🍙23:00🍙

57 17 0
                                    

"Apalah ini awal yang bagus dari Tuhan untuk hadir kita berdua?"

BUMI MANUSIA 🌍
_____________________


HAPPY READING 📸

.

.

.

.

Minggu pagi ini begitu cerah bagi Riana, setelah lelah semalaman belajar,  karena kepintaran Riri sekarang bukan didapat dengan jampi jampi semua yang ia dapat ya hasil dari kerja kerasnya lah, kini ia akan menghabiskan waktu minggunya dirumah saja bersantai santai, atau akan berlajar memasak bersama Oma dan mertuanya, kebetulan mommy Maria sedang dirumah untuk satu minggu kedepan, juga dengan papa Lucas. Biasanya minggu begini dia akan pergi keluar nge-mall bersama sahabat-sahabatnya atau hanya sekedar nongkrong di cafe, tapi setelah Oma Mira kembali di rumah, dia jadi lebih banyak menghabiskan waktu dirumah, sekalian biar keliatan kayak menantu baik wkwk.

Dia sedang membaca novel disofa kamarnya dan Aren. Sebenarnya niat awal dia ingin membuat konten makan cuma akhir akhir ini dia sedikit tidak mood, yah perempuan memang begitu kan sulit dimengerti semoga harinya menyenangkan.

Ceklek

Pintu kamar terbuka sehingga mau tak mau Riana melirik kesamping dimana pintu itu berada, dan munculnya manusia aneh yang sialnya tampan dan lebih sialnya dia adalah manusia yang menjadi suaminya.

Aren melirik sekilas kearah Riana berada, begitupun sebaliknya. Riana kembali pada novelnya, ia terlalu malas untuk memperhatikan gerak-gerik manusia ngeselin satu itu.

"Clau ...."

"Clau ...."

"Claunya Alen?"

Riana merasa aneh dengan Aren yang terus memanggil nama clau pun memilih mendongak penasaran dengan apa yang suaminya lakukan. Dan yak, terlihat Aren sedang berdiri disamping sofa sembari menatapnya dengan tatapan teduh dan pilu, batin Riana bertanya-tanya ada apa dengan suaminya? Apakah dia baru saja diputusin pacarnya? Atau apa? Dan lagi tadi dia memanggil nama Clau?

"Claunya Alen balik." Ujar Aren tersenyum manis kearah Riana, dan justru membuat Riana bergidik ngeri.

"Aren ngapa dah? Kesambet setan pohon karsem samping mansion?" Tanya Riana ngawur.

Aren menggeleng-gelengkan kepalanya seperti anak kecil, ia berjalan mendekat kearah sofa tempat Riana tiduran dan tanpa banyak kata, sedetik kemudian tubuh Riana melayang karena bahunya diangkat dan direngkuh tubuhnya oleh Aren. Seketika tubuh Riana membeku, lidahnya seolah keluh untuk melontarkan suara.

"Aku kangen sama kamu Clau." Gumam Aren, ia meletakkan kepalanya dicelekuk leher Riana.

"Akhirnya aku nemuin kamu lagi." Ujar Aren menambahi.

Riana sempat ngelag beberapa detik, tapi kemudian kesadarannya seratus persen terkumpul. Dia mendorong bahu Aren untuk menurunkannya dari pelukan, karena tubuhnya pendek jadi saat dipeluk otomatis dia terangkat menyetarakan dengan tinggi Aren.

"Ren ... le-pas!" Berontak Riana dalam kukuhan, tapi Aren tak bergeming.

"Ren!"

"Gua gigit nih!" Ancamnya, dan Aren masih tak terusik. Bahkan dia semakin mendusel kedalam sana.

"Aren ihhh!" Rengek Riana pasrah pada akhirnya.

"Diem Clau, aku lagi kangen pelukan kamu!" Tegasnya, Yang kemudian membuat Riana cengo.

"Aku kangen sama kamu, kamu gk kangen apa sama aku HM?" Riana diam membisu, jujur dia masih speechless dan gk tau harus gimana.

"Maaf yah aku suka kasar sama kamu." Aren mengurai pelukan mereka, ditangkupnya kedua pipi chubby milik Riana, dan dipandanginya wajah perempuan yang berstatus sebagai istrinya itu.

PEREMPUAN MERAH JAMBUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang