11/9/21

9 3 0
                                    

Gio menempuh perjalan menuju ruang OSIS dengan suntuk. Rasa-rasanya dirinya perlu protes kepada pihak yayasan.

Ruang OSIS dengan ruang kelas berbeda gedung. Gedung khusus untuk ruang kepala sekolah, ruang eskul, ruang guru, TU, di jadikan satu gedung. Tentu saja jaraknya seperti dari asrama ke sekolah.

Gio sampai di sebuah ruangan bertuliskan ruang OSIS.

Nampak lenggang di sekitarnya.

Gio mengetuk pelan pintu bercat coklat di depannya, hingga muncul lah Rain yang dengan rambut yang berantakan.

"Masuk,"

Gio masuk kedalam, terlihat Vani yang tengah rebahan di atas sofa.
Nampak meja di depannya amat berantakan dengan berkas-berkas yang dirinya tak ketahui.

"Lo udah tau mau nampil apa?"

Gio terdiam, tak tau mau tampil apa. Sebenernya dirinya ingin menyanyi hanya saja sepertinya sudah banyak orang yang menyanyi bukan?

"Nyanyi. Mungkin,"

"Kenapa?"

"Gak tau gue mau nampilin apaan,"

Rain manggut-manggut. Pria itu sedang menikmati cemilan yang ada di ruan OSIS.

Cemilan yang selalu tersedia di pojok ruangan.

"Van entar mau nampil gak?"

Yang di tanya hanya nampak diam. Bergumam tak jelas, dan itu membuat Rain merasa jengkel.

Lemparan bantal sofa dirinya lancarkan dan, gotcha!

Tepat sasaran. Vano menatap tajam si pelaku yang kita dengan tampang bodo amat tetap memakan Snack nya.

"Hm,"

"Mau bawain apa?"

"Gak tau,"

Rai mendengus. Dirinya terkadang merasa ingin mengajak baku hantam, namun sering tak terealisasikan mengingat dirinya kurang dalam ilmu beladiri.

Lagipula dirinya tak mau mengeluarkan biaya hanya karna menjadi samsak untuk Vano.

Tidak jangan lagi, cukup setahun yang lalu dirinya menjadi sasaran kemarahan dari si Vano.
Bahkan karna hal itu, dirinya harus dilarikan ke rumah sakit karna jatuh pingsan.

"Anak sekolah?"

Rai mengerutkan dahinya. Dirinya sedikit asing namun sedikit tau. Seperti pernah dengar namun dirinya tak ingat juga.

Gio terdiam, menatap wajah Rain dengan lama. Yang di tatap hanya fokus dengan pemikirannya.

"Gio mau nyanyi apa?"

"Best part?"

"Daniel Caesar?"

Gio mengangguk, akhir akhir ini dirinya sedang suka dengan lagu tersebut.

Untuk kali ini biarkan dirinya bernyanyi dengan bermain gitar.

Gio bergumam tak jelas, mengingat lagu 'anak sekolah'. Sejauh ini dirinya ingat-ingat saja, karna dulu sering menyanyikan.

"Van! Bangun elah! Ketos juga Lo!"

Vano mendengus mendengar pernyataan tersebut. Lantas dirinya bangun untuk duduk, menatap kedua sahabatnya yang tengah menatapnya juga.

"Gesya?"

"Gue belom bilang sih, yah Lo lagian di tanya ham Hem ham Hem Mulu,"

"Bilang,"

"Yawdah entar, di akhir acara paling buat penutupan. Kalau nyela gak bisa kayaknya,"

"Gue minjem gitar,"

1/10/21 (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang