24/9/21 (17+?)

5 3 0
                                    

Seorang pria kini berada di apartemennya. Menatap ke arah luar jendela yang menyajikan pemandangan jalanan malam dari atas.

Di tangannya ada sebuah belati yang terukir inisial namanya secara apik.

Matanya di alihkan, menatap ke arah dimana Jam dinding berada.

20.30

Dirinya bergerak untuk keluar dari apartemen. Menemukan lorong gelap yang sepi.

Tak ada siapapun disana, hanya ada dirinya yang memakai pakaian serba hitam. Di kantung hodie nya terdapat belati yang dirinya pegang tadi.

Memasuki Lift, dirinya mendapati seorang perempuan Yang sedang mabuk. Pakaian nya yang minim membuat dirinya menjilat bibir bawah nya.

Menyeringai kecil lantas masuk ke dalam lift. Wanita yang mabuk itu masih berdiri di pojokan sambil berpegangan pada dinding lift.

Pintu lift tertutup. Pria dengan pakaian hitam itu terdiam berdiri di samping wanita tersebut. Terdiam namun banyak hal yang dirinya pikirkan.

Kawasan apartemen yang dirinya tinggali memang kawasan elit, namun sedikit orang yang tinggal disini. Selain karna biaya yang mahal, tempat apartemen berada sedikit di pinggir kota.

Menuliskan sebagian orang untuk pergi kemana mana. Lagipun sekeliling apartemen terutama bagian belakang adalah kebun. Dari awal melihat pun sudah terlihat seram.

Lift berdenting. Lalu pintu terbuka, nampak lenggang tak ada orang. Bahkan satpam sekalipun.

Hanya ada satu satpam di dekat gerbang sana. Pria tadi menoleh pada gadis yang kini sedang teler.

Dirinya menghampiri lantas menyelipkan tangannya di kaki si wanita lalu menggendong gadis itu.

"Eughhhh,"

"Shtttt, tidur lah lagi-"

"-sebelum ajak mu menjemput,"
Di bawanya ke dalam mobil yang dekat dengan pintu masuk. Mobil sedan berwarna hitam yang sudah dirinya siapkan.

Menaruh nya di kursi penumpang di samping kursi pengemudi. Lantas pria tersebut memasuki mobilnya.

Menjalankan mobilnya keluar dari wilayah apartemen.

Hingga di tempat dimana  kawasan sepi, dirinya memberhentikan Mobil nya.

Suara jangkrik terdengar di kawasan tersebut. Benar benar sepi serta gelap, hanya ada penerangan lampu mobil.

"Halo,"

"Mr. G? Ada yang bisa saya bantu?"

"Datang ke jalan xxxxx ,"

"Baik Mr,"

Mr. G mematikan telfon nya secara sepihak. Menatap ke arah samping lantas mendekatkan wajahnya tepat di wajah sang perempuan.

Dirinya mengelus pelan pipi putih dengan make up tersebut, lantas jarinya mulai bergelar ke arah Bibir merah merona tersebut.

Menjilat bibirnya bagian bawahnya. Lantas tanpa bisa di cegah, bibir tersebut mulai bersatu.

"Eughhh,"

Lenguhan dari wanita itu tak di perduli kan oleh Mr. G. Pria itu terus mengecap merasakan rasa bibir merah yang penuh itu.

Ciumannya semakin dalam hingga membuat sedikit kesadaran dari si wanita ada.

Siuman yang berbalas. Mr. G tersenyum di sela sela ciumannya. Tangannya mulai merambat kemana mana.

Tangannya mengelus ke dua gundukan yang kenyal itu. Lalu meremas nya kecil hingga desahan keluar dari mulur di wanita.

"Ahhhh,"

30 menit sudah mereka seperti itu. Jari dari Mr. G sudah ada di selangkangan di wanita, menerobos masuk ketika mendapati bagian bawah sudah basah.

"Ahhhh,"

Jarinya keluar masuk terus menerus tanpa melepas pungutannya. Hingga cairan kental keluar.

