23• Adean Bhaskara

25.1K 2.1K 102
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.

Seorang lelaki terduduk dengan tangannya yang meremas kaleng soda. Ia mengadahkan kepalanya keatas, matanya menatap kearah plafon berwarna putih. tetapi fikiran nya berkeliaran kemana-mana.

Suara deringan telfon membuat lelaki itu mengalihkan pandangannya. Ia melangkahkan kakinya dan mengambil ponselnya.

"An, ini lo kan?" tanya seseorang disebrang.

"Iya. Kenapa?" tanya Dean, ia dapat mendengar jelas helaan nafas seseorang itu membuat dirinya mengernyitkan dahinya bingung.

"Lo kenapa Lex!?" seru Dean saat mendengar suara gaduh disana.

"Gue nggak papa, sorry disini agak gaduh. Lo bisa datang ke belakang gedung tua? ada sesuatu yang pengen gue omongin dan ini penting." ucapan dengan nada penegasan itu membuat Dean mengiyakan. Ia mematikan telfon nya sepihak.

Dean menyambar jaket dan dompetnya lalu berlalu dari kamar. Sesampainya di garasi Dean mengeluarkan sebuah motor sport dan menaikinya. Ia memgegas motor tersebut dengan kecepatan penuh meninggalkan pekarangan rumahnya.

***

Sepi.

Sekarang yang menjadi gambaran hanya gedung tua yang terbengkalai. Bahkan disetiap sisi gedung tersebut terdapat tumbuhan yang tak terawat dengan lumut yang merambat pada setiap tembok tua itu.

Dean berjalan dengan langkah kakinya yang lebar, ia membuka ponselnya lalu menyalakan senter pada HP hingga cahaya penerangan sedikit membantu lelaki itu untuk mencari seseorang yang akan ia temui.

Dean memutari gedung tua itu dengan diiringi suara jangkrik dan katak menjadi satu. Walaupun sudah tengah malam perbuatannya itu tak dapat dicegah. Sesampainya di belakang gedung tua Dean menemukan seorang lelaki dengan kaos berwarna hitam dan asap berbau vanilla yang menjadi sambutan utamanya.

"Alex" panggil Dean dengan suara rendahnya.

Pria berbadan kekar dengan tatto yang merambat pada bagian lengan serta hidung yang ditindik dengan memakai kaos hitam itu memutar tubuhnya hingga ia dapat dengan jelas melihat Dean-temannya yang sekarang masih berdiri disebrang.

"Ada yang pengen gue bicarain." Alex menghisap vape berperisa vanilla dengan nikmat. Saat sudah melihat Dean duduk disebelahnya pria itu menyalakan laptop dihadapannya hingga memperlihatkan satu vidio yang membuat tubuh Dean meremang.

"Geo" desis Dean. Lelaki itu mengepalkan tangannya kuat-kuat tubuhnya terasa panas seolah ada bara api yang menyulut nya.

"Lo suka sama adik lo kan?" Alex bertanya membuat Dean menoleh.

"Lo tau?"

"Sangat tau."

"Hancurin hubungan mereka kalau lo mau Aluna berada digenggaman lo Adean Bhaskara!" sahut Alex nada pria itu penuh penegasan.

Dean sendiri mengusap wajahnya kasar. Lelaki itu menghembuskan nafasnya kasar, "NGGAK! GUE NGGAK MAU EGOIS GUE MASIH WARAS!" seru Dean.

"WARAS LO BILANG!? apa setelah lihat vidio ini lo bakal ngerelain aluna jatuh ditangan si pembunuh bokap lo!" tukas Alex. Pria itu benar-benar bisa membuat Dean menjadi bimbang.

"Lo dapat vidio ini darimana ha!?" Dean bangkit lelaki itu mencengkram kaos milik Alex, nafasnya memburu. Dia butuh pelampiasan!

Bugh

Alex mendorong kasar tubuh Dean. Pria itu tersenyum smirk, "lo nggak perlu tau. Yang jelas ini real."

"Aluna bukan pembunuh sesungguhnya, tapi rival bokap lo yang jadi target utama. Dan Aluna sekarang berada dilingkungan mereka." Alex melempar tiga buah polaroid dengan tiga foto yang berbeda.

"Orang tua mereka yang bunuh bokap lo. Dan dua dari tiga mereka akan membalaskan dendamnya." jelas Alex

"Dendam?"

"Seharusnya gue yang dendam sama mereka." tandas Dean tak habis fikir.

Alex memutar bola matanya malas, pria itu berdecak tak suka. "Ck bodoh. Bokap lo itu musuh mereka, dan otomatis mereka juga musuh bokap lo!"

"Sama-sama saling menjatuhkan, dan itu bertaruh nyawa." lanjut Alex.

Dean memperhatikan tiga foto ditangan nya. Dua orang yang ia kenal, bahkan akhir-akhir ini Dean sempat bertemu dengan kedua orang tersebut. Namun salah satu dari foto mereka ia tak mengenalinya sama sekali. "Dia siapa?" tanya Dean menyodorkan polaroid tersebut.

"Sagara Aglanta. Leader mafia di Rusia." jawab Alex seadanya.

"Lo dan Aluna harus hati-hati sama dia. Sagara orang yang kejam, sampai dia tahu masalah ini. Kalian dalam masalah."

"Dendam yang dia pendam selama tujuh tahun itu membekas dan dia masih berusaha melacak."

"there are only two options. you and your little sister who died, or those who died." Alex menepuk pundak Dean dua kali.

"Walaupun lo sedarah sama Aluna, gue tahu adik perempuan lo itu ada tempat istimewa sendiri dihati lo." ucap Alex membisikkan lalu pria itu melenggang pergi begitu saja.

"Damn it!"













╭═════════💜═╮
  Ƚ Ⴆ ƈ
╰═💜═════════╯

btw sorry ya guys kalo kalian cht sering ga di bls maaf juga kalau jadwal up ga tentu aku lagi sibuk pkl soalnya 🙏

EL & AL  [Revisi]Where stories live. Discover now