Part 30

214K 15.4K 7.5K
                                    

Kita akan lihat Davin ngomong panjang lebar untuk ceritain masa lalunya:')

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kita akan lihat Davin ngomong panjang lebar untuk ceritain masa lalunya:')

***

Jeyra mengedipkan matanya beberapa kali kemudian tangannya bergerak membalas pelukan Davin dan mengelus pundak lebar itu dengan gerakan pelan. Entah mengapa, Jeyra bisa merasakan kesedihan yang kini Davin rasakan.

Pasti, sulit menjadi Davin. Dari potongan ucapan yang Davin katakan di rumahnya tadi saja Jeyra sudah bisa menyimpulkan bagaimana beratnya kehidupan laki-laki yang merupakan kekasihnya ini.

Merasakan pelukan Davin semakin menguat membuat Jeyra mengigit bibirnya. Laki-laki itu menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Jeyra, menghirup aroma manis yang menguar dari rambut Jeyra yang sudah semakin panjang.

Berfikir cukup lama dalam keadaan canggung ini, akhirnya Jeyra mengeluarkan suaranya. "Lo boleh cerita ke gue, gue bakal dengerin."

Davin terdiam dan mengedip pelan. Tanpa bisa di cegah, mulutnya mulai menceritakan dengan lancar. "Orang tua gue nikah karna perjodohan. Mereka sama sekali gak punya perasaan, semuanya baik-baik aja sampe akhirnya gue lahir," suara Davin terdengar berat, pertanda dia masih menahan emosinya. "Bisa di bilang, kelahiran gue semakin ngerusak keadaan."

Jeyra hanya diam dengan tangannya yang terus bergerak di punggung Davin. Berusaha membuat laki-laki itu jauh lebih tenang.

"Mereka semakin sering ribut dan adu mulut sejak gue lahir. Lo tau karna apa?" Davin terkekeh rendah membuat bulu-bulu di sekitar leher Jeyra meremang. "Karna gue adalah kesalahan. Mereka janji gak akan lakuin hubungan suami-istri, tapi waktu itu Mama mabok dan ngegoda Papa. Papa yang memang punya nafsu besar, tentu gak bisa nolak dan akhirnya itu terjadi."

"Seharusnya mereka cerai setelah enam bulan menikah sesuai kesepakatan mereka sejak awal. Tapi karna kehadiran gue semuanya tertunda, apalagi kakek-nenek gue yang tau kalau mereka bakal punya cucu dan langsung terbang dari Jepang untuk ngelihat kelahiran cucu pertamanya secara langsung." Bola mata Davin menggelap. "Karna itu, gue gak jadi di aborsi. Padahal mereka udah rencanain mau bunuh gue."

Tatapan Davin menajam. Membuka masalalu selalu berhasil membuat emosinya tidak stabil, menyebabkan dirinya sendiri tidak bisa mengendalikannya.

"Mama gue anak dari salah satu pengusaha terkenal di saat itu. Sedangkan Papa gue cuman orang biasa yang kebetulan gak punya keluarga di sini. Kakek gue ngeliat kegigihan dan kerja keras Papa gue langsung jatuh cinta dan berniat jodohin sama anaknya yaitu Mama gue untuk nerusin perusahaan di sini. Papa gak bisa nolak, Mama juga. Dan mereka menikah atas dasar terpaksa."

"Sebenernya, cuman Papa yang terpaksa. Mama udah jatuh cinta sama Papa." Davin mulai mengepalkan tangannya. "Setelah kelahiran gue, Kakek-Nenek balik ke Jepang dan setelah itu gak pernah ada kebahagiaan sedikitpun dalam keluarga gue. Papa yang jarang pulang, Mama yang terus mabok-mabokan dan gak perduliin gue."

Dunia Davin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang