#24🌻

737 77 33
                                    


"Hei habis ini pelajaran apa?" Tanya Allena sambil memakan cokies nya. "Mau?"

"Hmm pelajaran.. oh mantra bersama Slytherin" kata Susan dan menatap Allena ragu.

Tiga sahabat Allena sudah tau cerita tentang kenapa Allena menangis dan kenapa Allena merasa harus meminta maaf pada Draco. Tetapi Allena tidak cerita semuanya pada mereka.

"Oh ok, ah kapan waktunya makan siang aku lapar" keluh Allena tanpa memperdulikan tatapan cemas dari Susan.

"Kau baru saja makan tadi Allena" kata Ernie sambil memakan cokies Allena.

"Allena kau sudah tidak apa-apa?" Tanya Susan yang khawatir.

"Aku? Kenapa?" Kata Allena bingung.

"Ah sudahlah Susan, aku yakin Allena tak apa-apa, betulkan" kata Ernie semangat. "Bagaimana kalo kita mengambil sandwich dari dapur Allena?"

"Setuju! Ayo" kata Allena bersemangat.

"Hanya makanan yang kalian pikirkan" kata Justin menutup bukunya. "Aku ikut"

"Hee 'hanya makanan yang kalian pikirkan'" kata Allena meledek Justin.

"Justin hanya malu Allena, hei Susan mau ikut?"

"Ya ya baiklah, ayo aku juga lapar" setuju Susan.

"Baiklah ayo kita makan!" Kata Allena semangat sambil memeluk lengan Justin seperti biasa.

Mereka berempat pun langsung bergegas pergi ke dapur. Allena memang terkadang masih mengingat tingkah Draco yang manis saat melihat jepitan yang diberikannya. Tapi dia tak mau membuat orang sekitarnya khawatir, jadi dia sudah bertekad untuk benar-benar menganggap Draco seperti pertama mereka bertemu.

***

Allena sedang berjalan sendirian menikmati waktu sore. Allena menikmati waktu nya sendirian. Sampai dia tak sengaja melihat gerombolan anak Slytherin, dan salah satunya ada seorang anak berambut pirang yang sedang ia hindari.

"Diggory"

"Malfoy" batin Allena saat tatapan nya bertemu dengan Draco. "Berusaha biasa saja, kau hanya akan melewati nya dan semuanya selesai"

Allena berjalan berusaha tak memperdulikannya. Tapi itu sulit karena Draco terus menatap nya.

"Oh lihat ada Diggory!" Kata Theo dan berdiri tepat didepan Allena. "Mau pin Diggory?"

Allena menatap pin yang berubah-ubah itu di dalam kotak. Yang bertuliskan "Potter bau dan Cedric berjaya".

"Eh apa ini?" Tanya Allena ketika melihat wajah kakak nya di pin tersebut.

"Pin tentu saja!" Kata Theo ceria. "Kau mau? Aku tau kau sangat cinta pada kakak mu dan akan memakainya bukan?"

"Hmm maaf tapi aku tak ingin" tolak Allena sopan dan berusaha menghindar.

"Oh ku kira kau akan mendukung kakak mu" kata Theo melangkah mendekati Allena dengan wajah yang mengintimidasi yang membuat Allena otomatis mundur.

"Ya, aku memang mendukung nya bukan berarti aku harus menggunakan nya" tegas Allena yang sudah mulai jengah.

"Oh dia berani melawan mu Theo" celetuk Pansy mendekat ke arah Allena dan Theo. "Ku pikir kau harus menggunakan nya Diggory"

"Kenapa tak kau saja yang menggunakannya sendiri!" kata Allena tajam lalu mendorong Pansy dan Theo kasar agar dia bisa lewat.

"Crabbe, Goyle tahan dia!"

Dengan cepat Crabbe dan Goyle sudah berdiri tepat didepan Allena. Tentu Allena tak bisa melawan, jika dibandingkan dengan tubuhnya ia bagaikan kelinci di tengah-tengah para raksasa mengerikan.

My Little Princess (your brother Cedric)[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang