Bab 14 : Virus Veneniotal

21 6 0
                                    

Mereka melihat terdapat sesuatu seperti darah berwarna hitam pekat didalam lengan Paul. Irene yang merasa tidak terima atas tindakan Dylan segera memarahinya.

"Apa - apaan ini?!" Dia melanjutkan dengan nada tinggi, "Kau tidak bisa membedahnya begitu saja? Kau perlu persetujuan?!" Dylan hanya mengabaikan perkataannya.

"Itu akan memakan waktu," ucap Dylan singkat.

"Apa sebenarnya ini?" Tanya John. Dylan berpaling menatapnya dan memberitahunya, "itu darah yang terkena virus. Namanya virus Veneniotal," jelas Dylan.

"Venen apa? Kau yakin, kau tidak mengada - ada? Karena aku belum pernah dengar nama virus itu," Dylan sedikit kesal dengan perkataan Irene, "tentu saja, aku tidak mengada - ada," ucap Dylan.

"Memangnya, bagaimana cara kerja virus itu?" Tanya salah satu wanita, "virus itu dapat menyerap ke tubuh korban dengan sangat cepat. Virus Veneniotal dapat beradaptasi dengan kulit korban. Virus tersebut dapat merubah warna seperti kulit korban bagian dalam, dan menggumpal ke bagian luka korban, lalu warna aslinya akan terlihat di kulit bagian luar. Itulah sebabnya kalian tidak menemukan apa - apa tadi. Tapi setelah beberapa lama, virus yang menetap di kulit bagian dalam berubah ke warna hitam aslinya," jelas Dylan sambil menatap wajah - wajah bengong di depannya.

"Lalu virus itu berasal dari mana?" Tanya Irene, "aku tidak yakin virus itu berasal dari hewan atau apa. Tapi virus itu berasal dari Spanyol. Soalnya dulu saat aku bekerja di..." Dylan hampir keceplosan bahwa dia pernah bekerja di Spanyol. Memang bukan apa - apa sebenarnya, tapi Dylan tidak bisa menceritakan bahwa dia sudah berumur tua dan sudah berkeliling negara. Itu akan berakibat fatal untuk identitas aslinya.

"Ya? Lanjutkan?" Ucap Irene. Dylan memalingkan bola matanya untuk mencari ide, "emm... maksudku, aku pernah diberitahu oleh seseorang yang bekerja di Spanyol," ucap Dylan.

"Haiss, jelas itu tadi bukan ide yang bagus," ucapnya dalam hati.

"Baiklah, kita harus mengambil sampelnya dan kita harus menelitinya," lanjutnya, "dan kalian boleh meninggalkan tempat ini sekarang," ucap Irene dengan nada ramah yang sebenarnya adalah usiran.

"Bolehkah kami meneliti mayatnya?" Dylan menyela ucapan John, "hah, apa maksudmu kita? Kau teliti saja sendiri," John kesal mendengarnya, sementara Dylan hanya tertawa sinis melihat ekspresi John.

Irene memutar mata malas melihat mereka berdua, wanita berkaca mata itu langsung menegur, "kalian jangan bermain - main di kasus seperti ini. Karena ini di LAB, aku yang bertanggung jawab. Kalian jangan mencari masalah!" Gertaknya berhasil membuat mental kedua detektif itu menciut.

Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk menelitinya secara privasi. Dylan memakai masker dan sarung tangan khusus yang membuat John membuka pertanyaan, "apakah kita harus memakai masker dan sarung tangannya?" Dylan menaikkan alisnya dan menjawab, "itu terserah kau saja. Tapi, saranku kau memakainya," mendengar kata itu John memakainya dan menuruti rekannya tersebut.

"Baiklah sekarang kita mulai dari mana?" Tanya Dylan sambil menjepretkan sarung tangannya.

"Tunggu dulu, bagaimana kau bisa tahu persis ini adalah virus venen-apalah?" Dylan memutar mata malas, karena dia baru mengetahui sangat sulit bagi orang - orang untuk mengucapkan 'Veneniotal'. Dylan menghela nafas panjang dan menjawabnya, "karena aku pernah melihatnya. Dulu, aku pernah belajar dari ilmuwan dari Spanyol, dia mengajari aku untuk mengenal virus di dunia termasuk virus ini. Apakah kau pernah mendengar berita virus yang mengguncang Spanyol di tahun 2000?"

"Ahhh, maksudmu virus yang memakan korban di negara Spanyol, portugal dan sekitarnya itu. Bukankah dulu disebut dengan Elton-3," ucap John yang baru saja otaknya nyambung, "Elton-3 itu mungkin sebutan dari pembuatnya. Tapi, katanya dia sudah meninggal karena dia menjadi bersalah atas kekacauan tersebut," jelas.

