Bab 22 : Semuanya terhubung

10 5 0
                                    

Terdapat seorang pria sedang duduk kesepian di atap gedung sambil memandangi awan - awan mendung yang menutupi matahari. Pria itu adalah Louis, rupanya dia sedang menunggu Dylan yang dari tadi belum kembali dari klan Nestle. Louis melepas kacamata hitamnya lalu melihat ke arah matahari, dan berkata, "mengapa aku harus susah payah membantu kasus ini?" Tanyanya pada dirinya sendiri.

"Benarkah kau ingin berhenti?" Tiba - tiba terdengar suara Dylan dibelakangnya. Louis yang setengah kaget langsung berdiri dan bertanya, "bagaimana? Temukan solusi?" Dylan menghela nafas dan menjelaskan, "ya, seperti perkataanmu, James berencana mengambil kekuatan Demon Hunter." Louis langsung bertingkah aneh, dia sangat gembira karena intuisinya benar selama ini.

"Oke, sekarang apa rencanamu?" Tanya Louis. "Emm... kurasa aku akan berencana membuka kasus ini satu - persatu." Louis mengerutkan dahi mendengarkan rencana Dylan. "Satu - persatu, maksudnya?" Dylan menjelaskan, "jika tentang menghabisi penjahatnya, sebenarnya aku bisa menghabisinya sekarang. Tapi, karena aku polisi dan ini berhubungan dengan manusia, aku tidak mungkin menghabisinya, dan aku tidak mungkin membawa seorang Vampir ke pengadilan."

"Maka dari itu, aku membutuhkan bantuanmu," ucap Dylan sambil memegang pundak Louis. "Oke, tidak masalah, katakan saja." Louis dengan senang hati memberikan bantuannya. "Aku ingin kau bersama pasukan Eric mencari tahu dan mengawasi James dan jika bisa temukan Lisa juga, setelah kalian menemukan lokasinya, hubungi aku. Tapi ingat, hanya kelompok kecil, aku tidak ingin seluruh manusia Serigala terlibat masalah ini. Oh satu lagi, dan jika memang tuan Paul masih hidup maka-"

"Ya, aku akan menghubungimu," ucap Louis yang sepertinya tidak tahan dengan penjelasan Dylan. "Hey, apakah kau kesal?" Tanya Dylan dengan tertawa kecil. "Aku seorang pemimpin, tetapi kenapa aku seperti dibawah kendalimu," ucapan Louis yang langsung ditertawakan Dylan.

Setelah beberapa detik penuh canda dan tawa, Louis mengajukan pertanyaan, "lalu apa yang kau lakukan sekarang?" Dylan menjelaskan lagi, "aku akan-"

"Tunggu - tunggu, pastikan penjelasanmu sangat ringkas," sela Louis yang lagi - lagi membuat Dylan tertawa. "Oke - oke, aku akan mengulangi dan mengecek segala kejanggalan yang kutemui selama ini terlebih dahulu. Karena aku mempunyai firasat bahwa semua kejadian aneh yang kutemui itu adalah petunjuk atau peringatan seperti 'sesuatu yang besar akan datang'. Dan yang kedua, aku harus memikirkan bagaimana caranya agar semua orang tahu dan percaya bahwa James pelaku pembunuhan berantai selama ini tanpa menemuinya, melihatnya, dan berbicara dengannya."

"Baiklah kalau begitu, aku akan mulai operasi ini," Ucap Louis. Dylan pun menyemangati, "semoga beruntung," mereka berdua akhirnya berpisah jalan dan menjalankan misi seperti yang direncanakan.

Dylan melompat turun dari gedung ke gang yang sepi, dan di ujung jalan sana terdapat 3 taksi yang sepertinya sedang mencari penumpang. Dylan berlari kecil menuju salah satu taksi tersebut, dia mencoba menghemat tenaganya dengan kembali ke Seattle menggunakan taksi. Tetapi tiba - tiba, dia berhenti sejenak dan teringat suatu hal. "Jika aku kembali ke kantor dengan keadaan tanpa petunjuk seperti ini, aku pasti akan dikira istirahat semalaman oleh John dan yang lainnya. Emm... lebih baik aku pulang dan membersihkan diri dulu," ucap Dylan.

Dylan akhirnya merubah arah ke apartemennya terlebih dahulu menggunakan taksi. Dia juga melihat dan menghafal segala tempat - tempat yang dilaluinya untuk dijadikan alasan semata nanti.

***

Setelah 15 menit berlalu, Dylan sudah rapi dengan kemeja putih dan bersiap untuk berangkat ke kantornya. Dylan pun memakai jaket kulit coklat favoritnya, dan saat memakainya terasa ada yang mengganjal di saku jaket tersebut. Dylan mengeluarkan benda yang menyangkut tersebut, dan menemukan kotak obat kecil yang berisi pil - pil yang selama ini dia bawa. "Sepertinya aku butuh dosis yang lebih." Dylan pun menuju ke dapur dan mengambil beberapa pil dan menambahkan ke kotak obat tersebut, tidak lupa dia juga memakan 2 pil tersebut. Setelah menyelesaikan urusannya, Dylan akhirnya pergi meninggalkan apartemennya tersebut dan pergi ke kantor.

DYLAN JACKSON AND THE CURSE OF THE MALGOUDWhere stories live. Discover now