V

2.3K 134 0
                                    

Detektif Richard telah menanyai beberapa siswa setelah kesaksian Robert. Hari ini, ia telah memanggil Lucas. Lucas yang awalnya berada di daftar saksi, kini berubah menjadi tersangka.

Lucas datang dengan wajah yang terlihat sangat ketakutan. Di ruang introgasi pun, ia terlihat sangat gugup dan.. khawatir? Entahlah, yang jelas dia terlihat sangat takut. Hal tersebut menambah kecurigaan para Detektif yang menangani kasus Ja-Vin.

Beberapa menit kemudian, Detektif Richard memasuki ruang introgasi. Ia duduk di hadapan Lucas. Ia melihat tangan Lucas yang berada di atas meja, sedikit bergetar. Lucas yang sadar akan hal itu, segera menurunkan tangannya dari atas meja.

"Mr. Grint, apa kau sakit?" Tanya Detektif Richard, Lucas hanya menggelengkan kepalanya.

"Baik, langsung saja ke intinya. Kau tau Kevin dan Jacob tewas?"

Lucas hanya menganggukkan kepalanya.

"Kau tau dari mana?" Tanya Detektif Richard lagi.

"TV." Jawab Lucas lirih.

Jawaban Lucas membuat Detektif Richard semakin curiga.

"Belum ada satu pun stasiun TV yang memberitakan hal ini, Mr. Grint." Ucapan Detektif Richard mampu membuat Lucas semakin panik. Tangannya semakin bergetar.

"Apa kau ingin didampingi pengacara?"

Lucas hanya menggelengkan kepala sebagai jawabannya.

"Baik, sudah cukup basa-basinya. Aku akan langsung ke intinya." Ucap Detektif Richard sambil menutup berkas yang dibukanya tadi.

"Apa kau yang membunuh Kevin?"

"T-tidak!" Bantah Lucas dengan cepat, membuat para Detektif semakin mencurigainya.

"Apa yang kau lakukan di malam itu?"

"A-aku di rumah."

Lucas tak berani menatap mata Detektif Richard. Ia melihat ke bawah dan sangat menghindari kontak mata dengan sang Detektif. Sekali lagi, memperlihatkan kepanikan Lucas terhadap sesuatu dan semakin membuat Detektif Richard mencurigainya.

"Kau berbohong Mr. Grint."

"Aku tau kau tak di rumah malam itu. DIMANA KAU MALAM ITU? APA KAU YANG MEMBUNUH KEVIN?! LIHAT MATAKU MR. GRINT!"

Bentakan Detektif Richard mampu membuat getaran di tubuh Lucas berhenti. Ia pun akhirnya menatap Detektif Richard.

"Aku tak membunuh Kevin." Ucap Lucas yang kali ini terdengar tak ada kepanikan di sana. Ucapannya sangat meyakinkan. Lie detector pun tak mendeteksi kebohongan pada ucapan Lucas.

"Baik. Apa ada orang lain di sana?" Pertanyaan Detektif Richard kembali membuat tubuh Lucas bergetar. Ia kembali menundukkan pandangannya dan kembali panik.

"Mr. Grint?"

"A-aku tak bisa memberitaumu."

Saat ingin mengajukan pertanyaan lagi, seorang detektif memasuki ruang introgasi dan membisikkan sesuatu kepada Detektif Richard.

Detektif Richard kemudian, meninggalkan ruang introgasi. Ia dipanggil oleh kepala kepolisian. Setelah mengetuk pintu dan dipersilahkan masuk. Richard kemudian memberi hormat.

"Kau yang menangani kasus Ja-Vin?" Tanya Andrew, kepala kepolisian.

"Ya, Pak."

"Lepaskan Lucas. Bukan dia pelakunya." Ucapan Andrew membuat Richard shocked. Seorang Richard tak sepenurut itu, ia segera membantah.

"Bagaimana bisa kami melepaskan tersangka utama Pak?"

"Ikuti saja perintahku!"

"Tidak! Kali ini siapa yang menelpon? Hah? Kami sudah stress dengan kasus 'TRHM' karena tak ada satu petunjuk pun. Bagaimana bisa Bapak menyuruh kami melepaskan Lucas saat dia sangat mencurigakan?! Jangan biarkan kami seperti orang bodoh lagi, Pak!"

"Richard! Turuti saja perintahku kalau kau tidak ingin menjadi gelandangan!"

"Shit. Kali ini siapa yang menelpon? Orang seberpengaruh apa lagi, Pak?!"

"Apa?! Kau baru saja mengumpatiku? Hah?!"

"Terserah lah!"

Ucap Richard dan segera meninggalkan ruangan Andrew. Richard adalah anaknya. Jadi, tak kaget jika Richard bersikap tak sopan kepadanya.

Para detektif kemudian melepaskan Lucas dan membiarkannya pulang. Richard kesal. Sedikit lagi, ia mendapatkan petunjuk. Tapi, lagi-lagi orang-orang berpengaruh di atas sana merusaknya.

Siapa yang membantu Lucas? Itu masih menjadi sebuah misteri.

-

Satu minggu setelah kematian Kevin dan Jacob. Ruang kelas hari itu, masih dalam suasana berkabung. Terutama Robert yang merasa sangat kehilangan.

Semenjak kejadian itu, tak ada yang merendahkan Lucas lagi. Robert pun tak pernah lagi berurusan dengan Lucas. Bisa dibilang, Lucas telah bebas. Ini yang ia harapkan. Kehidupannya yang aman dan damai.

Semua teman sekelasnya, yakin bahwa Lucas lah dalang di balik pembunuhan Ja-Vin. Namun, entah dari mana ia mendapatkan koneksi, ia terbebas dari segala macam tuduhan.

Investigasi kasus Ja-Vin terpaksa dihentikan sementara. Karena kurangnya petunjuk dan bukti, juga perintah dari orang-orang berpengaruh di atas sana. Bahkan, keluarga Kevin dan Jacob yang terkenal kaya, dengan banyak koneksi pula, bungkam. Tak ingin lagi mengorek kasus kematian anak mereka. Entah siapa yang mengancamnya.

Walaupun Lucas sudah tak dibully lagi, ia masih saja sendiri. Tak ada satu pun yang mau berteman dengan Lucas. Hal itu lebih baik bagi Lucas, dari pada diperlakukan tidak manusiawi.

Can You Find Me ? [COMPLETED]Where stories live. Discover now