15• Siapa?

33.1K 3K 107
                                    

Lagi dan lagi Aluna harus menjalani kewajibannya sebagai waketos, tapi kali ini ia sendirian karena Ari yang masih dirawat di rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lagi dan lagi Aluna harus menjalani kewajibannya sebagai waketos, tapi kali ini ia sendirian karena Ari yang masih dirawat di rumah sakit.

Langkah kaki cewek tersebut membawanya kearah kantin belakang sekolah. Dan benar saja disana sudah terdapat teman-teman El. "Ekhem"

Semunya mendongakkan kepalanya saat mendengar deheman yang cukup keras, Rey dan Vano langsung memberikan senyuman nya pada Aluna, "eh, bu ketu," Sapa Rey seraya menyengir lebar.

Aluna memutar kedua bola matanya malas, ia bersedekap dada memandang mereka dengan tatapan tajamnya, "kalian nggak kapok gue hukum terus?" Tanya Al jengah

Damar menginjak rokoknya yang masih panjang, ia tak diperbolehkan untuk merokok jika ada cewek tersebut dan tentunya itu suruhan El. "Jangan pernah ada yang ngerokok depan istri gue, atau kalian tau akibatnya," Gitu katanya.

"Kenapa?"

Aluna yang baru saja ingin membuka suara harus terhenti karena mendengar teriakan yang sangat nyaring dari ujung pintu, "WOI AL, GUE ADA KABAR BAHAGIA!" Seru Gita sambil berlari kearah sahabatnya.

Gita memeluk tubuh Aluna erat, ia membisikkan sesuatu ditelinga cewek tersebut membuat Aluna membulatkan matanya tak percaya, "hah, lo serius?" Aluna memicing menatap Gita penuh intimidasi.

Melihat tatapan Al yang tak percaya, langsung saja gadis itu mengangguk dengan cepat, "Ahh, rasanya gue kayak mimpi." Gita langsung menyandarkan tubuhnya pada pohon besar yang ada dibelakangnya.

Beberapa detik kemudian Gita menarik tangan Al, "ayokk bantu gue prepare" Ajaknya.

"Wait," Tahan Al, ia menatap teman Elang,

"El di mana?"

"Ke tukang fotokopi" Jawab Eqal

"Ngapain?"

Eqal mengedikkan bahunya, "tadi dipanggil miss Remi suruh ke fotokopi, gatau ngapain."

"Kalian nggak pernah takut gitu sama El, kan dia serem?"

"Atau nggak kena amuk lah?" Al menatap mereka dengan penuh pertanyaan.

"Udah biasa kita mah," jawab Rey

Eza sedari tadi menatap pergerakan Aluna, mata cowok itu sangat meneliti setiap gelagat cewek tersebut. Aluna yang sadar reflek menoleh menatap Eza yang juga menatap nya.

Cowok dengan kulit putih itu tersenyum smirk, "lo ragu sama El?" tanya nya dengan penuh intimidasi.

"Gu-gue gak ragu, kan nanya gaada salahnya kan?" Aluna sedikit gugup melihat tatapan Eza.

Eza menghela nafasnya, "Elang nggak akan marah jika dia nggak diusik, gue tau lo ragu. terlebih lo tau sifat dia yang tempramen. Right?"

Aluna terdiam dengan tubuhnya yang kaku, kenapa semuanya jadi gini, dan kenapa pertanyaan yang ia beri mendapatkan jawaban yang cewek itu tak mengerti sama sekali.

"Lo jangan terlalu percaya sama orang lain, inget lo punya suami, dan apa yang El lakuin gak akan pernah merugikan orang lain bahkan lo sendiri. ketika lo tahu sifat orang yang lo bela seperti apa jangan kaget." Eza mengucapkan kalimat tersebut tanpa penjelasan yang jelas, cowok itu langsung pergi bersama yang lain meninggalkan Aluna yang dilanda kebingungan.


***

Elang berjalan di Koridor sekolah seraya memainkan kunci motornya, pria itu bersiul kecil ditangan kirinya terdapat setumpukan kertas.

Ia membuka pintu ruangan miss Remi dengan asal tanpa mengetuk nya terlebih dahulu, "bu, ini kertas edaran nya udah saya fotokopi." ucap Elang menaruh kertas tersebut di meja.

Miss remi mengelus dada nya, kaget karena murid yang satu ini secara tiba-tiba masuk dan menaruh setumpuk kertas tersebut kasar.

"El! Kamu mau bikin saya jantungan?!" teriak guru tersebut kesal.

"Jantungan mulu. hatian, paru-paruan gaada gitu bu?" tanya Elang jahil membuat guru tersebut semakin naik pitam.

Miss Remi menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi berusaha untuk tetap sabar, guru dengan usia yang terbilang cukup muda itu menghela nafasnya jengah. Ia tersenyum kepada murid biadap nya itu. "Makasih ya El, sekarang kamu bisa pergi." ia mengusir Elang dengan cara halus.

"Oh iya sekalian kamu ambil selembar kertas tadi." Elang berbalik badan lagi, pria itu mengambil selembar kertas tersebut melipat nya asal dan memasukkan kertas tersebut ke saku celananya.

Tanpa sepatah kata pun, Elang berlalu pergi begitu saja membuat miss Remi mengeram kesal. "Dasar anak itu." 

***

Bruk

"Aduh" Elang mengusap dahinya yang terasa sakit.

"Woi njeng, kalo jalan yang bener dong!" seru seorang gadis.

Elang mengerutkan dahinya bingung. Pria itu menatap nyalang gadis yang sedang berkacak pinggang itu, ia meneliti setiap inci tubuhnya penampilan nya terlihat urakan, seragam yang ketat, rok pendek diatas lutut, serta dasi yang disampirkan di bahunya.

"Hahaha terpesona lo?" tanya gadis tadi tersenyum smirk.

Elang menaikkan sebelah alisnya, "gak sama sekali." balas Elang ia pergi tak lupa mendorong gadis itu hingga terjungkal kebelakang.

"Awsss" ringis nya, gadis itu mengusap punggung nya yang sakit.

Tak lama kemudian ia menolehkan wajahnya kebelakang, menatap punggung tegap milik El yang semakin menjauh. Bibir nya melengkung keatas menciptakan sebuah senyuman.

"Mine."








Tbc

EL & AL  [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang