07. The Truth

453 69 14
                                    

Sama seperti hari-hari biasanya, Krist berangkat ke bar pukul 10 malam. Tentunya dengan berjalan kaki, karena sejak kejadian Krist yang pergi dari rumah Singto beberapa hari yang lalu, Singto tidak pernah menemui Krist lagi. Sebenarnya Krist sangat kehilangan, namun ia rasa ini yang terbaik daripada ia harus menjadi orang ketiga dalam hubungan seseorang.

Jika Krist egois bisa saja ia merebut Singto dari kekasihnya namun Krist bukan orang yang seperti itu. Krist pikir jika Krist merebut Singto dari kekasihnya itu akan merusak tatanan masa depan bahkan bisa menghapus eksistensi Fiat dari muka bumi ini.

Krist terus berjalan hingga tidak terasa telah sampai, ia melangkahkan kaki untuk masuk bar yang terlihat begitu ramai. Kali ini Krist tidak langsung naik keatas panggung, ia ingin menikmati satu teguk minuman untuk menghilangkan perasaan gundahnya.

Setelah menghabiskan minumannya, Krist naik ke panggung dan bernyanyi seperti biasa. Kali ini ia membawakan 5 lagu sekaligus. Seperti biasa, semua pengunjung senang dengan penampilan Krist yang selalu memukau.

Selesai penampilannya, seorang bartender memanggil Krist dan memberikannya tiga tangkai bunga mawar merah.

"Apa ini Khun?"

"Seseorang pria di meja VVIP memberikan ini padamu."

Krist mengerutkan dahinya. "Pria? Siapa?"

"Dia tidak menyebutkan namanya jadi aku tidak tahu, lebih baik kau datangi saja dia Khun."

"Baiklah Khun, terima kasih."

Krist tidak bodoh, ingatkan bahwa ia seorang playboy, ia sangat tahu apa arti dari tiga tangkai mawar merah itu. Aku cinta kamu. Krist sudah biasa mengirimkan seperti ini pada wanita-wanita incarannya. Sekarang siapa yang berani memberikan ini padanya?

Krist sedikit ragu untuk menghampirinya, jangan-jangan seseorang yang menganggap Krist pria murahan yang mau diajak tidur bersamanya. Tapi jika tidak kesana Krist akan terus merasa penasaran. Krist akhirnya memberanikan diri untuk menghampiri seseorang yang memberikannya tiga tangkai bunga mawar merah itu.

Krist berjalan menuju meja VVIP yang tertutup, tidak seperti meja yang lain. Krist mengetuk pintu dan membukanya perlahan, ia hanya menyembulkan kepalanya untuk melihat ke dalam karena mengantisipasi jika orang didalam sana berbuat jahat padanya.

"Kau sudah datang, masuklah."

Krist sangat tau pemilik suara husky itu, siapa lagi kalau bukan Singto. Orang yang membuat hatinya resah beberapa hari terakhir. Krist akhirnya masuk ruangan untuk mempertanyakan maksudnya mengirim bunga padanya.

"Apa maksudmu memberiku tiga tangkai mawar merah?"

"Memangnya aku salah?"

"Ya, sangat salah! Kau sudah memiliki kekasih tapi kenapa kau terus datang padaku? Kau ingin mempermainkan perasaanku ha?" Ucap Krist dengan berteriak.

Singto terkejut dengan ucapan Krist, sungguh ia tidak bermasuk untuk mempermainkan perasaan Krist. Singto memang benar-benar menyukainya sejak pertama kali Krist tampil dipanggung dan bernyanyi, suara merdu Krist mendapatkan tempat tersendiri dihati Singto.

"Duduk dulu Krist, aku akan menjelaskannya padamu."

"Aku tidak suka basa-basi dan aku juga tidak butuh penjelasanmu." Ujar Krist dengan ketus.

Singto menghela nafas beratnya, ternyata orang yang ada dihadapannya ini sangat keras kepala. Singto pun akhirnya berdiri menghampiri Krist yang bersandar didekat pintu.

"Krist, aku tidak bermaksud untuk mempermainkan perasaanmu dan menyakiti hatimu. Aku sudah mengetahui siapa yang mendatangimu di bar dan memukulmu beberapa hari yang lalu setelah melihat CCTV bar. Dia Plustor, mantan kekasihku. Hubunganku dengannya sudah berakhir hampir satu tahun yang lalu, namun ia masih belum menerima kenyataan jika kita sudah tidak memiliki hubungan apapun lagi."

Same but Different [Singto X Krist]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant