=55= Attack!

1.1K 292 13
                                    

"Kebetulan, aku juga ingin ke kantor One untuk menemui kalian. Jadi tidak perlu repot-repot menjemput." (Nama) turun dari mobil dan memerintahkan sang sopir taksi untuk pergi.

Deux menaikkan alisnya. "Bodoh. Kau malah mau menghampiri kandang singa?"

"Apa maksudmu?" geram (Nama). Gadis dengan surai (h/c) itu menunjuk Deux dan menatap tajam pemuda tersebut. "Kalian berdua hanya bisa dihentikan oleh One. Kalau bisa aku akan meminta kalian untuk dipenjara."

"Nee-chan, kau tidak tahu apa-apa!" seru Tetra dari belakang Deux. Wajah dengan lingkaran hitam di bawah matanya terlihat sangat sayu dan menyedihkan, tetapi (Nama) tidak perduli.

"Tetra," bisik Deux memeringati. "Diam."

"Tapi, Deux-nii, kita tidak bisa membiarkan Nee-chan berpikiran buruk tentang kita." Tetra mulai melangkah ke samping Deux. "Apalagi dia malah mau mendekati kandang singa!"

"Apa-apaan ini?!" (Nama) menyipitkan matanya. Gadis itu teringat apa yang dua bersaudara itu lakukan padanya terakhir kali. "Kata-katamu seperti mengatakan kalau One lebih berbahaya dari kalian, Tetra."

"Memang nyatanya begitu!" Tetra sengit.

"Tetra!" seru Deux keras, membuat sang adik tersentak dan kembali diam. Deux menghela napas, ia lalu membenarkan letak kacamatanya. "Ane-san tidak perlu tahu apa yang terjadi di antara kita dan One."

"Apa-apaan ini?" sengit (Nama) merasa dongkol seketika itu juga. "Jangan bercanda!"

"Ane-san." Panggil Deux pelan. "Ane-san, ada sesuatu yang harus kau ketahui tentang One. Dia yang sekarang bukan seperti dulu lagi. Dia kini mengincar nyawamu."

***

Kilasan masa lalu dimulai. Beberapa tahun lalu, tak lama setelah divisi kupu-kupu dibubarkan.

One yang tengah tertidur di meja kerjanya tiba-tiba merasa sesak napas. Tubuhnya bergetar hebat dengan wajah memerah kekurangan oksigen.  "Akh!"

Matanya sedikit terbuka. Dengan sekuat tenaga, One meraih sebuah telepon kabel di depannya dan memencet angka 2 lama. Panggilan tersambung dengan seseorang yang merupakan kembarannya.

"Ada apa, Ichiro?"

"Akh! N-nnh-Nishiro .. kh." One terbata dalam memanggil sosok Deux. "Ni-Nishiro! To.. long..nh.."

Dari seberang sana, tentu Deux yang tengah membereskan tumpukan kertas perjanjian perusahaan Matsuri langsung panik dan segera menuju ruangan kakak kembarnya.

Brak

Pintu ruang kerja One terbanting keras ketika Deux masuk dengan tergesa. Di belakang pemuda itu juga terdapat beberapa maid yang mengikuti.

"Ichiro! Ichiro!" Deux mengangkat tubuh kakak kembarnya dan memapah sosok tersebut untuk duduk di sofa panjang dalam ruangan.

Deux mengambil dengan kasar kotak obat yang dibawa salah satu pelayan dan membantu meminumkannya pada One.

Sang kakak tertua hanya menurut. Bahkan ketika Deux melempar gelas ke hadapan para pelayan dengan wajah penuh emosi.

"Sebenarnya apa yang kalian lakukan di sini?! Majikan kalian sedang sekarat diambang kematian dan tidak ada satupun yang ada di dekatnya?!" Deux menatap satu-persatu pelayan laki-laki dan perempuan yang tengah menunduk sedalam-dalamnya.

Ketika tak ada yang berani menjawab, Deux kembali membentak. "JAWAB!"

"Mohon maafkan kami, Tuan Muda Ichiro, Tuan Muda Nishiro!" salah satu pelayan akhirnya bersujud di lantai. Diikuti yang lainnya, mereka terlihat gemetar. "Kami lalai."

𝙁𝙇𝙊𝙒 2 [Tokyo Revengers] -𝚅𝙴𝚁𝚈 𝚂𝙻𝙾𝚆 𝚄𝙿-حيث تعيش القصص. اكتشف الآن