10/9/21

11 3 0
                                    

Brummmmm

Ckiittt

3 motor besar dengan Warna hitam yang mengkilap memasuki wilayah SMA Eterworld.

Jarang dari mereka para murid SMA Eterworld menaiki motor. Bagi mereka motor hanyalah barang yang akan merusak riasan mereka terlebih untuk perempuan.

Bagi para pria, motor hanyalah alat transportasi untuk mereka para anak nakal.

Mereka jauh lebih memilih menaiki mobil dengan harga trilyunan. Selain agar tidak kepanasan, menaiki mobil sama saja menjujung kasta mereka.

Gak sedikit di antara mereka yang sering berganti mobil hanya untuk memamerkan semata.

Untuk mereka, apa yang mereka gunakan itu menunjukkan kasta mereka. Mereka yang tinggal di asrama selalu di anggap remeh terlebih asrama di SMA Eterworld rata rata di perkhususkan bagi mereka yang beasiswa ataupun jauh dari sekolah.

Meski sebagi dari penghuni asrama adalah orang kalangan atas, tetap saja di anggap remeh. Sebab semua yang ada di SMA Eterworld hanyalah kesombongan harta semata.

Emang kalau kamu tinggal di asrama, apa yang akan kamu banggakan?

Hanya itu pemikiran kecil mereka. Padahal bisa saja yang tinggal di asrama jauh lebih kaya. Memang dasar di lahirkan untuk selalu pamer, susah.

3 orang yang menaiki motor tersebut lantas turun dari motor mereka. Layaknya slow motion, mereka melepaskan helm masing-masing.

Satu di antara mereka bertiga mendengus. Jika tadi mereka berfikir motor adalah Perusak untuk perempuan, maka terkutuk lah bagi mereka yang kini memuji.

"Tadi di hina, lalu sekarang di puji. Soffan kah begitu?"

Gio. Tetap tenang di tempatnya dengan satu tangan berada di kantung celananya. Tas nya yang selalu dirinya bawa di taruh di bahu kirinya.

Lain lagi dengan Gio, maka Vano sudah dalam mode singa. Tatapannya semakin datar, memang dasar selalu risih anaknya, sulit.

Yang mengherankan, kenapa dirinya menjadi ketua OSIS ketika selalu risih di hadapkan situasi seperti ini?!

Jangan tanya tentang Rai, sudah pasti dia sedang menggerutu. Memang, siapa lagi di antara mereka yang selalu berisik. Hanya seorang Rain, tidak ada yang lain.

Mereka bertiga berjalan menuju tujuan masing-masing. Hari ini adalah hari terakhir MOS dimana hari terakhir nya penyiksaan.

MOS kok di suruh bikin tiktok, situ mau jadi pelajar atau tiktok-ers.

Di suruh nya aneh aneh lagi. Bahkan Gio sudah mual mendengar perintah para kakel nya.

Yang pasti semua tidak ada campur tangan Vano dan Rain. Sekalipun mereka ketua dan wakil, tugas mereka hanya mengawasi, menyetujui ataupun tidak menyetujui.

Hanya itu, sisanya sebagaimana para pemimpin yang memimpin suatu organisasi. Kalau di sekolah lain ada MPK dan OSIS, maka di Eterworld hanya ada ketua-wakil serta Anggota OSIS. Beratya untuk mereka Jika ada satu kesalahan maka itu tanggungjawab ketua-wakil. Siapa yang melakukan kesalahan maka Ketua dan wakilnya lah yang kena. Terbilang santai namun berat secara bersamaan.

Bagi mereka berdua jabatan yang mereka genggam sekarang hanyalah sebuah formalitas. Memang, selama ini mereka mendaftar jadi OSIS?

Heyy mereka itu pemalas, mana mau mendaftar organisasi seperti itu. Formalitas? Iya formalitas karna semua di lakukan dengan embel embel mereka siswa berprestasi. Memuakkan.

Bahkan argumen tersebut tidak ada yang menentang sama sekali, mereka semua setuju dengan pendapat sekolah yang mengatakan bahwa 'Jabatan ini di berikan untuk kalian Sebagai hadiah karna telah menjadi siswa berprestasi'

1/10/21 (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang