35• Siapa dalangnya?

15.5K 1.3K 27
                                    

suara musik berdentum dengan keras, mengisi ruangan laknat yang biasa dikunjungi dengan orang-orang yang akan haus sex serta mabuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

suara musik berdentum dengan keras, mengisi ruangan laknat yang biasa dikunjungi dengan orang-orang yang akan haus sex serta mabuk.

Ditengah itu ada seorang pria terduduk dengan jiwanya yang terasa hampa. Ia menatap kearah tangannya yang sedang memegang segelas kecil  yang berisikan alkohol berupa wiski.

Elang mengeguk cairan itu dalam satu waktu, lelaki itu memejamkan matanya saat rongga dadanya terasa panas, kepalanya cukup pening namun mampu membuat nya seakan kehilangan kesadaran yang membuat dirinya merasa tenang.

"Gue mau lagi!" seru Elang pada bartender tersebut yang sekarang menggelengkan kepalanya.

"Lo jarang kesini, sekalinya kesini mabuk lo nggak wajar." bartender yang diketahui bernama Zay itu hanya bisa menghembuskan nafasnya, ia sudah lama kenal dengan lelaki itu, bahkan cukup akrab.

Bertolak belakang dengan perkataannya, Zay memberi segelas lagi pada El. Sudah banyak cairan tersebut yang lelaki itu minum, bahkan bisa terhitung lima gelas.

Elang mengeguknya, lagi. Lelaki itu menyerahkan gelasnya untuk minta diisi. "Gue mau Absinthe." ucapnya parau.

Absinthe tercatat sebagai salah satu minuman yang kadar alkoholnya paling tinggi, mencapai 68 persen.

Lelaki itu sengaja meminta alkohol dengan kadar tinggi, karena Elang terbilang cukup tahan dengan alkohol. Ia tak mudah untuk mabuk, kesadarannya masih bisa dipertahankan walaupun sayup-sayup menyerang dirinya.

Zay memberikan apa yang lelaki itu mau. Ia menepuk pundak temannya untuk mengambil alih, lelaki itu berjalan duduk disamping Elang. "Keliatan banyak banget masalah lo, kenapa?" tanyanya yang dibalas gelengan lelaki itu.

"Lo dicariin sama Alden." sambungnya saat tak mendapatkan respon.

Elang terkekeh ringan, ia terus menyecap apa yang saat ini menjadi candu. "Dia bukan cari gue."

"Tapi duit lo." celetuknya Zay beralih menatap semua aktivitas yang semakin larut semakin ramai. Ia menatap pada lantai dance floor.

"Join?"

"Nggak"

Zay menghembuskan nafasnya. "Lo udah berhenti jadi pecandu? Alden bilang udah dua tahun terakhir ini lo nggak pernah mesen ganja sama dia."

"Gue berusaha buat nggak jadi pecandu lagi, waktu Rasya di grebek sama warga, ngebuat gue takut."

Zay tersenyum. "Ternyata lo punya takut juga."

Elang tidak membalas, lelaki itu memejamkan seraya mengerang pelan ketika tubuhnya terasa lebih enteng, ia menelan cairan tersebut hingga membuat dirinya benar-benar dilanda keambangan.

Zay memegang pundak El dengan kuat saat lelaki itu mulai kehilangan kesadarannya dan beberapa juga lelaki tersebut berceloteh membuat Zay sedikit paham akan masalah lelaki itu.

EL & AL  [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang