🍙01.00🍙

144 18 0
                                    

"kamu itu seperti senja, hanya bisa aku pandang, tanpa bisa aku miliki, apalagi menggenggamnya".


BUMI MANUSIA 🌍
_

___________________

HAPPY READING
.
.
.

Sudah 30 menit Riana ditangani dokter, ruang UGD dipenuhi oleh Anggota black Eagle yang menyusul Aren karena penasaran, Selvi dan Arlan pun sudah sampai 15 menit lalu, kini semuanya tengah menunggu.

Ceklek

"Dengan keluarga pasien?". Lelaki dengan jas putih kebesarannya itu pun memandang satu persatu manusia yang berada disana.

"Saya dok, saya sahabatnya". Selvi mengangkat tangan lalu melirik Amel, dan Amel ikut mengangkat tangannya.

"Eum, orang tuanya dimana?".

"Belum datang dok, tapi saya sudah hubungi, katanya sebentar lagi datang". Jelas Selvi, ya memang tadi dia sempat menghubungi ayah Riana, lebih tepatnya ayah tiri, karena kedua orang tua kandung Riana telah meninggal sejak Riana berumur 7 tahun, ayah Riana meninggal lebih dulu, tepat saat umur Riana masih 2 tahun, lalu saat umur dia beranjak 5 tahun, mama Riana memutuskan menikah kembali, dan dua tahun selanjutnya, mama Riana menyusul ayah Riana. Ayah Riana atau Riana menyebutnya Daddy bernama Aiden Abraham yang juga merupakan adik dari tiri ayah Riana yaitu Muhammad Azi Abraham, bisa dibilang Aiden adalah sosok om sekaligus ayah bagi Riana.

"Baik kalau begitu, nanti kalau sudah sampai, dimohon untuk mengahadap saya. Keadaan nona Riana sudah membaik, beruntung cepat dibawa kesini. Kandungan protein kacang yang sudah termakan nona Riana cukup besar, jadi mungkin butuh 1-3 hari menginap agar kita dapat mengetahui perkembangannya. Kalau begitu saya rasa sudah cukup, mohon izin untuk keruangan saya. Oh ya, nona Riana masih belum sadar, mungkin 2-4 jam lagi, efek dari obat yang diberikan. Permisi". Lelaki setengah baya yang berbalut jas putih itu pergi meninggalkan ruangan.

Selvi dan Amel pun langsung membuka pintu ruangan UGD dengan cepat berlari menuju brangkar Riana.

Terlihat suster yang tengah bersiap-siap untuk memindahkan Riana keruang rawat inap." Keluarga pasien?". Tanya sang suster, dan dibalas anggukan dari Selvi dan Amel.

"Nona Riana akan dipindahkan ke ruangan mawar 02/01 VVIP, mari ikut saya". Suster mendorong brangkar Riana menuju luar pintu UGD. Diluar nampak Aren dengan wajah datarnya, Arlan dan beberapa anggota black Eagle.

Sesampainya diruangan inap Riana, suster berpamitan akan pergi mengurusi pasien lain. Kini cuma ada Amel dan Selvi, Arlan izin pada Selvi akan kembali ke sekolah, dan Aren dkk entah kemana.

"Ri...Riri bangun dong, gak capek apa merem mulu, ck masa makan bakso ada togenya aja pingsan sih!!". Amel menggenggam erat jemari Riana, dan Selvi duduk disebelah brangkar bagian lain.

"Maaf yah, kita juga lalai jagain lo, padahal udah janji sama om Aiden". Ujar Selvi.

"Ma...". Perlahan mata Riana kini terbuka, Selvi dan Amel terkejut.

"Ri...Riri lo udah bangun? Mau apa? Ada yang sakit? Mau muntah? Atau apa?". Amel menyerbu Riana dengan berbagai pertanyaan, sementara Riana terkekeh.

"Ri...ri a-ada dimana Mel?". Ucap Riana lemah, dia berusaha untuk duduk, namun Selvi mencegah.

"Lo ada di rumah sakit, jangan bangun dulu, gue panggilan dokter dulu". Riana mengangguk dan Selvi pun pergi memanggil dokter.

PEREMPUAN MERAH JAMBUWhere stories live. Discover now