21. Back to The Future

465 74 18
                                    

Bangkok, September 2022

Singto sangat terkejut melihat kehadiran Krist dirumahnya, ia bahkan menepuk pipinya berkali-kali untuk memastikan bahwa ini bukanlah mimpi. Krist yang sangat di cintainya telah kembali dengan keadaan yang sama seperti 19 tahun yang lalu. Tidak ada tanda penuaan sedikitpun di kulitnya, ia masih remaja. Tapi bagaimana bisa Krist kembali lagi?

Terlalu lama berpikir hingga Singto lupa bahwa Krist membutukan perawatan atas lukanya, setelah sadar dari lamunannya, ia langsung menggendong tubuh Krist untuk membawanya ke rumah sakit. Luka pada tubuhnya sepertinya parah, tidak cukup hanya dengan kompres es batu. Lebih baik dibawa pada orang yang lebih kompeten agar lukanya tidak infeksi.

Dalam mobil, Singto terus memandangi wajah Krist, seakan percaya tak percaya jika yang ada didepannya itu adalah kekasihnya. Tangannya bergerak untuk mengusap pipi Krist pelan, banyak guratan luka di wajahnya sehingga membuat hati Singto pedih.

"Siapa yang membuatmu seperti ini, Krist?"

Sesampainya dirumah sakit, Singto langsung menggendong Krist ke UGD untuk ditangani oleh dokter. Sambari menunggu dokter mengobati luka Krist, Singto ingin menelepon Off untuk memberitahukan bahwa Krist sudah ditemukan dan sekarang berada dirumah sakit.

Panggilan pertama diabaikan, mungkin Off sedang tidur, mengingat ini masih jam 4 pagi. Singto tidak menyerah, ia kembali memencet nomor Off untuk menghubunginya lagi. Hingga panggilan ketiga, Off mengangkat teleponnya.

Off sedikit kesal saat melihat nomor yang menghubunginya. Ya, keadaan Off dan Singto masih belum membaik sejak saat mereka bertengkar perkara Krist.

"Halo. Apa kau tidak punya pekerjaan hingga menelepon orang di pagi buta seperti ini?"

"Krist sudah kembali."

Mata Off terbuka sepenuhnya bahkan hampir seperti orang melotot. "Apa? Kau tidak bercanda, 'kan?"

"Tidak, cepat datang ke Bangkok Hospital."

"Aku segera kesana."

Off segera menutup teleponnya tanpa bertanya mengapa Krist berada disana, yang terpenting sekarang bagaimana agar ia cepat sampai disana. Off mencoba membangunkan yang tidur pulas disampingnya.

"Baby, bangun, cepat. Kita ke Bangkok Hospital sekarang."

"Kau sakit Papii?" Gun bicara tanpa membuka matanya.

"Tidak, Krist sudah kembali."

Gun langsung bereaksi sama sepeti Off saat mendengar kabar itu. Beberapa saat Gun terbengong untuk memastikan bahwa semuanya itu bukan mimpi.

"Ayo."

"Papii ini sungguhan? Anakku kembali?"

"Iya baby, Singto baru saja meneleponku dan mengatakan jika Krist berada di Bangkok Hospital."

Off dan Gun segera bersiap untuk berangkat ke rumah sakit, mereka masih memakai pakaian tidurnya dengan jaket yang menutupi tubuhnya agar tidak dingin. Tidak sempat untuk melakukan yang lain, dalam benak mereka hanyalah bertemu Krist.

Sesampainya di rumah sakit, Off langsung mencari keberadaan Singto. Ternyata pria berkulit tan itu sedang duduk di ruang tunggu depan UGD.

"Sing." Sapa Off.

"Dimana Krist, Phi?" Tanya Gun panik.

"Krist sedang di tangani oleh dokter didalam, mungkin sebentar lagi selesai."

Benar, setelah mengucapkan itu, dokter keluar dari UGD. "Keluarga pasien?"

"Ya kami keluarga pasien, saya ayahnya dok. Anak saya kenapa?" Tanya Off khawatir.

Same but Different [Singto X Krist]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant