🍙01/01:00🍙

56 15 0
                                    

"semua ada titik lelah kok, semangat yah para pembohong besar."

BUMI MANUSIA 🌍
____________________

HAPPY READING🥚



Lagi dan lagi Minggu sudah menyambut kehidupan Riana hari ini, minggu kali ini dia ada sedikit kesibukan, yakni mengemani Selvi dan Amel di apartemen milik Selvi, lebih seperti kumpul bareng ala cewek gitu. Tapi yang jadi masalah disini, ada bayi besar yang sedang memeluknya dengan tubuh panasnya, sejak semalam sangat amat rewel.

"Ren Riri pergi yah, gak enak sama Selvi aku udah janji," ucapnya dengan mengelus lembut kepala sang bayi besar. Bayi besar itu menggeleng tidak mau melepas pelukannya pada sang induk- ralat Riana maksudnya.

"Loh ... Kan udah gk pusing lagi, demamnya juga udah turun ...." Ujar Riana memberi pengertian.

" Gak.mau.clau!!" Tekannya mutlak. Riana menghela nafas panjang, ini kenapa beberapa Minggu terakhir suaminya jadi berubah 180°?

"Lo sebenarnya kenapa sih? Riri bingung sifat Aren berubah banget sama ... Riri ...." Monolognya. Riana akhirnya pun pasrah, membujuk manusia satu ini memang tak ada gunanya, walaupun sedang demam begini pun sifat keras kepalanya tidak pernah luntur.

"CK!" Riana berdecak sebal, ia harus gimana sekarang? Gk mungkin dia membatalkan janjinya dengan para sahabatnya, apalagi Selvi sekarang sedang benar benar membutuhkan support darinya.

"Ren ...." Panggil Riana.

"Hm?" Terdengar sahutan dari bawah, karena posisi Aren yang tidur memeluk perut Riana.

"Menurut lo siapa ayah yang Selvi kandung?" Aren mendongak menatap bulu mata yang ada diatasnya sedang berkedip-kedip.

"Aku-kamu Clau! Aku-kamu!" Rengek Aren. Riana lagi-lagi menghela nafas, ini salah satu keanehan dari Aren belakang ini, bukan apa-apa Riana merasa canggung jika harus memanggil laki-laki dipangkuannya dengan sebutan aku-kamu, walaupun dia dulu sempat menggunakan bahasa aku-kamu, tapi jujur percayalah bahwa Riana sendiri sebenarnya geli wkwk, dia ternyata lebih nyaman menggunakan bahasa lo-gue atau kau.

"Ck iye iye! Jadi gimana? Riri rada kurang yakin masalahnya! Tau sendiri buat deket sama cowok lain aja Selvi najis-"

"Bahasanya Clau!"

"CK iya okey fine! Trus gimana bisa Selvi sampe hamil anak orang selain spermanye si Bagong Erlan?" Seru Riana. Aren melotot ketika mendengar kata 'sperma' sangat fulgar sekali, dia pun mencubit hidung Riana yang tidak pesek seperti author:v

"Auw ... Aauw! Sakit Aren!! Apaan sih cubit cubit hidung Riri!!" Jengkel Riana. Sementara Aren terkekeh.

"Gak nyangka istriku ternyata bisa frontal juga." Ungkap Aren dengan tersenyum kearah Riana, dan senyuman itu malah berdampak pada ritme jantung yang berdetak tidak normal, apakah Riana akan serangan jantung?

"Ye ... Aren aja yang gak tau Riri kayak apa!" Ketus Riana yang tak diindahkan Aren. Terjadi keheningan beberapa saat diantara mereka, Riana yang sibuk dengan pikirannya tentang Selvi dan Aren yang masih sibuk memandangi wajah perempuan yang berada diatasnya.

"Istri saya sangat cantik ...!" Gumam Aren formal.

"Clau."

"Clau."

"Ren udah berapa kali sih Riri bilang! Gue Riri bukan Clau Clau siapa lah itu!" Murka Riana, sebab dia sedikit jengah dengan panggilan tidak jelas yang Aren berikan untuknya, apalagi saat ditanya alasannya manusia aneh ini malah menjawab 'karena kamu kupu-kupu ku, dan selalu akan menjadi kokain ku, heroin ku, penenangku' sungguh dia seketika merinding saat mendengar jawaban darinya dan sangat bingung dengan maksud Aren, siapa yang kupu-kupu? Dan kenapa bisa Riana tiba-tiba menjadi penenang Aren?

PEREMPUAN MERAH JAMBUWhere stories live. Discover now