EL & AL [Revisi]

20• Pembalasan

"Sayang bangun dulu yuk," Raya membangunkan Aluna yang tertidur di sofa. Semalam ia mendapat telfon dari Eza kalau anaknya itu mendapatkan sebuah musibah, Raya yang saat itu sedang bersama suaminya dan Raja berada di Belanda langsung terbang ke Indonesia dan kerumah sakit.

"Bunda?"

"Iya. kamu pulang ya diantar sama Raja. terus mandi sekolah." ucap Raya wanita itu duduk disamping Al mengelus surai hitam Aluna yang berantakan.

Aluna menggeleng keras, "gamauu, Al mau disini aja." tolak cewek itu.

Bunda Raya menggela nafasnya. "El biar bunda yang jaga. Nanti kamu kesekolah sama Raja sama temen El ya." bujuk nya.

"Gamauu bunda, Al mau disini nunggu El."

"Lo sekolah berangkat bareng sama gue." Raja masuk dengan seragam lengkapnya. Lelaki itu mencium punggung tangan Raya.

"Ayok"

"Gamau, gue mau disini aja."

"Al sekolah ya, biar El bunda yang jaga. Nanti kalau ada apa-apa bunda langsung hubungi kamu." bujuk Raya membuat Aluna mau tak mau mengikuti ucapan Raya.

***

06.30

Seorang perempuan keluar dari mobil hitam milik Raja. Cewek itu berjalan meninggalkan Raja begitu saja, di sepanjang koridor banyak yang menatap nya dengan raut muka yang penasaran.

Banyak desas-desus mengenai dirinya penyebab El berantem dengan Ari di rungos.

Sesampainya di kelas ia menatap ke setiap sudut ruangan. Pandangan nya jatuh saat melihat Gita yang tersenyum manis kearah nya, namun mengingat kejadian semalam membuat nya sedikit menghindar.

Aluna berjalan dengan pandangan nya lurus kedepan, ia duduk pada bangku paling belakang yang tak pernah ditempati siapapun. Melihat itu Gita menjadi merasa bersalah.

"Al" panggil Gita

"Ya?" Aluna mendongak menatap Gita yang berdiri disamping nya.

"Gue minta maaf soal tadi malam."

"No problem. Gue tau lo khawatir sama gue, makasih dan maaf kalau gue bandel." ucap nya tulus.

"Gue ke toilet dulu," pamit cewek tersebut yang diangguki Gita.

***

Selesai dari toilet, kaki jenjangnya berjalan kembali ke kelas. Saat ia melewati gudang depan sekolah Aluna menghentikan langkah kakinya saat mendengar suara yang familiar tengah berbisik di sana. Tanpa basa basi langsung saja cewek itu mendekati.

Pupil matanya membesar saat melihat Eza menelpon seseorang membawa nama keluarga nya, ia masuk lebih dalam dan bersembunyi pada sisi lemari.