1/10/21 || 22.00

8 2 0
                                    

Pagi itu, suasana berkabung. Di sebuah TPU, terlihat kumpulan orang yang sedang mengantarkan kepergian seseorang.

"Kenapa Rai jahat Ama Aycel?"

Hari itu, semua berubah. Seolah rencana yang mereka buat buyar begitu saja.

FLASHBACK ON

DOR

Gio memejamkan matanya, ketika pelatuk itu tekan oleh Gino.

Namun semua seolah semu. Tak terasa akan rasa sakit nya. Gio membuka matanya lantas matanya membelalak.

Di depannya, seseorang tengah tersenyum Menyebalkan, membentangkan tangannya seolah menjadi tameng bagi seorang Gio.

"R-rai?"

Rain. Pria yang baru saja dari luar menyadari bahwa di dalam sana sahabatnya tengah berperang dengan saudara nya sendiri.

Berusaha menjadi tameng untuk sahabat nya.

Jangan tanya kenapa. Tentu saja karna Gio adalah sahabatnya.

Namun di antara semua itu, ada alasan yang utama baginya.

Dirinya lelah. Lelah dengan kerasnya dunia.

Dirinya capek.
Capek dengan tidur yang tak pernah tenang.

Capek dengan tuntutan semuanya.
Tanpa sadar PTSD menyerang nya. Kematian sang kakek membuat nya menjadi trauma.

Ah, dirinya berterimakasih kepada tuan Ganendra. Beliau membuat semuanya menjadi mudah. Yah, semuanya dirinya ketahui karna beliau dan Rain berterimakasih.

Pria itu. Tersenyum konyol di depan sahabatnya. Menatap muka tak percaya dari sahabat, bahkan bibir sahabatnya nampak pucat dan bergetar.

Rai tetap mempertahankan posisinya meski darah sudah bercucuran dari dada pria itu.

Matanya mulai memburam hingga tanpa sadar jatuh terduduk.

Matanya mengarah ke belakang. Mendapati 3 orang sekaligus menatapnya dengan tersenyum. Seolah menyuruhnya untuk menghampiri.

"Mah, pah, opa?"

Rain tersenyum. Mendapati 3 orang dengan balutan baju putih tersenyum lantas mengangguk.

Dirinya terlalu rindu dengan ketiga orang itu, hingga tanpa sadar ini saatnya dirinya mendapatkan kebahagian nya.

Gio jatuh terduduk, menatap Rain yang ada didepannya lantas memeluk pria itu.

"Bertahan Rain..."

Bisikan tersebut Rai dengar. Sangat lirih.

Gio mendekap nya sangat erat, terus mengutarakan kalimat agar pria itu bertahan.

Namun dalam hati pria itu terus melafalkan doa agar Tuhan tak mengambil sahabatnya darinya.

'Gio mohon untuk kali ini aja. Jangan ambil seseorang yang berarti dari hidup Gio lagi tuhan, Gio mohon'

Rai terkekeh. Merasa lucu dengan orang di depannya.

Rain memundurkan kepalanya, menjauhkan tubuhnya dari dekapan Gio namun tertahan karna saking eratnya pria itu memeluknya.

"Lepas dulu Bego!"

"Diem Rai!"

Desisan Dari Gio tak di gubris oleh Rain, justru malah tertawa walau terkadang meringis mendapati rasa sakit yang mulai menjalar.

1/10/21 (Revisi)Where stories live. Discover now