Raycelyn Dan Mereka (E P I L O G)

11 3 0
                                    

Hai,
Nama Ku Raycelyn.
Mau dengar cerita tentang ku?

Ah ini sedikit membosankan tapi ku harap kalian suka.

Aku mempunyai 3 orang sahabat dengan sifat yang berbeda. Mereka Hero ku, pahlawan ku.

Bahkan jika ku bilang mereka penopang hidup ku bagaimana?

Berawal ku hanya yang bertemu dengan seorang Gio. Pribadi yang sangat tenang, dan akan menjadi super Hero ku ketika Rain dan Vano berulah.

Maksud ku hanya Rain, sedangkan Vano. Pria es itu, entahlah dia terlalu kaku namun aku menyayanginya.

Sungguh, aku menyayangi nya. Bahkan mereka bertiga, Vano, Gio, dan Rain.

Mereka hidup ku? Tentu
Mereka akan selalu ada di hatiku sampai kapan itu.

Hari itu, semua berperang. Mereka tak baik baik saja, benar benar tak baik baik saja.

Kita semua berperang dengan orang dewasa di luaran sana. Jika di tanya apakah kami menang? Yah kami menang.

Kami benar benar menang.

Sudah, sudah cukup.
Mereka sumber cahaya ku, yah begitulah.

Namun sayang nya semua perlahan runtuh. Pondasi yang di buat perlahan runtuh, menyisakan puing puing menyesakkan.

Hay kalian
Apa kabar kalian di sana?
Ini Aycel, kalian ingat?
Ah Vano, maaf Aycel tidak bisa menjaganya. Dia berubah teman xixixi.

Sekarang tinggal Aycel sama Vano, Melden? Wanita itu pergi ke luar negeri untuk menyembuhkan depresinya.

Rai, Gio. Baik baik yah kalian di surga. Jaga diri kalian baik baik, Aycel disini bakalan selalu doain kalian.

Rai, 6 tahun berlalu. Kenangan yang ada gak bakal pernah di lupain. Makasih, makasih atas semuanya Rai. Makasih canda tawanya.

Gio, gimana? Ketemu sama Rain gak? Sekarang Gio udah gak perlu ngerasain rasa sakit lagi kan?

Penyakit leukimia nya udah pergi jauh jauh xixixi.

Doa Aycel dari sini sampai kan ke kalian?
Aycel suka titip salam sama hujan atau pun bintang.

Titip salam buat Gio sama Rai.

Aycel selalu bilang
"Bintang, bilangin yah ke Rai sama Gio. Jangan lupain Aycel sama Vano di sana okay?"

Makasih. Makasih sudah singgah di hidup Aycel.
Makasih atas semuanya.

Jika memang kalian bahagia, Maka Aycel bahagia.

Terimakasih

Dari ku si matahari
Untuk mu si para planet

•••

"Aycel,"

Gadis yang tengah menulis sesuatu di buku diary nya menoleh. Mendapati pemuda tampan dengan setelah baju hitamnya.

Pemuda itu menghampiri Aycel lantas memeluk gadis itu dari belakang. Menatap tulisan yang baru saja di tulis oleh Aycel.

Vano tersenyum, rasanya masih sama.
Oktober adalah bulan kesedihan bagi mereka. Dua orang yang mereka sayangi pergi begitu saja menyisakan luka yang lebar.

6 Tahun yang lalu, tepatnya 1 Oktober 2021, Raindza Egnio Gemano, sahabat serta saudara mereka pergi dan tidak akan kembali.

Meninggal dunia akibat menyelamatkan nyawa sahabatnya. Menyelamatkan keadaan yang sangat runyam dan penuh teka-teki.

Tapi, setahun kemudian. Setelah semuanya selesai. Setelah dimana Gino di temukan lalu menjalani pengobatan terkait mentalnya. 22 Oktober 2022, Argio Rayandra Madison meninggal dunia setelah berperang dengan penyakit leukimia nya yang sudah menyerang dirinya cukup lama.

