Bab 1 : Rekanku jatuh cinta pada pekerja baru

120 7 0
                                    

Namanya Dylan Anthony Jackson.

Umurnya sekitar 27 tahun atau lebih tua sepertinya. Dia bekerja sebagai detektif di kota Seattle, lebih tepatnya dia bekerja di departemen kepolisian Seattle.

Di hari Sabtu pagi yang cerah ini tepat menunjukkan pukul 07.00 pagi, matahari sudah menyinari kota yang terletak di negara Washington antara Puget Sound dan danau Washington yang tidak lain adalah Seattle. Penduduknya sekitar 724. 725 jiwa.

Sinar matahari tersebut menyinari salah satu jendela kamar yang terdapat di salah satu dari beberapa apartemen yang berjejeran. Sinar matahari tersebut menembus jendela, dan menyentuh kulit seorang pria yang sedang tertidur pulas tanpa memakai baju dan hanya memakai celana pendek. Pria itu menggeliat saat sinar matahari tersebut menyentuh kulitnya yang putih, secara bersamaan saat dia mengedipkan mata, ponselnya pun berbunyi.

Kringg!

Pria itu kaget dan terbangun, menggosok - nggosok matanya lalu melihat jam dinding, "waktunya Dylan Jackson untuk bekerja sekali lagi," ucapnya dengan nada malas.

Dylan bangun dan segera merapikan tempat tidurnya. Dylan segera mengambil handuk dan menyetel musik keras - keras di ponselnya. Dylan segera mandi dengan cepat. Sebenarnya mandi tercepatnya itu bisa menghabiskan waktu 15 menit, dan jika lama bisa 30 menit entah apa yang dilakukannya di kamar mandi.

Setelah 20 menit berlalu, Dylan sudah memakai baju seragamnya dengan rapi, menyisir rambut dengan tatanan messy. Dylan melihat dari jendela bahwa taxi langganannya sudah datang dan menunggu. Dylan keluar dari pintu kamarnya dan turun dari lantai 5 menggunakan lift. Dia berpapasan dengan pria yang kelihatannya lebih tua darinya berusaha memberitahu untuk menghentikan lift nya. Tapi, Dylan tidak peduli dan langsung menutup lift tersebut.

Dylan memang bukan orang yang suka menunggu, atau berinteraksi dengan orang - orang yang tak dikenal.

Akhirnya dia sampai di lantai utama, dia keluar dari apartemen tersebut. Dylan melihat seorang pria kulit hitam melambaikan tangan kanannya. Mengisyaratkan bahwa Dylan harus berangkat ke kantor sekarang. "Hei, kau tampak lumayan hari ini. Apa yang sebenarnya terjadi?," ucap pria kulit hitam berada dalam taxi.

Dylan segera masuk dan berkata, "Baiklah, kita berangkat sekarang," ucapnya sambil mengotak - atik ponselnya. "Kau belum menjawab pertanyaanku. Kenapa kau terlihat rapi hari ini?" Ucap pria tersebut dengan tertawa. "Yah, kau tahu karena ini hari Sabtu. Aku tidak mau mengotori baju konyolku di malam minggu nanti," pria kulit hitam tersebut tertawa karena lelucon Dylan.

"Bill, kenapa kau tidak sekalian menjemput John?" Pria kulit hitam yang bernama Bill itu segera mengrenyit, "kau mau kita menjemputnya sekarang?" Dylan segera menggelengkan kepalanya.

Bill adalah seorang supir taksi langganan Dylan yang dia percaya sejak pertama kali datang ke kota Seattle. Bisa dibilang, Bill adalah supir pribadinya karena selalu mengantar Dylan kemana - mana. Tapi, Bill tidak mau jika Dylan pergi bersama John, karena Bill tidak terlalu suka sifat John rekan Dylan yang usil. Sebenarnya dulu dia suka dengannya, tetapi karena John pernah merusakkan radio kesayangannya. Mereka menjadi agak jauh.

***

Mereka akhirnya sampai di tempat kerja Dylan. Departemen kepolisian Seattle nampaknya akan sibuk hari ini, terlihat beberapa orang masuk untuk melaporkan sesuatu. Taxi yang dinaiki Dylan berhenti di ujung jalan, dan agak jauh dari tempat kerjanya.

"Baiklah, ini pendaratan favoritmu," Dylan pun mengeluarkan uang untuk membayar Bill. "Thanks," ucapnya. Dylan hanya tersenyum membalasnya. Bill pun mengrenyit setelah melihat mata Dylan yang merah darah, dia pikir Dylan menggunakan lensa kontak, " Lensa kontak yang bagus," pujinya.

DYLAN JACKSON AND THE CURSE OF THE MALGOUDOnde as histórias ganham vida. Descobre agora