🍙11.00🍙

62 13 0
                                    

"meski aku tak pernah merasakan kebahagiaan, tapi setidaknya kehadiranku dapat membuat orang bahagia."

BUMI MANUSIA 🌍
_____________________

HAPPY READING
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Selvi!!!" Teriakan menggelegar kepenjuru koridor, Riana berlari dengan tergopoh-gopoh. Ais masih pagi saja sudah buat berisik warga sekolah, ingin rasanya disumpal tuh mulut.

"Ri bisa gak jangan pake teriak!!! Kuping gue bisa pecah nih!!" Omel Selvi, wajar sih nenek lampir marah-marah, untung ada pawangnya disebelah, kalo gak udah pasti dibejek bejek Riana.

"Hehe Sel nanti mau gak ikut gue, kita bertiga sama Amel sama Rama, gue bakal tinjukin kalian satu tempat favorit aku." Jelas Riana dengan semangat 45.

"Yah hari ini yah? Maaf gue gak bisa, udah ada janji sama Arlan soalnya. Kalo besok deh besok gue bisa ri". Ujar Selvi.

"Hum gitu yah, yaudah gak papa kok, ada Rama ini. Have fun yah kalian berdua, gue mau ke Rama dulu dikelasnya bentar". Riana pamit menuju kelas Rama yang berada paling pojok.

Sesampainya disana, Riana disuguhkan pemandangan yang sangat amat menakjubkan. Beberapa anak IPS 2 yang kebanyakan cogan tengah mengganti pakaian seragam dengan olahraga. Mata Riana melotot, tapi urung untuk memalingkan wajahnya.

Rama yang baru mengenakan celana training nya pun melotot horor. Langsung saja dibekapnya wajah Riana dengan baju seragam miliknya." Eh Dugong, ngapain kesini, gak ketuk pintu dulu lagi Ela". Protes Rama.

Riana langsung tersadar, pikirannya tadi traveling melihat kotak-kotak yang selalu tertutupi baju seragam mereka."is Rama, odi mau liat lo, eh malah dapet rezeki pagi pagi hehe". Ringis Riana.

"Apaan rezeki rezeki. Eh kalian pada cepet pake bajunya. Gue gak mau anak gue tercemari matanya". Rama masih setia menutupi wajah Riana dengan seragam miliknya. Dia baru saja selesai mengenakan baju, dan betapa terkejutnya saat melihat ke arah pintu, Riana sedang terbengong memandang kearah dirinya dan teman-temannya.

"Is Rama! Odi bukan anak kecil tau!!". Rengek Riana.

"Iya bukan bocil tapi manja. Ngapain kesini". Rama melepas seragamnya dari wajah Riana setelah Curut Curut tadi sudah memakai baju. Bodoh juga tadi tidak mengunci pintu, juga karena kelasnya berada diujung, nyempil jadi jarang sekali ada yang melintasi kelas mereka.

"Huh odi mau bilang jangan lupa nanti setelah pulang sekolah ke panti, semuanya udah siap tinggal dikirim kesana. Oh yah nanti aku bawa seseorang spesial hehe". Ujar Riana.

"Siapa? Pacar lo? Suami lo?". Riana menggeleng.

"Bukan, ada deh. Yaudah odi ke kelas dulu papay Rama". Riana mengecup pipi Rama singkat lalu  beranjak pergi. Rama hanya bisa geleng-geleng kepala. tapi juga senang melihat Riana uang tersenyum. Dalam hatinya tak pernah sekalipun terbesit dipikiran untuk memiliki Riana atau mengubah hubungan mereka lebih dari sahabat, percayalah laki-laki ini masih mencintai cinta pertamanya, tugas dia adalah menepati janjinya pada pujaannya untuk selalu menjadi apapun yang Riana butuhkan, dan kebahagiaan Riana adalah sumber segalanya bagi Rama. Rasa cinta Rama ke Claudia gede banget ye, padahal mah bisa aja dia lepas untuk Riana yang sekarang sudah menikah dan ada yang bertanggung jawab, lalu mulai membuka hati kembali. Tapi mungkin dia lebih nyaman seperti itu~.

PEREMPUAN MERAH JAMBUOù les histoires vivent. Découvrez maintenant