XXVI

1.2K 56 0
                                    

Hari ini, Lucas berencana untuk membuntuti Dax satu hari penuh. Ia sebenarnya ingin memebuntutinya sedari lama, tapi ia terlalu takut melakukannya. Namun, sekarang karena sudah menjadi detektif, fisik dan mentalnya sudah semakin kuat. Akhirnya, ia bisa membuntuti Dax dengan segala macam persiapannya. Persiapan secara fisik dan mental.

Lucas tau bahwa dengan bertemu Dax, semua hal keji yang pernah ia lakukan untuk Dax akan kembali teringat, juga.. ketika rasa ketakutan yang pernah ia alami, akan menjalar begitu saja di tubuhnya. Hal - hal menyeramkan, seperti pemenggalan kepala manusia, pemotongan jari, dan lain - lain, akan kembali merasuki pikiran Lucas ketika melihat wajah Dax.

Namun, ia menepis semua pikiran - pikiran buruk itu dan fokus untuk mencari cara bagaimana menangkap Dax.

Lucas telah menunggu di seberang jalan sembari melihat pagar mansion Dax terbuka. Dari luar, mansion itu tak terlihat karena berada begitu jauh dari pagar. Dari luar, Lucas hanya bisa melihat pagar dan pohon - pohon di dalamnya. Terlihat begitu asri, tak mencekam, juga tak terlihat mencurigakan. Diperkirakan, jika berjalan dari pagar menuju mansion itu, akan sangat kelelahan jika tak menggunakan kendaraan.

Ketika melihat pagar tersebut terbuka, Lucas segera menyalakan mesin mobilnya dan melihat sebuah mobil Bentley State Limousine berwarna hitam keluar dari pagar tersebut. Tanpa berpikir panjang lagi, Lucas tau bahwa mobil itu adalah milik Dax. Ia pun segera melajukan mobilnya, mengikuti mobil tersebut.

Setelah hampir 40 menit perjalanan, mobil Limousine tersebut akhirnya berhenti di sebuah perusahaan besar dan menampakkan Dax keluar dari mobil tersebut. Lucas melihat gedung tersebut dari dalam mobilnya, ternyata Dax berhenti di perusahaannya sendiri.

Lucas pun segera keluar dari mobilnya dan masuk ke perusahaan tersebut. Ketika sampai di dalam gedung, Lucas dicegah oleh satpam. Namun, segeralah Lucas menunjukkan tanda pengenal kepada satpam itu dan saat itu juga satpam tersebut mempersilahkan Lucas masuk.

Lucas melihat Dax yang sedang berjalan menuju lift yang diikuti oleh beberapa orang di belakangnya, yang Lucas yakini mereka adalah para petinggi perusahaan dan beberapa pengawal Dax.

Setelah Dax masuk ke lift, Lucas segera berjalan menuju lift tersebut dan berdiam di depan lift untuk mengetahui Dax akan berhenti di lantai keberapa. Ternyata, Dax berhenti di lantai teratas gedung tersebut. Akhirnya, tanpa berpikir panjang lagi Lucas segera menaiki lift yang ada di sebelahnya menuju lantai tersebut.

Sesampainya di lantai teratas gedung itu, Lucas telah kehilangan Dax. Namun, ia tetap menyusuri lantai tersebut untuk mencari Dax. Tanpa sadar, ia berada di sebuah perpustakaan mini dan di depan perpustakaan tersebut terdapat sebuah ruangan yang menampilkan Dax dengan jelas. Ternyata, lelaki itu sedang meeting.

Akhirnya, Lucas pun berdiam di perpustakaan tersebut sambil berpura-pura membaca buku. Walaupun sebenarnya, ia sedang mengawasi Dax.

Setelah hampir 2 jam, akhirnya meeting tersebut selesai. Lucas pun kembali mengikuti Dax yang sudah keluar dari ruang meeting tadi. Tak ada yang mencurigakan dari laki-laki itu. Bahkan, setelah meeting Dax pun langsung kembali ke ruangannya dan tidak keluar dari ruangan tersebut. Akhirnya, Lucas memutuskan untuk pergi. Menunggu Dax di mobilnya.

Sementara itu..
Dax melihat Lucas dari jendela ruangannya sedang berjalan ke arah mobilnya. Lelaki itu tau bahwa ia sudah diikuti sedari tadi dan ia terkejut sekaligus senang karena ternyata Lucas yang mengikutinya. Akhirnya, Dax melihat Lucas setelah 10 tahun silam, kaki tangannya itu menghilang. Ia kemudian, tersenyum miring. Lalu, meneguk segelas kopi di tangan kanannya.

-

Setelah hampir 10 jam menunggu, Lucas akhirnya melihat Dax keluar dari gedung tersebut. Tanpa berlama - lama lagi, Lucas segera menancapkan gasnya mengikuti mobil Dax.

Ternyata, Dax berhenti di sebuah toko pakaian. Karena Lucas pikir ini adalah kesempatan bagus untuk mencari tau apa rencana Dax, ia akhirnya turun dari mobil dan ikut masuk ke toko tersebut.

