=47= Heart Warming (2)

2.2K 492 185
                                    

6 tahun lalu ...

"(Nama), turun sayang. Waktunya makan malam."

Sosok berambut (h/c) dengan perut buncit itu meletakkan piring dan lauk ke atas meja. Ririka mendongak ke ujung tangga yang ada di samping dapur, lantai dua dimana kamar (Nama) berada. "Sayang, ayo makan."

Hening. Tidak ada jawaban. Alis Ririka mengerut.

Sebelum memutuskan menghampiri kamar (Nama), terlebih dahulu Ririka membereskan dapurnya. Sampah dan peralatan makan yang tadi ia gunakan untuk memasak ia taruh di tempat cucian piring. Begitu pula dengan sebuah pisau.

Namun, ketika tangan Ririka memegang pisau itu, suatu bisikan di kepalanya terdengar.

Tusuk perutmu

Tusuk perutmu

Keluarkan bayi dari laki-laki iblis itu dari perutmu.

Hanya (Nama) seorang yang kau izinkan pernah mendiami rahimmu.

Ayo! Tunggu apa lagi!

Ririka menggelengkan kepalanya keras. Tubuhnya yang awalnya bergetar kini mulai tenang dan dengan keras ia melempar pisau itu ke tempat cucian. "Tenangkan dirimu, Ririka... (Nama) akan sendirian jika kau melakukannya," bisik perempuan itu menarik napas panjang.

"(Nama)?" panggil Ririka ketika perempuan itu menaiki anak tangga. Kandungan enam bulannya agak membuat Ririka susah bergerak, tapi dengan sabar ia menapaki satu-persatu titian yang mengarahkannya ke kamar (Nama).

"(Nama)?"

Perempuan itu memasuki kamar putrinya. Tidak ada siapapun di dalam. "Dia ke mana sih malam-malam begini?"

Ririka menggelengkan kepalanya tak habis pikir ketika melihat kamar berantakan (Nama). "Aduh, dasar anak gadis. Sudah besar tapi masih berantakan saja kamarnya." ia lalu mulai membersihkan kamar (Nama).

Hingga akhirnya ia sampai pada meja belajar putrinya. Sebuah catatan yang ditulis dengan rapi dan runtut pada sebuah buku diary.

Ririka mengerutkan dahinya ketika membaca deretan kalimat pada buku tersebut.

"Rencana pembunuhan pada kepa*at Matsuri."

Begitu judulnya.

Matsuri. Sosok pejabat berpengaruh yang paling kaya di Tokyo.

Orang yang memerkosa Ririka hingga hamil saat ini.

Bahu Ririka bergetar hebat membaca segenap tulisan yang ada di dalam buku itu. Sebuah rencana yang amat sangat tertata rapi dan sangat matang, hanya tinggal eksekusinya saja.

Mengerikan.

Menjatuhkan buku diary tersebut, Ririka merasa isi perutnya bergejolak. "Bagaimana bisa ... anak umur 10 tahun memikirkan rencana seperti ini ..?!"

Mengerikan.

"Tadaima."

Suara (Nama) terdengar dari arah pintu masuk lantai satu. Ririka menoleh cepat dan bergegas berjalan ke luar. Ia harus menyambut putrinya. Tapi, sesuatu menghentikan gerakannya.

Mengerikan.

Ririka merasakan mual. Seharusnya ia senang jika ada yang akan menghancurkan Matsuri, sosok yang telah mengobrak-abrik hidup dan keluarganya. Tetapi Ririka tidak menyangka kalau itu akan datang dari putrinya sendiri.

Mengerikan.

Putrinya yang imut dan manja. (Nama) yang selalu riang jika bersama sahabatnya itu dan selalu menurut serta menemaninya dalam melalui ujian hidup.

𝙁𝙇𝙊𝙒 2 [Tokyo Revengers] -𝚅𝙴𝚁𝚈 𝚂𝙻𝙾𝚆 𝚄𝙿-Where stories live. Discover now