Kini, setiap 22 Oktober. Mereka semua akan serentak mengunjungi dua orang yang berjasa bagi mereka.

Aycel sudah siap dengan dress hitamnya. Dirinya berdiri ketika Vano sudah menegakkan Tubuhnya.

"Berangkat sekarang?"

Aycel tersenyum, lantas mengangguk. Tangannya di genggam oleh tangan besar Vano. Mereka memasuki mobil yang sudah di siapkan.

Mobil berjalan dengan santai, di luar nampak rintik hujan mulai turun.
Begitu mobil berhenti, kondisi sangat sepi. Namun ada satu mobil yang jelas mereka kenali.

Vano keluar dengan payung di genggamannya, berjalan ke arah samping lalu membuka kan pintu untuk Aycel.

Mereka berjalan ke arah dua makam yang selalu mereka kunjungi 6 tahun terakhir.

Langkah mereka berhenti tak jauh dari makam. Seorang paruh baya tengah terduduk dengan mengelus salah satu nisan di sana.

Punggungnya nampak bergetar, bodyguard di dekat sana memayungi tuannya yang masih betah menatap dua kuburan di depannya.

Mereka terpaku ketika mendengar setiap penuturan yang di keluarkan. Tuan Ganendra menangis entah untuk sekian lama.

"Rai, terimakasih atas pengorbanan mu. Setidaknya Gio masih bisa hidup walau hanya setahun,"

"Sedari dulu, saya sudah menganggap kalian anak saya sendiri"

"Kamu ingat? Saya pernah mengatakan bahwa 'Jika memang perlu mengorbankan satu nyawa, maka biar saya yang menebusnya' tapi kenapa kamu tidak membiarkan saya untuk menebusnya?"

"Terimakasih Rai. Saya benar benar terimakasih, saya harap kamu bisa bahagia di atas sana dengan keluarga mu. Saya titip Gio di atas sana,"

"Argio. Maafkan papah. Beribu maaf papah berikan untuk kamu dan Gino. Yang perlu kamu tau,"

"Papah sayang sama kamu. Itu kan yang mau kamu dengar?"

"Sejahat-jahat nya papah. Papah tetep seorang ayah yang menyayangi anak-anaknya,"

"Kamu tau penyesalan terbesar papah?"

"Ketika membiarkan kalian tumbuh tanpa adanya kasih sayang. Melewati momen dimana seharusnya seorang ayah bermain dengan anak laki-laki nya,"

"Momen dimana seorang anak laki-laki nya meminta untuk bermain bola bersama. Papah pamit, papah sayang kamu,"

Semua di saksikan oleh Aycel dan Vano. Bahkan Aycel sudah menangis ke pelukan Vano.

Begitu melihat Ganendra pergi, mereka berdua memutuskan untuk mengunjungi makam keduanya.

Aycel menatap nanar ke depannya. Selalu seperti ini. Rasa sesak yang terus datang.

"Kalian dengar semuanya kan?"

"Kita anaknya papah Ganendra,"

"Papah yang selalu di anggap salah di mata anak-anaknya,"

"Gio. Gio bilang Gio pengen Cinta dari papah kan? Sayang dari papah kan?"

"Gio berhasil, Gio denger tadi? Papah bilang Dia sayang Gio,"

"D-dia sayang kita semua,"

"D-dia sayang kita, sayang Rai, sayang Gio, sayang Vano, sayang Aycel juga,"

"Baik-baik yah kalian. Nanti Aycel main lagi. Nanti kita main umpet umpetan sepatu lagi, iya kan?"

Vano memejamkan matanya erat. Dirinya tak sanggup mendengar penuturan dari gadisnya. Membawanya ke dalam pelukannya, membiarkan bajunya basah karna air mata.

Vano menatap kedua makam di depannya. Lantas tersenyum mengabaikan rasa nyeri yang bersarang di hatinya.

"Bahagia kalian,"

1/10/21 (Revisi)Where stories live. Discover now