29/9/21

3 3 0
                                    

1 jam yang lalu

Seorang gadis kini sedang berjalan di sepanjang trotoar.
Pandangannya kosong.

Kematian sahabatnya membuat dirinya benar benar terpukul. Sehabis dari pemakaman dirinya memilih untuk diam di sebuah taman.

Kini dirinya berjalan tak tentu arah. Penampilannya sudah acak acakan membuat sebagian orang menatapnya meringis mengasihani.

Melden berjalan namun kini dirinya berhenti ketika sebuah mobil tak di kenalinya juga berhenti.

Melden terdiam menatap mobil di sampingnya. Ketika kaca mobil tersebut terbuka, menampilkan pria paruh baya dengan senyuman nya.

"Nak Melden? Mari masuk kedalam mobil,"

"Anda siapa?"

"Saya papah nya Gio. Masuk dulu, kita bicara,"

Melden memutuskan untuk memasuki mobil tersebut. Dirinya membenarkan penampilannya yang acak acakan.

"Santai saja, kita berhenti di sebuah cafe dulu untuk berbicara bagaimana?"

"Iya gak papa Om,"

Mobil berjalan dengan mulus. Hingga sampai di sebuah Cafe yang nampak lenggang.

Mereka berdua memasuki Cafe lantas duduk di salah satu meja.

"Kamu mau apa?"

"Cappucino saja Om,"

Ganendra memanggil pelayan, lantas menyebutkan pesanan mereka berdua.

Begitu pelayan pergi Ganendra menatap gadis pujaan hati anaknya itu.

"K-kenapa yah om,"

"Om dengar kamu dekat dengan Gio,"

"A-ah itu, tidak terlalu om tapi bisa di bilang memang dekat,"

"Om ada satu permintaan,"

Melden menatap Ganendra dengan pandangan bingung. Matanya beralih ketika pelayan mengantarkan pesanan mereka.

"Kenapa yah om?"

"Seandainya... Om minta kamu jauhi Gio bagaimana?"

Deg

Suatu hal yang selalu terpikirkan oleh benaknya benar terjadi. Dirinya tertolak oleh orang tua dari Gio.

"Kalau boleh saya tau, k-kenapa yah om?"

"Gio terlalu berbahaya untuk dirimu,"

"Maksudnya?"

"Melden, sedari awal takdir Gio adalah kesendirian. Gio di takdirkan untuk hidup dalam lingkungan yang kelam dan sendiri,"

"Tau kenapa? Banyak orang mengincar nyawa anak itu. Sedari dulu, bahkan ibuk nya sendiri sudah berniat untuk membunuh Gio,"

"Gio terlalu bahaya untuk dirimu. Saya salah karna kelepasan melepaskan Gio begitu saja hingga bertemu dengan kamu,"

"Jika kamu masuk kedalam hidup Gio. Maka kamu juga akan dalam bahaya,"

"Saya paham Om, tapi saya sayang sama Gio. Maka jika nyawa saya taruhannya, maka saya akan memberikannya,"

Ganendra tersenyum. Jika memang ada cara yang lebih baik, setidaknya untuk menyelamatkan nyawa di sekelilingnya dan juga anaknya. Maka bukan hal ini yang akan di lakukannya.

"Melden, seandainya Gio tau kamu berbicara seperti ini. Maka sudah di pastikan dia akan marah besar,"

"Saya tidak memaksa dirimu untuk mengikuti saya. Hanya saja, jika Gio tau bahwa hidupnya selalu dalam bahaya dan itu berakibat pada orang tersayangnya. Maka anak itu akan lebih memilih untuk pergi sejauh mungkin,"

1/10/21 (Revisi)Where stories live. Discover now