23. Awkward

453 76 13
                                    

Seminggu sejak Krist kembali ke masa depan, keadaannya semakin membaik, mulai dari kondisi fisiknya hingga kondisi mentalnya. Meskipun sesekali ia masih merindukan kekasih dan bayi mungilnya itu. Tapi perlahan Krist mulai menerima semua yang terjadi, mencoba memaafkan dirinya sendiri dan menata kembali hidupnya, tentu saja dengan dukungan Singto dan Fiat.

Fiat hampir setiap hari mengunjungi Krist untuk menghiburnya dan menemaninya, anak itu dari bayi memang sangat pengertian. Sedangkan Singto selalu menitipkan sesuatu untuk Krist pada Fiat disertai dengan note kecil yang berisi kata-kata penyemangat untuk Krist menjalani harinya, membuat Krist bisa merasakan kehadiran Singto dari setiap kata yang dituliskan.

Saat ini, Fiat tidak mengujungi rumah Krist karena ada kegiatan dikampusnya. Sehingga Krist berinisiatif untuk datang ke rumah Singto untuk memberikan kejutan pada anaknya itu sebagai rasa terima kasihnya karena telah ditemani beberapa hari ini.

Krist membawa mobilnya, agak kaku karena sudah lama tidak mengemudikan mobil. Selama ini, kemana pun Krist pergi selalu diantarkan oleh Singto atau supir. Krist mengemudikan mobilnya hingga berhenti disalah satu supermarket. Ia ingin membeli bahan-bahan makanan untuk memasak, Krist ingin memasakkan sesuatu untuk Fiat dan juga Singto.

Selesai berbelanja, Krist kembali mengemudikan mobilnya hingga sampai dirumah Singto. Masih sore, rumah itu terlihat sepi. Krist turun dan memencet bel, hingga tak lama satpam membukakan gerbang.

"Khun, temannya tuan Fiat yang pingsan waktu itu, 'kan?"

"Iya Pak, terima kasih sudah membantu saya."

"Sama-sama tuan. Mau bertemu tuan Fiat ya? Tapi tuan Fiat belum pulang."

"Iya, tidak apa-apa, saya tunggu didalam saja."

Satpam mengernyitkan dahinya, pasalnya teman tuannya itu sedikit lancang, bagaimana tidak, tuan rumah sedang tidak ada tetapi meminta menunggu didalam tanpa dipersilahkan lebih dulu. Namun, satpam tetap membukakan gerbang dan menyuruhnya masuk.

Krist memasukkan mobilnya dipelataran rumah Singto kemudian membuka bagasinya untuk mengeluarkan seluruh barang belanjaannya, menentengnya hingga masuk ke dalam rumah.

"Maaf tuan, anda mau mencari siapa?"

"Saya menunggu Fiat pulang bibi, boleh saya duduk disini?"

"Oh iya silahkan tuan, mau minum apa? Saya akan buatkan." Maid menawarkan dengan ramah.

"Tidak perlu bi, nanti saya akan buat sendiri. Saya mau pakai dapurnya buat memasak, ya."

Maid sedikit bingung, karena tiba-tiba seorang tamu meminta untuk masak didapur. "T-tapi tuan--"

Belum sempat maid menolak, Krist sudah membawa belanjaannya untuk ke dapur. Maid mengejar Krist dan ingin menghentikannya, pasalnya maid takut jika tuannya marah, mengizinkan orang asing masuk rumah hingga memasak makanan didapurnya.

"T-tuan maaf, anda tidak bisa melakukan itu."

"Kenapa bi?" Krist mengerutkan alisnya.

"Lebih baik anda tunggu tuan Fiat diruang tamu saja, saya takut dimarahi tuan Singto jika membiarkan orang lain masuk rumah, tuan."

Oh sekarang Krist tau permasalahannya, ia lupa jika maid dan satpam tidak mengenalnya jadi tidak tau siapa Krist sebenarnya. Krist hanya tersenyum. "Tidak apa bi, nanti kalau dia marah biar saya yang tanggung jawab."

"B-baiklah tuan."

Krist segera mengeluarkan belanjaannya dari kantung belanja dan membersihkannya di wastafel. Ia tidak tau makanan kesukaan Fiat, tapi ia akan memasakkan makanan kesukaan Singto. Tangannya dengan terampil memotong sayuran dan bahan-bahan lainnya. Maid ingin membantu, namun Krist menolak karena ia lebih suka masak sendiri.

Same but Different [Singto X Krist]Where stories live. Discover now