XXVIII

1.2K 63 0
                                    

Setelah Blake mengungkapkan rencananya untuk menangkap Dax kepada timnya, ia pun menyuruh tim peretas di kantor kepolisian untuk mengambil denah Mansion Dax. Ia yakin bahwa cara ini akan berhasil menangkap Dax.

Beberapa hari setelahnya, tim peretas pun berhasil masuk ke dalam sistem keamanan Mansion Dax. Blake pikir akan membutuhkan waktu berminggu - minggu untuk bisa masuk ke sistem kemanan tersebut. Namun, nyatanya Dax lengah. Ia sama sekali tidak mengetatkan sistem keamanan yang ada di Mansionnya. Hal ini pun mempermudah pihak kepolisian untuk meretasnya.

Setelah mendapatkan denah Mansion Dax, Blake pun kembali berkumpul bersama timnya, 2 tim dari unit investigas lain, kepolisian setempat, dan tim SWAT. Blake meminta izin kepada atasan yang sama sekali tidak berhubungan dengan Dax. Akhirnya, atasan tersebut memerintahkan Blake untuk membawa tim SWAT karena mereka akan menangkap pembunuh berantai yang sudah sangat ahli menggunakan taktik.

-

Saat ini, Lucas berada di dalam mobil bersama dengan tim peretas. Ia sedang melihat cctv di Mansion Dax. Lebih tepatnya, sedang melihat cctv di kamar Dax. Saat ini, Dax tengah duduk santai di kamarnya sembari membaca buku.

Tak lupa, Lucas juga sudah bekerja sama dengan Elena beberapa hari sebelum aksi ini diluncurkan. Lucas sudah memberikan alat penyadap kepada Elena berbentuk seperti kancing baju. Ia memberika Elena alat penyadap karena nantinya Elena akan berperan penting dalam strategi ini. Selain mampu menampilkan apa yang ada di hadapannya, alat sadap tersebut juga mampu merekam suara.

Lucas nantinya akan memberikan Elena aba - aba melalui cctv untuk masuk ke kamar Dax. Elena akan bergerak ketika melihat cahaya infrared di cctv kamarnya mati.

-

Saat ini, Elena tengah berada di kamarnya dan memantau cahaya infrared di cctv kamarnya. Ia tak henti-hentinya berdoa agar kali ini, Dax bisa tertangkap tanpa ada masalah.

Elena sangat gugup dan takut jika nanti rencana ini, tak sesuai dengan rencana yang Lucas sampaikan. Namun, ia tetap menguatkan dirinya demi Ace. Tak lupa, sedari tadi Elena telah menyuruh Ace untuk bersembunyi dimana pun. Saat ini pun, Elena tidak tau dimana anaknya itu bersembunyi.

Beberapa jam kemudian, Elena melihat aba - aba dari Lucas telah muncul. Ia pun segera memasang alat sadap yang berbentuk kancing itu di bajunya. Barulah, ia keluar dari kamarnya dan berjalan biasa saja. Entah apakah ini sebuah keburuntungan bagi Elena, tak ada satupun pelayan yang berdiri di pintu kamar Dax. Ini lah kesempatan Elena.

Perempuan itu, segera masuk ke kamar Dax, tepat setelah Lucas bisa meretas password kamar Dax. Gagang pintu pun terbuka dan Elena masuk ke dalam dengan sangat hati - hati. Lalu, perlahan kembali menutup pintu.

Ini kali pertamanya, Elena masuk ke dalam kamar Dax, walaupun sudah 10 tahun ia hidup bersama. Perempuan itu terkejut karena melihat kamar Dax yang begitu rapi dan tidak terlihat seperti kamar seorang pembunuh keji.

Tempat tidur berwarna putih polos dengan selimut yang bertengger rapi di atasnya. Lalu, buku - buku yang turut tertata rapi di rak. Selain itu, terdapat jendela yang ditutup dengan gorden transparan memberikan cahaya yang sejuk ke dalam kamar.

Aneh. Di dalam kamar itu, Elena sangat merasakan kesunyian. Bukannya merasa takut, ia justru merasa nyaman dan ingin sedikit lebih lama lagi di sana.

Andai saja kau bukan orang jahat, Dax...
Batin Elena.

Namun, Elena segera menampar pipinya untuk menyadarkan dirinya. Akhirnya, ia pun sadar dan segera mencari bukti atau pun petunjuk di sana.

Can You Find Me ? [COMPLETED]Where stories live. Discover now