Setelah mereka mengobrol, akhirnya mereka menindaklanjuti niat mereka untuk meneliti mayat Paul Corwell, "Dylan, bagaimana virus itu bisa menular ke tubuh seseorang. Maksudku, apakah melalui sentuhan atau batuk, bersin dari seseorang yang terinfeksi?" Dylan terlihat agak berpikir, "aku tidak tahu. Tapi, dulu banyak bilang bahwa itu dari batuk atau bersin dan ada yang pernah bilang dari gigitan. Karena hewan juga bisa tertular dan mereka akan menjadi agresif seperti terkena rabies tapi lebih parah, kau mengerti 'kan?" Jelas Dylan.

John mengangguk - angguk, dia menyentuh kulit Paul dengan lebih hati - hati dari sebelumnya, "satu hal lagi virus itu akan mati jika seseorang yang terinfeksi ikut mati," John tersenyum dan berkata, "itu artinya ini tidak menular 'kan?"

Dylan hanya mengangguk dan melanjutkan penelitiannya. Setelah beberapa menit mereka meneliti, John pun bertanya "Dylan, kurasa ini digigit. Lihat bentuk lukanya di leher dan tangan sama seperti gigitan hewan buas. Apakah serigala itu yang melakukannya?" Dylan terlihat agak cemas dan mulai mencopot sarung tangannya lalu mencuci tangannya, "apakah kau tidak apa - apa?" Tanya John.

"Masalahnya adalah virus ini sudah lama punah. Tahun 2000 virus ini memakan korban dan tahun 2002 virus ini dimusnahkan. Artinya ada seseorang yang terinfeksi dan menularkannya pada seekor serigala, tapi itu kenyataannya pasti tidak mungkin. Dan yang kedua, ada seseorang yang membuat virus ini dan membuat seekor serigala menjadi bahan percobaannya," mata mereka seakan melirik bagaikan Elang karena sudah mengungkit kasus ini satu persatu.

"kita mendapat petunjuk. Orangnya pasti berdarah Spanyol atau dan orangnya pasti seorang ilmuwan, itu petunjuk pertama dan kedua kita. Sekarang kita harus meneliti jam tangan ini agar kita tahu sidik jarinya," ucapan John membuat semangat kedua detektif itu meningkat.

John segera melepas sarung tangan dan maskernya. Mereka berdua bergegas menuju ke arah teknologi forensik. Tapi di tengah jalan mereka bertengkar seperti anak kecil, "tapi tentang orang berdarah Spanyol itu belum tentu dijadikan petunjuk. Kau harus berpikir lebih cermat lagi," John tersenyum paksa dan menjawab, "hei! Kenapa kau melakukan ini kepadaku? Kau tak pernah menghargai pendapatku meskipun aku berpikir keras " Dylan hanya tertawa melihat ekspresi John lagi, "dengarkan, itu bukanya aku tidak menghargai. Aku hanya... seperti kurang mantap dengan pendapatmu," ucap Dylan dengan tertawa. John menghembuskan nafas dan menjawab dengan kesal, "arkkh! Terserahlah! Pikirkan saja sendiri," Dylan yang tertawa lepas mengikuti John yang putus asa menanggapi rekannya tersebut. Sementara di belakang mereka, opsir Buckingham memandangi kedua detektif itu dengan senyum hangat mengingat bahwa Dylan menjadi bahagia setelah bertemu John.

***

Lepaskan!!!

Lepaskan!!!

Lepaskan aku! Dasar kalian orang - orang berengsek!!!

Teriakan kasar seorang wanita yang berambut panjang berantakan dengan jaket merah terkurung di dalam sebuah penjara. Wanita itu terus meronta - ronta, berteriak keras sambil menangis. Tiba - tiba seseorang dengan jaket kulit hitam melesat cepat ke arahnya. Ternyata seorang pria dengan kacamata hitam menyeringai ke arahnya, "tolong keluarkan aku dari sini," pintanya dengan menangis.

"Aku akan keluarkan kau dari sini, setelah aku mendapatkan apa yang aku minta. Sayang sekali, jika anak buahku bisa menahan hasratnya sedikit saja. Aku tidak akan menunggu sampai gerhana bulan. Kenapa kau mengerutkan dahi? Apakah Ayah tercintamu tidak memberitahu siapa kau sebenarnya?" Ucap pria itu.

Hai readers, makasih dah baca cerita ini. Jangan lupa vote, komen, dan follow. Makasih✌

DYLAN JACKSON AND THE CURSE OF THE MALGOUDWhere stories live. Discover now