Bab 23 : Rumah tua dan petunjuk terakhir

15 3 5
                                    

Setelah perjalanan yang melelahkan mereka berempat akhirnya kembali ke kantor departemen kepolisian Seattle. Karena terlalu capek, Irene ketiduran di bahu Dylan. Dylan yang melihatnya tertidur segera membangunkannya. "Irene, kita sudah sampai." Irene pun bangun dan langsung keluar dari mobil tanpa berkata apapun kepada Dylan.

"Baiklah Inspektur, aku pergi ke dalam dulu,"Inspektur Daniel hanya mengangguk.

Dylan pun berjalan memasuki kantor, matanya tertuju kepada Irene dan langsung menghampirinya. "Irene, aku ingin bertanya sesuatu," Irene menoleh dengan tatapan mengantuk. "Apakah kau tahu tanggal kelahiran Lisa?" Tanya Dylan. Irene mengingat - ingat. "Aku tidak tahu pasti, tapi dulu saat aku melihat biodatanya... emm, aku rasa 13 Agustus, memangnya kenapa?"

"Apakah kau yakin? Tanya Dylan memastikan. Irene mengangguk -anggukan kepalanya. "Kalau kau tidak percaya, tanya saja pada Rachel," setelah mendengar nama 'Rachel' Dylan dengan otomatis percaya pada ucapan Irene, "tidak - tidak, aku lebih percaya padamu. Tunggu, 13 Agustus artinya besok?" Ucap Dylan sangat terkejut. "Ya, tapi sayangnya dia harus pergi diculik entah kemana, dan merayakannya dengan tangisan," ucap Irene dengan nada menakutkan.

"Aku harus mencari lokasinya," ucap Dylan segera pergi ke ruangannya untuk mengambil perlengkapan. Setelah tiba di ruangannya, Dylan mengambil beberapa pistol dan pisau. Karena lawannya bukan manusia, dia mengisi amunisi pistol - pistol tersebut dengan peluru perak nitrat dan ultraviolet, dan tidak lupa pisau perak yang dia curi.

Setelah selesai menyiapkan perlengkapan, Dylan mencoba menelpon Louis, tapi langkahnya terhenti karena Dylan teringat ucapan tuan Francis tentang Louis. "Hahh, siapa yang harus aku percaya, aku butuh bantuan. John? Tidak dia manusia. Klan Nestle? Tidak." Dylan sangat kesal karena, tidak ada yang bisa dia percayai penuh untuk membantunya. Akhirnya setelah bergelut dengan pikirannya begitu lama, dia teringat satu nama. "Eric." Dylan tersenyum sendiri setelah mengucapkan nama itu. "Mungkin dia manusia Serigala, tapi dia pasti tidak tahu apa - apa, dan jika Louis terlibat, Eric bukan orang yang akan dia beritahu tentang rencananya.

Untungnya pada saat penyelidikan di rumah Paul dan Lisa Corwell, Dylan sempat meminta nomer teleponnya. Dylan langsung mencari kontak Eric dan menelponnya.

"Halo? Auugg auugg" Terdengar suara Eric dan beberapa lolongan Serigala di dekatnya.

"Kau dimana?" Tanya Dylan.

"Aku sedang berada di Forks, kami melakukan pencarian seperti yang kau dan Louis perintahkan. Tapi sebentar lagi kita akan pergi ke Port Angeles lalu ke LA dan San Francisco." Jelas Eric.

"Apakah Louis bersamamu?" Tanya Dylan memastikan.

"Tidak, hanya ada aku dan tim ku, semuanya berjumlah 22 orang. Setengahnya mereka sedang berada di Kent." Jelas Eric.

Tanpa pikir panjang Dylan langsung berkata, "bisakah kita bertemu di LA, aku membutuhkanmu untuk menyelidiki sesuatu." Ucap Dylan.

"Baiklah," ucap Eric

"Tapi pastikan kau sendiri, nanti jika aku sudah sampai, aku akan kirim lokasi untuk kita bertemu" ucap Dylan dengan senyum miring.

"Tapi aku bukan Alpha di tim ini. Jadi, aku tidak bisa pergi begitu saja tanpa alasan khusus," jelas Eric sekali lagi.

"Apakah tim mu tahu bahwa aku juga yang memberikan perintah?" Tanya Dylan.

"Ya, bangsa Serigala sudah tahu tentang hubungan pertemanan kalian," ucap Eric.

"Kalau begitu, bilang saja aku yang membutuhkan bantuanmu. Lakukan saja dan jangan banyak tanya! Oke, aku tunggu di LA," Dylan menutup telponnya, setelah menutup telponnya terlihat baterai ponsel Dylan tinggal 5 persen. Dylan memutuskan untuk mengcharge ponselnya dan segera pergi ke LA dengan berlari, karena cuaca sangat mendung dan sepertinya mau hujan dia memberanikan diri untuk berlari di tengah kota.

DYLAN JACKSON AND THE CURSE OF THE MALGOUDWhere stories live. Discover now