XV

1.6K 93 0
                                    

Dax sedang menunggu Elena di Aquavit. Salah satu kafe yang sering dikunjungi banyak pelanggan. Untungnya, ia telah menyewa kafe itu untuk dirinya dan Elena. Karena dia terlalu malas menjadi pusat perhatian ketika berada di tengah-tengah orang banyak. Tak lupa, ia juga mengganti pelayan toko itu dengan pelayannya sendiri.

Saat sibuk menunggu, Elena datang menghampirinya di sana. Dax pun terkejut dan segera menarik kursi yang ada di seberangnya. Elena kemudian duduk dengan nyaman di sana. Elena terlihat senang.

"Aku minta maaf karena hanya mengajakmu ke sini. Aku pikir kau tak akan mau datang. Jadi, aku asal saja memilih tempat ini." Ucap Dax panjang lebar yang mampu membuat Elena makin senang dengan sikapnya.
"Tak apa. Biarkan hari ini, aku yang membayar." Balas Elena sambil terus memperlihatkan senyumannya.

"Ah.. Tidak. Biarkan aku yang bayar." Tolak Dax dengan lembut.

"Tidak, aku saja untuk membayar hutangku kemarin."

"Tidak, kemarin aku hanya bercanda."

"Tidak, biar aku saja."

"Baik, terserah kau saja." Ucap Dax akhirnya mengakhiri perdebatan mereka. Diikuti gelak tawa masing-masing.

Mereka kemudian, memesan menu masing-masing dan mulai makan makanan mereka. Suasana canggung pun melanda keduanya. Elena yang menunggu Dax memulai percakapan. Dax yang tak tau harus berkata apa.

"Ah.. Mrs. Wilson, boleh aku bertanya sesuatu?" Ujar Dax yang membuat Elena melihat ke arahnya.

"Maukah kau menikah denganku?" Ucap Dax yang langsung membuat Elena tersedak makanannya sendiri. Dax pun segera menyodorkan minuman kepadanya.

"Me-menikah?! Kita bahkan tak kenal satu sama lain dan kau.. kau mengajakku menikah?" Ujar Elena dengan wajah yang terlihat sangat terkejut. Bagaimana tidak terkejut? Ketika seorang pemuda tiba-tiba mengajakmu menikah padahal mereka baru bertemu sekali bahkan, tak kenal satu sama lain?

"Aku Dax Fransisco. Bagaimana? Sekarang kita sudah kenal." Ucap Dax begitu santai. Pupil mata Elena terlihat membesar mendengar Dax menyebutkan nama Fransisco. Dax tau dia sedang memikirkan apa.

"Ti-tidak, bukan seperti itu.."

"Apa karena 'Fransisco'.. kau tak mau menikah denganku?"

"Ti-tidak, bukan.."

"Lalu apa?"

"Menikah itu sangat berat Dax. Bagaimana bisa kita menikah? Aku bahkan tak tau apa-apa tentangmu dan.. aku masih pelajar Dax. Aku harus melanjutkan studiku."

"Kau tak perlu melanjutkan studi Mrs. Wilson. Kau akan bergelimang harta seumur hidupmu, aku jamin itu."

"Tidak, bukan harta yang ku khawatirkan. Tapi.." Belum sempat Elena menyelesaikan kalimatnya. Ia menghela napas dan berdiri, mengambil tasnya lalu beranjak pergi meninggalkan Dax.

"Maaf, aku tak bisa." Lanjutnya dan segera pergi meninggalkan Dax. Namun, bukan Dax namanya kalau tak dapat apa yang ia ingin. Ia segera menahan pergelangan tangan Elena dan beranjak dari duduknya untuk menghampiri Elena.

"Jadi.. kau menolakku Mrs. Wilson?" Ucap Dax sambil tetap menahan pergelangan tangan Elena.

"Aku tak bisa." Balas Elena seraya melepaskan tangan Dax yang sedang menahan pergelangannya. Ia pun segera pergi meninggalkan Dax di kafe itu.

Dax murka.

Seorang Dax tak mendapat keinginannya bahkan, setelah menyebutkan nama Fransisco membuatnya sangat marah. Dax melempar segala hal yang ada di kafe itu sehingga membuat semua barang-barang antik di sana pecah. Untung saja, Dax telah menyewa tempat ini. Jadi, ia bisa leluasa mengobrak-abrik tempat itu.

"Berani-beraninya makhluk rendahan sepertinya menolakku?!" Ucap Dax dengan marahnya. Ia bahkan memecahkan gelas yang ada di tangannya dalam sekali tekanan.

Para pelayan yang merupakan kaki tangannya hanya bisa menelan saliva mereka. Mereka terlalu takut untuk sekedar membersihkan pecahan-pecahan yang berserakan itu.

-

Sepulang dari kafe itu, Elena segera melemparkan tubuhnya ke atas kasur. Sungguh Elena tak tau harus berbuat apa. Ia bahkan, baru pertama kali mengenalnya dan dia langsung mengajaknya menikah. Selain itu, dirinya juga masih seorang pelajar yang masih sangat labil dan apa? Menikah? Sungguh sebuah hal yang tak pernah Elena bayangkan sebelumnya.

Elena segera beranjak dari kasurnya, menghampiri laptop yang terletak dI atas meja belajarnya. Ia segera mencari tau tentang keluarga 'Fransisco'.

Elena hanya tau sedikit tentang keluarga ini. Ia hanya tau keluarga ini pernah menjadi keluarga yang sangat terkenal 20 tahun yang lalu. Tapi, entah apa yang terjadi keluarga ini tak pernah lagi muncul ke publik.

Mendengar nama 'Fransisco' untuk pertama kalinya dari keturunan asli keluarga itu, membuat Elena terkejut. Ia pun mencari artikel tentang keluarga ini. Namun, nihil. Tak ada satupun artikel yang menceritakan tentang keluarga ini. Sangat aneh bagi Elena. Ia lalu, mencari nama 'Dax Fransisco', barulah muncul data tentang orang itu.

Data di artikel itu hanya menyebutkan bahwa Dax merupakan satu-satunya pemuda yang terkaya di negaranya. Tak ada data pribadi tentangnya. Keluarga, saudara, atau apa pun.

Elena kemudian, menutup lagi laptopnya, tak berniat menggali lebih dalam tentang keluarga Fransisco. Ia lalu, menjatuhkan lagi tubuhnya di atas kasur.

"Kenapa keluarga Fransisco yang tak pernah muncul ke permukaan itu.. tiba-tiba mendekatiku? Bahkan, mengajakku menikah? Lalu, kenapa aku?" Elena bertanya-tanya.

Elena tak tau bahwa dirinya telah membuat kesalahan besar.

Ya. Tidak menuruti kemauan Dax adalah kesalahan terbesar dalam hidupnya.

-

-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Can You Find Me ? [COMPLETED]Where stories live. Discover now