Dirinya melepaskan pungutan yang ada, terlihat mata sayu itu menampilkan raut kecewa.

Dirinya keluar dari mobil lantas membuka pintu penumpang. Menggotong tubuh si wanita lantas di tidurinya di semak semak.

Matanya menjelajahi seluruh jengkal tubuh, lalu menyeringai kecil ketika menatap mata sayu itu. Dirinya mengelus setiap jengkal yang ada hingga setiap lenguhan terus terdengar.

Satu tangannya mengambil sesuatu dari kantung hodienya. Sedangkan satu tangan lagi masih mengelus tubuh si wanita.

Tangannya mendapatkan barang yang di cari, lalu mengeluarkan nya. Belati.

Alat itu di gesekan di antara dua gundukan tersebut, di tekannya hingga membuat darah mengucur deras di sela selanya.

"ARGHHHHH,"

Mr. G terus menekan belati tersebut hingga ke bawah, membuat robekan besar terlihat. Sedangkan di wanita sudah tak sadarkan diri.

Mr. G melihat jam tangan  miliknya, sudah larut. Dirinya harus segera pergi.

Tanpa aba aba dirinya mengambil boto kecil, lantas memasukan darah  dari tubuh di wanita ke dalam botol.

Dirinya melihat tas si wanita, di carinya tanda mengenal lantas tersenyum miring.

JLEB

"Good bye,"

Dirinya lantas beranjak, membiarkan mayat tersebut di sana dnegan ke adaan Usus yang sudah keluar akibat perutnya yang sengaja di belah.

Mr. G menjalankan mobil nya ke suatu tempat. Menatap jam tangannya kembali.

Tubuhnya sudah tercium bau anyir karna darah dari si wanita. Namun itu bukan lah hal yang masalah, biarkan saja nanti di apartemen dirinya membersihkan tubuhnya.

21.45

Dirinya sampai di sebuah rumah. Terlihat salah satu ruangan dengan pintu yang masih menyala.

Keluar dari mobil lantas berjalan menuju ke arah rumah tersebut.
Terlihat beberapa bodyguard yang sedang berkerja. Memakai sarung tangan putih terlebih dahulu, dirinya kembali mengawasi sekitar.

Cctv yang menyala sudah dirinya matikan terlebih dahulu. Melempar Ranting lantas dirinya memanjat secara cepat ketika para bodyguard sudah mulai mencari asal suara.

Begitu sampai di balkon, dirinya menatap ke arah seorang gadis yang tengah terduduk di kursi belajarnya.

Dirinya membuka jendela yang tak terkunci.

"Siapa kamu?!"

"Shtt calm Down baby,"

Perlahan sang gadis mulai berjalan mundur. Tidak ada barang yang bisa dirinya pakai untuk perlindungan.

Mr. G terus mendekat hingga sampai di depan gadis itu. Langsung saja dirinya memegang kedua tangan lalu membalikkan badannya.

"Tenang sayang, semua akan baik baik saja-"

"-ketika kamu sampai di neraka,"

Sisil merinding. Jelas dirinya tau siapa suara yang ada di belakangnya.

Dirinya diam tak berkutik. Bibirnya bergetar serta wajah nya berubah menjadi pucat.

JLEB

BRUK

Mayat Sisil jatuh terletak tak berdaya di atas lantai dnegan darah segar yang membanjiri tubuhnya.

Mr. G lantas menunduk, mengukir sesuatu di tubuh Sisil tepat di paha putih gadis itu.

Mr. G menatap jam yang ada di kamar tersebut, lantas tersenyum miring.
Rencana nya berhasil.

Langsung saja pria itu bangkit, turun dari lantai dua menuju ke bawah.

Berlari ke arah dimana tadi dirinya memarkirkan mobil, namun sebelum itu dirinya perlu memanjat.

Malam itu, misi pertamanya berhasil. Membunuh seseorang tanpa meninggalkan jejak sedikitpun.

1/10/21 (Revisi)Where stories live. Discover now