IX

1.9K 122 0
                                    

Setelah keluarga 'Smith' dan beberapa tamu undangan diinterview, kini Dax menjadi kunci dari kasus ini. Karena dia lah orang terakhir yang bersama Bella saat itu.

"Baik Mr. Fransisco, kau pasti tau kenapa kami memanggilmu. Aku akan langsung ke intinya." Ujar Detektif Richard yang terlihat sangat frustasi karena kasus pembunuhan yang tak kunjung menemukan titik terang.

"Apa benar Bella yang mengajakmu ke kamar?"

Dax hanya mengangguk sebagai jawabannya.

"Kenapa dia mengajakmu ke kamar? Kau yakin bukan kau yang mengajaknya?"

"Apa kau tak memeriksa cctv? Jelas dia yang mengejarku."

Richard merasa seperi sedang dimarahi oleh atasan. Untuk kali pertama, Richard merasa terintimidasi hanya karena tatapan seseorang.

"Apa yang kau lakukan malam itu?"

"Oh God. Seriously? Kau ingin aku menceritakan malam itu?"

"Kami ingin memastikan alibimu Mr. Fransisco."

Dax kemudian menceritakan apa saja yang mereka lakukan malam itu.

"Baiklah. Lalu, apa yang kau lakukan di tempat kau mengambil wine?"

"Tentu saja mengambil wine. Apa lagi?"

"Karena kebetulan cctv di tempat itu, tak berfungsi malam itu." Ujar Richard dengan nada yang terdengar seperti mencurigai Dax.

"Apa kau melihat pria ini ketika kembali ke kamar?" Lanjut Richard sambil memperlihat cctv dengan sosok pria berpakaian serba hitam berjalan menuju kamar Bella.

"Tidak, aku sama sekali tak melihatnya." Jawab Dax.

Setelah meng-interview Dax, Richard berkumpul dengan rekan kerjanya. Beberapa menit kemudian, mereka pun mengeluarkan Dax dari ruang introgasi.

"Terimakasih atas kerja samanya, Mr. Fransisco." Ucap Richard sambil berjabat tangan dengan Dax.

Dax kemudian pergi meninggalkan kantor polisi sambil.. tersenyum.

- Malam kematian Bella Smith -

Seseorang membuka kamar Bella. Bella yang sedang melepas gaunnya untuk memperlihatkan dirinya kepada Dax, menoleh ke arah pintu dan bahagia melihat Dax sudah kembali.

Namun, Dax berganti pakaian. Awalnya, ia memakai jas berwarna cream, tapi sekarang ia memakai celan jogger berwarna hitam dengan hoodie, topi, dan sepatu boots berwarna senada.

Dax kemudian duduk di sofa, melihat Bella dan aktivitasnya. Ia kemudian menghampiri Bella dan memeluknya dari belakang.

"Apa kau sudah siap menjadi milikku malam ini?" Tanya Dax sambil meletakkan kepalanya di leher Bella.

"Of course." Jawab Bella. Ia kemudian berbalik dan melingkarkan kedua tangannya di leher Dax. Kemudian, kembali melakukan adegan yang sempat terhenti tadi.

"Kenapa kau berganti pakaian?" Tanya Bella.

"Agar lebih leluasa." Jawab Dax.

Dax pun melakukan aksinya. Tangan kanannya berhenti bermain dan mengambil sesuatu di sakunya. Ia mengambil pisau..

dan menusuk perut Bella.

Bella yang awalnya memejamkan mata, kini membuka matanya dan melihat perutnya yang sudah bersimbah darah. Ia melihat ke arah Dax yang sedang memberikan senyuman kepadanya.

"D-Dax.. Apa yang kau la-- Arrrrggghhh."

Bella mengerang. Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, Dax menusuknya lagi. Dax lalu membuat sebuah lingkaran besar di perut Bella.

"Kau itu special Bella. Ini kali pertamaku bercumbu dengan mangsaku." Ujar Dax sambil menusuk-nusuk perut Bella.

"K-kenapa k-kau--"

Bella tak bisa menyelesaikan kalimatnya karena kesakitan yang ia rasakan di perutnya.

"Sudah kubilang kan.. Aku akan membuatmu mengerang malam ini Bella, hehe. Apa kau semakin terangsang?" Ujar Dax di tengah-tengah rintihan dan tangisan Bella.

"K-kau t-tak wa-waras.."

"Hehe.. Tapi, kau sangat menikmati malam ini kan?"

Bella mengerang tak ada habisnya hingga ususnya keluar.. Bella masih tetap bernafas. Dax kemudian menyayat sepanjang leher Bella hingga akhirnya Bella tak bernafas dan bergerak lagi. Ia kemudian, menyeret Bella dari atas ranjang dan menggantungnya di langit-langit kamar.

"Terimakasih sudah memuaskanku malam ini sayang. Kau sangat cantik." Ucap Dax dan tertawa setelahnya.

Setelah melaksanakan aksinya, Dax kemudian mencuci wajahnya yang terciprat darah Bella. Lalu, memakai topi dan menutupi dengan hoodienya. Ia kemudian keluar dari sana menuju ke tempat dimana ia akan mengambil wine.

Tak lupa, ia menyuruh kaki tangannya untuk menonaktifkan cctv malam itu.

Dax kemudian berganti pakaian dan memberikan pakaian hitamnya tadi kepada kaki tangannya yang lain, yang sedang berpura-pura menjadi pelayan di hotel itu.

Lalu, Dax pun kembali ke kamar hotel dan berpura-pura terkejut. Bahkan, menelpon 911 adalah bagian dari rencananya.

Dax keluar dari kantor polisi dan menghirup dalam-dalam udara hari itu. Ia sangat merasa hebat bisa mengelabui polisi sedemikian rupa. Ia juga tak menyangka akan mendapatkan mangsa seperti Bella, mangsa yang sangat pas. Ya. Dengan meninggalnya Bella, Dax akan semakin dicari-cari oleh seluruh manusia di negaranya.. Tidak. Bahkan, seluruh dunia akan mencarinya karena kematian aktris papan atas itu.

Dax kemudian, memasuki mobil dan segera pulang ke rumahnya.

Sesampainya di rumah, ia segera meletakkan 'souvenir' yang ia dapatkan dari Bella di sebuah etalase yang berisi high heels semua perempuan yang ia bunuh.

Dax menghirup bau high heels milik Bella dan meletakkannya secara perlahan di etalase miliknya.

Ia merayakan hari itu sambil meneguk segelas anggur.

Can You Find Me ? [COMPLETED]Where stories live. Discover now