Bab 2 : Hewan liar yang mengganggu

53 9 0
                                    

Perempuan itu malu dan menjabat tangan Dylan dengan gemetaran. "Jadi, jika kau Dylan Jackson siapa dia...?" Tanyanya sambil menunjuk John. Dylan dengan sengaja menepuk bahu John membuat pria itu kaget. "Namaku sebenarnya adalah John Walker. Aku adalah rekan yang kau maksud," ucapnya dengan senyum percaya diri.

"Baiklah detektif, mungkin kita bisa mulai wawancaranya?" Tanya perempuan itu. "Baiklah, kita akan ngobrol - ngobrol di starbucks di ujung jalan sana," Dylan menyebutkan starbucks favoritnya.

Sebenarnya starbucks itu meskipun favoritnya, Dylan belum pernah membeli 1 kopi pun disana. Dylan hanya datang ke starbucks itu untuk mencari ketenangan.

***

Mereka berdua masuk dan langsung berteduh disana. Entah mengapa cuaca tiba - tiba menjadi hujan di pagi yang cerah begini. "Ok, emm, aku belum tahu siapa namamu," perempuan itu tertawa malu dan segera memperkenalkan dirinya, "namaku Lisa Corwell. Umurku 28 tahun, aku lulusan sarjana kedokteran di Universitas Of Arizona, kemudian, aku bekerja menjadi dokter umum selama 2 tahun di salah satu rumah sakit di Los Angeles, kemudian aku mengambil spesialis forensik di Universitas yang sama dan baru lulus 3 bulan yang lalu.

Dylan pun menyuruh Lisa untuk menceritakan semua hal tentang dirinya. Sebenarnya, tanpa wawancara Lisa sudah dinyatakan lulus untuk menjadi ahli forensik, karena saat uji tes dia mendapatkan nilai terbaik dari semua kandidat yang ada. Namun, kepala polisi meminta wanita itu untuk diwawancarai untuk mengetahui identitasnya lebih lanjut. Dan orang yang tepat untuk melakukan hal itu adalah Dylan, dia sudah terkenal dengan kesuksesan wawancara atau interogasi nya. Akhirnya Lisa corwell memberitahu semua tentang dirinya, kemampuannya, tujuannya, dan masih banyak lagi. Dylan terkesan dengan semua kemampuan yang dimiliki Lisa Corwell. "Wow, otakmu kurasa berhasil membuatku takut," Dylan tertawa dengan leluconnya sendiri. Sementara Lisa tidak paham apa yang Dylan maksud.

"Jadi, kau mau menjadi ahli forensik disini? Kurasa kau kepintaran untuk bidang itu," Lisa bingung dengan perkataan Dylan yang membuatnya harus senang atau sedih. "Tapi, karena tujuanmu bagus. Kurasa kau akan menempati posisi tersebut," ucap Dylan yang berjalan ke pintu keluar

"Terimakasih banyak," Dylan hanya membalas dengan lambaian kecil.

***

Dylan keluar dari starbucks tersebut meninggalkan Lisa yang masih tak percaya bahwa dia dapat bekerja di bidang ahli forensik. Dylan tersenyum kecil melihat senangnya Lisa dari kaca luar. Tiba - tiba ponselnya bergetar, dia mencoba mengambil ponsel di sakunya tersebut. Ada seseorang yang memberinya pesan.

"Emm... detektif bisakah kau datang ke ruanganku. Ada yang kubicarakan denganmu, dan ajak juga rekan barumu."

From : Samuel Kingston

"Ada apa ya?" Tanyanya kepada dirinya sendiri. Dylan berjalan menyebrang ke jalan yang licin karena hujan beberapa menit yang lalu. Meski awan tetap mendung, matahari masih memancarkan sinarnya sedikit, sinar matahari tersebut membuat Dylan seperti seorang albino saja.

Dylan masuk ke kantornya tersebut, disana John sudah menunggu sepertinya dia mendapatkan pesan itu terlebih dahulu. "Jadi, siapa nama perempuan tadi?" Tanya John tak sabaran. "Kenapa kau tak ke ruangan jenderal Samuel dulu?" Dylan mencoba mengalihkan percakapan. Tapi itu tetap saja sia - sia, jika John sudah bertanya maka jika si penjawab belum menyampaikan jawaban dia tidak akan berhenti.

"Kau belum menjawab pertanyaanku, dasar bodoh!" Bentaknya pada Dylan.

"Apa yang kau bilang, hahh?! Dan siapakah yang kau panggil bodoh?!" Dylan mencengkeram kerah baju John dengan kasar. Nyali John tiba - tiba ciut saat mendengar amukan Dylan.

DYLAN JACKSON AND THE CURSE OF THE MALGOUDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang