding Umai sebal. "Oi, makanya rasakan sendiri dong. Jangan hanya suka memerintah, kuso."
Umai terlihat tidak suka. Ia yang tengah duduk kini berdiri menghadap para bawahannya. "Lalu, kenapa kalian membawa bocah lemah ini ke sini?"
Salah satu dari mereka membungkuk hormat. "Dia sendiri yang datang kemari dan ingin menemuimu, Umai-kun."
"Ya, dia benar," sahut (Nama) memutar matanya jengah.
"Ada urusan apa kau denganku?" Umai mendekat pada (Nama) dan meraup kerah jaket yang dipakai gadis kecil itu.
"Aku dihajar seseorang dan dia mengatakan padaku untuk bertemu denganmu."
"Denganku?" beo Umai menaikkan alisnya.
(Nama) mengangguk. "Besok Sabtu di lapangan bola voli, seseorang yang menghajar bawahanmu satu-persatu ingin menantangmu untuk bertarung."
(Nama) jatuh ke atas tanah saat Umai melepaskan cengkeramannya. Gadis itu terdorong ke belakang.
"Heh," kekeh Umai mengepalkan tangannya. "Setelah menghajar bawahanku, sekarang mereka mengganggu orang lain yang bahkan tak kukenal hanya untuk menyampaikan tantangan? Sialan sekali."
"Kita terima tantangan itu. Sabtu nanti kita akan berangkat bersama ke lapangan voli."
***
Sabtu kemudian, semuanya terjadi seperti yang (Nama) rencanakan.
Pertikaian terjadi. Pihak Umai dan Aibou yang sama-sama menolak kalah, hingga akhirnya pertarungan dimenangkan Aibou dengan perjuangan yang lumayan berat.
(Nama) dan Hanma yang hanya menonton dari pinggir lapangan sambil memakan camilan. Namun, (Nama) tak terlihat senang dengan hasil itu.
Gadis kecil tersebut berdecak. "Aku agak kesal karena Umai-kun kalah. Dia memang tipe orang bersumbu pendek, tapi caranya memimpin anak-anak layak untuk dipuji. Tidak seperti Aibou-kun yang asal-asalan. Aku tidak suka." (Nama) melirik Hanma yang berdiri di sampingnya. "Shuu-chan, bereskan."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙁𝙇𝙊𝙒 2 [Tokyo Revengers] -𝚅𝙴𝚁𝚈 𝚂𝙻𝙾𝚆 𝚄𝙿-
Fanfiction"𝐂𝐄𝐑𝐈𝐓𝐀 𝐘𝐀𝐍𝐆 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐍𝐀𝐑𝐍𝐘𝐀 𝐁𝐀𝐑𝐔 𝐀𝐊𝐀𝐍 𝐃𝐈𝐌𝐔𝐋𝐀𝐈. 𝐊𝐀𝐋𝐈 𝐈𝐍𝐈 𝐀𝐊𝐔 𝐓𝐀𝐊 𝐀𝐊𝐀𝐍 𝐋𝐀𝐆𝐈 𝐁𝐄𝐑𝐃𝐈𝐑𝐈 𝐃𝐈 𝐒𝐈𝐒𝐈 𝐊𝐄𝐁𝐀𝐈𝐊𝐀𝐍." ▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄▄ °°•• Diharap baca Flow TR yang seri pertama untuk menge...