Sesampainya di dalam toko, Lucas segera mencari sosok Dax. Namun, ia kebingungan karena tak menemukannya. Padahal ia sangat yakin bahwa Dax masuk ke toko itu.

Lucas tak menyerah. Ia tetap mencari Dax di seluruh penjuru toko tersebut. Saat ia sedang berhenti karena bingung harus mencari kemana lagi, sebuah tangan muncul dari balik tirai dan menarik Lucas masuk ke dalam.

Ya. Dax yang berada di ruang ganti tersebut, menunggu Lucas di sana. Lalu, menarik kerah lelaki itu.

Lucas terkejut melihat Dax. Namun, sedetik kemudian dia segera melayangkan pukulan kepada Dax. Tentu saja, Dax bisa menangkis semua pukulannya. Mereka pun bertikai di dalam ruang yang sempit itu.

Saat Lucas akan menghantam wajah Dax dengan tangannya, Dax dengan cepat menangkap tangannya dan membalikkan tangan Lucas. Lalu, mendorong dan memepetkan Lucas ke arah dinding dengan tangannya yang telah Dax tahan dan menendang betis Lucas hingga ia berlutut. Lucas meringis kesakitan. Ia tetap meronta agar tangannya bisa terlepas dari cengkraman Dax. Tetapi usahanya sia - sia, ia tetap tak bisa melepaskannya. Ia tak menyangka, tekhnik bela diri yang sudah ia asah selama ini, masih belum bisa mengalahkan Dax.

"Kenapa kau mengikutiku? Apa kau ingin kembali menjadi kaki tanganku?" Tanya Dax yang semakin mengencangkan cengkramannya.

"TUTUP MULUTMU! Aku tak pernah menjadi kaki tanganmu!" Balas Lucas sambil menahan rasa sakit di tangannya. "Arrgggh!"

"Baiklah baiklah." Ujar Dax sambil terkekeh.

"Apa kau lupa peraturanku? Jangan buat aku mengulangi perkataanku." Lanjut Dax.

Lucas terlihat berpikir apa pertanyaan yang telah diajukan Dax. Namun, sedetik kemudian ia segera menepis pikirannya itu. Ia tak sadar, kebiasaannya mematuhi Dax dulu akan terulang lagi sekarang. Lucas tak menjawab pertanyaan Dax dan memilih untuk diam.

Dax menghela napasnya. Lalu, kembali menguatkan cengkramannya di pergelangan tangan Lucas dan.. semakin menekan kaki Lucas.

"Kenapa kau mengikutiku?" Tanyanya lagi, yang kali ini terdengar sangat serius. Tetapi, Lucas tetap tak menjawab pertanyaannya.

"Kau berharap aku melakukan pembunuhan, lalu kau akan menyergapku dan menangkapku?" Ucapnya. Lalu, Dax terseyum miring, merendahkan Lucas.

"Tidak semudah itu. Kau masih lemah Lucas Grint. Kau belum bisa mengalahkanku." Lanjutnya.

"Temui aku lagi, jika kau merasa telah bisa mengalahkanku." Ujar Dax lagi. Lalu, Dax kembali mengencangkan cengkramannya dan dengan cepat dan kuat, ia memukul tengkuk Lucas hingga membuat laki-laki itu jatuh pingsan.

Setelah melepaskan Lucas yang sedang pingsan itu, Dax melihat dirinya yang sedikit berantakan di pantulan cermin. Ia pun merapikan jas dan rambutnya. Lalu, keluar dari ruang ganti tersebut dan pergi dari toko pakaian itu. Tak lupa, ia menyuruh kaki tangannya untuk menghapus seluruh rekaman cctv di toko itu.

-

Pelayan toko pakaian yang Dax datangi tadi, sedang membersihkan pakaian yang berdebu. Lalu, ia terkejut karena mendengar bunyi ponsel. Padahal, hanya ada dirinya di sana dan jelas bunyi tersebut bukan berasal dari ponselnya.

Pelayan itu lalu mendekatkan dirinya ke ruang ganti dan perlahan membuka tirai tersebut. Ia terkejut ketika melihat seorang laki-laki yang tengah terpejam sedang telungkup.

"Tuan.. Tuan.." Panggil pelayan itu, mencoba membangunkan Lucas.

Lalu, Lucas pun tersadar dan terlihat kebingungan melihat pelayan di hadapannya.

"Apa kau baik-baik saja, Tuan?" Tanya pelayan tersebut.

Belum sempat Lucas menjawab, ia dikejutkan dengan ponselnya yang sedang berdering. Lalu, dia teringat kejadian tadi, kejadian dimana Dax dengan mudah melumpuhkannya.

"ARRGGHHH!!" Teriak Lucas tiba-tiba membuat pelayan di hadapannya terkejut. Ia lalu, menghantam lantai karena kesal. Kesal dan merasa malu pada dirinya sendiri, karena pingsan dalam sekali pukul.

Can You Find Me ? [COMPLETED]Where stories live. Discover now