20. Last Night

454 75 41
                                    

Warning⚠️
Harsh words, slight🔞

Bangkok, September 2003

Beberapa minggu setelah Krist kembali ke rumah, keadaannya semakin membaik, begitu pula dengan Fiat, bayi mungil itu tampak sehat dan gemuk. Dia juga bayi yang pintar dan pengertian, tidak menyusahkan kedua orang tuanya saat malam hari. Sehingga Singto dan Krist tidak perlu begadang untuk menjaganya, hanya beberapa jam sekali, bangun untuk membuatkan susu agar Fiat tidak kelaparan.

Krist tidak menggunakan jasa baby sitter karena mendengar banyak berita yang menyatakan bahwa baby sitter suka berperilaku kasar dan melukai bayi, ia tidak ingin hal itu terjadi pada anak kesayangannya. Sehingga Krist merawat Fiat dengan tangannya sendiri, terkadang dibantu oleh maid ataupun Singto.

Krist tidak keberatan dengan itu, ia malah terlihat senang karena memiliki kegiatan baru. Selama ini kegiatannya sangat membosankan, hari-harinya dipenuhi dengan menonton film dan bersantai. Krist orang yang aktif, berdiam dirumah tanpa kegiatan membuatnya merasa seperti dipenjara. Tapi demi kebaikan anak dikandungannya waktu itu, Krist coba untuk bersabar.

Tapi sekarang, Fiat sudah ada didepan pandangannya, menambah kesan kebahagiaan pada kelurga kecil mereka. Apa itu bisa disebut keluarga saat dua orang tidak ada ikatan pernikahan? Tidak tahu. Baik Singto maupun Krist masih belum tertarik untuk menjalin sebuah hubungan seserius itu. Hanya dengan mereka saling mencintai dan selalu ada satu sama lain, itu sudah lebih dari cukup.

Saat ini Singto tengah mengambil kuliah S2 di salah satu universitas terbaik di Thailand. Singto menjadi sangat sibuk, pagi hari harus bekerja dikantor hingga petang, malamnya harus berada dikampus untuk kuliah. Namun disela kesibukannya, Singto masih menyempatkan waktu untuk bersama dengan Krist dan Fiat, meskipun hanya saat weekend. Baginya, keluarga adalah segalanya.

Seperti saat ini, Singto pulang hampir tengah malam kerena banyak tugas yang harus dikerjakan bersama dengan teman kelompoknya. Krist sudah tertidur pulas, Fiat juga. Singto menghela nafas beratnya, kerinduannya pada Krist dan Fiat begitu terasa. Bagaimana tidak, ia berangkat saat mereka masih tidur dan ia pulang saat mereka juga sudah tidur. Ada rasa bersalah dalam hati Singto karena tidak bisa memberikan keduanya perhatian yang utuh.

"Phi Sing, baru pulang ya?" Krist perlahan membuka matanya saat merasakan ranjang sebelahnya bergerak.

"Iya sayang, aku ganggu tidur kamu ya?"

"Tidak Phi. Yasudah kamu cepat tidur, pasti lelah, 'kan?"

"Sayang, maafkan aku." Ujar Singto dengan mencium pucuk kepala Krist.

Krist mendongakkan kepalanya dan menatap wajah sedih Singto, ia mengerutkan dahinya bingung. "Maaf untuk apa Phi?"

"Maaf karena aku tidak ada waktu untukmu satu minggu ini, bahkan saat weekend pun aku malah meninggalkanmu keluar. Tugasku banyak sekali, belum lagi Pho menyuruhku meng-handle perusahaan pusat."

"Tidak apa Phi, aku tau kalau kamu sibuk. Aku malah takut kamu akan kelelahan dan jatuh sakit."

"Kamu tidak marah padaku?"

"Kenapa harus marah? Aku tidak mau jadi penghalang untuk masa depanmu, tugasku hanya mendukungmu dan berdiri disampingmu. Apapun keputusanmu, aku menghormatinya. Kau tau aku sangat mencintaimu, 'kan?"

"Aku tau. Terima kasih. Aku juga sangat mencintaimu, Kitten."

Krist langsung membalikkan badannya membelakangi Singto, menarik selimutnya hingga menutupi seluruh badannya.

"Aku tidak mau!"

"Sayang, aku belum bicara kenapa kau sudah menolak?"

"Aku tau otak mesummu itu Phi, setiap kali kau memanggilku 'Kitten' pasti kau sedang dalam mode ingin menerkamku, 'kan?"

Same but Different [Singto X Krist]Where stories live. Discover now