09. Like Flying

540 72 17
                                    

Warning❗❗
Chapter ini mengandung konten dewasa🔞 Harap bijak dalam membaca.

Malam ini restoran kakeknya Krist terlihat sangat ramai, bukan hanya faktor akhir pekan namun juga karena kehadiran Krist yang menjadi magnet para pelanggan. Setelah beberapa kali penampilan Krist, jumlah pengunjung restoran semakin meningkat karena mereka bisa menikmati makanan yang lezat diiringi dengan suara merdu Krist.

Tentu saya hal itu menarik perhatian pemilik restoran, kakeknya Krist. Hari ini ia ingin bertemu langsung dengan orang yang membuat restorannya mendapatkan keuntungan berlipat ganda. Sangpotirat memerintahkan salah satu waiters untuk memanggilkan Krist dan menyuruhnya untuk masuk ke ruangannya.

Krist yang mendapatkan kabar kalau ia dipanggil Sangpotirat merasa cemas, bukan cemas karena takut telah melakukan kesalahan tapi cemas karena ia tidak tau harus berkata apa saat bertemu lagi dengan kakek yang sangat ia sayangi. Krist pun sampai didepan ruangan yang dikatakan oleh waiters dan mulai mengetuk pintu.

"Kamu Krist, 'kan?" Tanyanya.

"Benar kakek, eum.. maksud saya Khun."

Sangpotirat terkikik mendengar ucapan Krist. "Apa aku setua itu sampai kau memanggilku kakek?"

"Maafkan saya Khun." Krist menundukkan kepalanya.

"Tidak perlu minta maaf, duduklah."

Krist mengangguk kemudian duduk dikursi yang berhadap langsung dengan kakeknya, jika saja waktu berhenti saat ini Krist akan memeluk kakeknya dengan erat untuk meluapkan kerinduannya pada pria paruh baya dihadapannya itu. Mungkin ini adalah salah satu berkah ia terjebak dimasa lalu, ia diberi kesempatan untuk melihat kakeknya sekali lagi.

"Aku sangat senang karena sejak kau bernyayi disini pengunjung restoranku naik hampir 55%. Kau sungguh hebat menarik minat pelanggan Krist."

"Saya juga ikut senang Khun." Krist tersenyum manis.

"Baiklah, aku akan memberimu bonus."

Sangpotirat memberikan sebuah amplop berwarna coklat yang Krist yakini didalamnya berisi uang. Krist tersenyum kemudian berterima kasih kepada Sangpotirat karena berbaik hati memberikannya tambahan bonus.

"Maaf Khun, saya ingin memberikan saran agar jangan terlalu banyak merokok karena itu membahayakan kesehatan anda dimasa depan. Saya permisi."

Krist kemudian meninggalkan ruangan Sangpotirat dan membuatnya bingung, bagaimana Krist tau jika ia merokok? Sangpotirat melirik samping kanannya yang terdapat bungkus rokok, mungkin saja Krist tau dari itu, pikirnya.

Sedangkan Krist masih berdiri didepan ruangan Sangpotirat dan menyandarkan tubuhnya. Rokok adalah penyebab ia harus kehilangan kakeknya. Entah akan berpengaruh pada masa depan atau tidak yang terpenting Krist sudah mengingatkan kakeknya.

Krist kemudian berjalan keluar restoran, ia tersenyum saat melihat Singto telah siap didepan mobilnya untuk menjemput Krist. Sungguh ia merasa orang yang paling beruntung didunia ini karena memiliki Singto sebagai kekasihnya.

Singto membukakan pintu mobilnya untuk Krist membuat Krist menyungkingkan senyumnya. Krist masuk mobil dan Singto jalan memutar untuk sampai dikursi pengemudi.

"Phi Sing, aku tadi mendapatkan bonus dari Khun Sangpotirat." Ujarnya dengan antusias.

"Benarkah?"

"Iya lihatlah ini, aku akan mentraktirmu makan di cafe yang kemarin."

"Tidak perlu sayang, simpan saja uangnya. Kita akan makan di cafe tapi aku yang akan membayarnya."

"Tidak Phi, aku ingin mentraktirmu." Ucap Krist dengan menunjukkan wajah sedihnya.

Same but Different [Singto X Krist]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang