Part 17

165K 11K 3.1K
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Suasana sekolah mulai sepi, bel sudah berbunyi sejak dua jam yang lalu namun Jeyra dan teman sekelasnya baru bisa pulang karna pelajaran tambahan yang di berikan oleh wali kelas mereka. Bu Gina sengaja memberikan materi tambahan untuk bekal anak muridnya saat Ujian Nasional nanti, yang akan di laksanakan sekitar dua bulan lagi.

"Jey, gue lagi gak bawa mobil, lo mau bareng gue sama supir gue?" tanya Sarah menatap mobil hitam yang baru saja berhenti di depan gerbang.

Jeyra menggeleng pelan seraya menatap ponselnya dengan serius. "Lo duluan aja, gue di jemput."

"Sama siapa?"

"Emm, pacar?" jawab Jeyra tidak yakin. Meskipun sudah resmi menjadi sepasang kekasih, namun Jeyra merasa asing jika menganggap Davin pacarnya. Karna ... tidak ada tembak-menembak dalam hubungan ini.

Sarah tersenyum menggoda. "Pantesan lo gak pernah interaksi sama cowo-cowo di kelas padahal mereka ganteng-ganteng, ternyata lo udah punya," Sarah mencoel lengan Jeyra membuat gadis itu senyum salah tingkah.

"Kapan-kapan kenalin ke gue ya, Jey. Gue duluan, babay!" Sarah melambaikan tangannya lalu berlari menghampiri mobil hitam di depan sana.

Setelah mobil yang di tumpangi Sarah mulai melaju, Jeyra kembali menatap ponselnya, pesannya belum di balas oleh Davin padahal tanda ceklis dua itu sudah biru. Apa Davin marah karna Jeyra tidak memberi tahu jika dirinya akan pulang terlambat?

"Apa Davin tadi udah nyusul tapi gue masih di kelas ya?" gumam Jeyra. Setelah itu keheningan menemani Jeyra yang duduk sendirian di dekat post satpam untuk menunggu Davin.

Lama menunggu membuat hanya tersisa Jeyra seorang, teman-teman sekelasnya yang lain sudah pulang. Gadis itu menghela nafas, Davin kemana? Pria itu bilang akan menjemputnya sepulang sekolah. Tapi hingga sekarang belum juga datang.

"Ah," Jeyra mengetuk pelan kepalanya. Teringat jika buku catatan miliknya tadi masih tertinggal di laci. Jeyra menatap ke sekolahnya, tidak terlalu sepi, ada beberapa murid-murid dan guru yang berlalu lalang. Jeyra berdiri lalu mulai melangkah mamasuki area sekolah.

Kelas miliknya sudah tertutup namun belum terkunci, Jeyra mendorong pintu itu pelan lalu berjalan ke tempat duduknya yang berada di paling belakang. Benar saja, buku catatan berukuran mungil itu masih berada di lacinya. Jeyra segera mengambilnya dan memasukannya ke dalam tas, ia sangat butuh buku ini untuk mencatat hal-hal penting ketika belajar nanti malam.

Brakk!

Jeyra tersentak dan melebarkan matanya, ia menoleh ke arah pintu kelas yang baru saja di dobrak dengan keras. Berdiri seorang pria di sana yang menatap Jeyra dengan lekat.

"Rafa lo ngapain di sana?" tanya Jeyra lalu menghela nafas lega, ia sudah ketakutan, namun ternyata hanya Rafa.

Rafa berjalan menghampiri Jeyra dengan langkah lebarnya. "Gue yang harusnya nanya itu, lo ngapain di sini? Kenapa bukan pulang ke rumah?" cerca Rafa langsung.

Dunia Davin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang