XXIII

1.4K 58 0
                                    

7 tahun yang lalu

Beberapa bulan setelah pernikahan Dax dan Elena, Lucas begitu terpukul. Pasalnya, ia tak bisa menghentikan Elena menikah dengan manusia itu. Ia tak bisa melakukan apa pun, selain melihat Elena dan Dax di altar pernikahan, yang ia tau Elena pasti menginginkan seseorang untuk menghentikan pernikahan itu.

Lucas merasa ia harus berbuat sesuatu terhadap Dax. Tapi, ia tak tau harus dari mana ia memulai. Ia juga sadar, ia tak bisa melawan Dax sendiri.

Akhirnya, ia berada di depan pintu apartment Robert. Satu-satunya orang yang terlintas di benaknya, dengan segala koneksinya. Lucas yakin, Robert bisa membantunya.

Lucas pun menekan bel pintu apartment Robert berkali-kali. Beberapa menit kemudian, pintu terbuka dan menampilkan Robert di sana.

Saat melihat Lucas di depan pintunya, Robert kembali menutup pintu. Namun, dengan cepat Lucas menahannya.

"Apa maumu? Aku tak mau lagi berurusan denganmu. Pergi." Ucap Robert dan kembali menutup pintu. Namun, lagi-lagi Lucas menahannya.

"Aku butuh bantuanmu." Ujar Lucas yang mampu membuat Robert terkekeh.

"Bantuanku? Setelah ini, mungkin aku akan ditemukan tewas di apartmentku sendiri." Sindir Robert. Saat Robert ingin kembali menutup pintunya, ucapan Lucas berhasil membuat Robert tak jadi melakukannya.

"Aku tau dalangnya."

"Apa?"

"Pembunuhan Ja-Vin."

Robert tak bisa berbohong. Sampai detik ini, ia masih memikirkan dalang dibalik tewasnya kedua sahabatnya itu. Robert juga tak percaya dengan rumor yang beredar bahwa Lucas lah pembunuhnya. Akhirnya, Robert pun membiarkan Lucas masuk ke apartmentnya dan mendengar lebih lanjut tentang apa yang baru saja diucapkan Lucas.

-

"Apa katamu?!" Ucap Robert terkejut mendengar cerita Lucas. "Suami Elena adalah pembunuh?!" Lanjutnya memperjelas ucapan Lucas. Robert mengangguk sebagai jawaban.

Tanpa isyarat apa pun, Robert melayangkan satu pukulan ke pipi Lucas. Hal itu mampu membuat Lucas terkejut. "Kalau saja kau bercerita lebih awal, Dax pasti sudah tertangkap!" Ucap Robert. Setelahnya, ia kembali duduk di sofanya dan meneguk segelas air.

"Dia mengancam akan membunuh Ibuku." Ujar Lucas lirih. "Maaf." Lanjutnya.

"Sudahlah, aku hanya melampiaskan rasa kesalku." Balas Robert.

"Apa kau punya cukup bukti untuk memenjarakannya?" Ucap Robert lagi. Lucas menggelengkan kepalanya. Kemudian, memperlihatkan jarinya dan melepaskan jari palsu yang dipakainya hingga menampakkan hilangnya jari telunjuk dan jempolnya.

"Hanya ini bukti yang aku punya. Tapi, kau pasti tau bukti ini tak bisa diterima." Ujar Lucas.

"Apa Elena tau bahwa Dax adalah pembunuh?"

"Ya. Tapi, ia tak tau kalau Dax adalah 'The Red Heels Murder'. Aku tak bisa memberitaunya."

"Kenapa?"

"Berbahaya."

"Aku harus menyelamatkan Elena, bagaimanapun caranya." Ucap Robert dengan penuh tekad. "Pertama, beritau aku apa pun yang kau tau tentang orang itu." Lanjut Robert.

Dan sejak itu lah Robert dan Lucas mulai bekerja sama untuk menjatuhkan Dax serta.. menyelamatkan Elena.

Namun ternyata, sampai 7 tahun lamanya.. mereka belum juga mendapatkan bukti yang pasti untuk diserahkan ke kepolisian. Selama 7 tahun itu, Dax justru semakin berjaya. Memiliki anak dari Elena dan membunuh wanita berhigh heels merah pun masih terus ia lakukan.

Can You Find Me ? [COMPLETED]Where stories live. Discover now