10. Good News

438 62 14
                                    

Krist keluar dari kamar mandi dengan wajah kusutnya membuat Singto yang melihatnya menjadi merasa bersalah, sepertinya Krist menyesal telah melakukan seks dengan Singto.

"Maafkan aku Krist. Apa kau menyesal melakukannya denganku?"

Krist yang sadar bahwa perilakunya barusan membuat Singto merasa bersalah, ia langsung duduk disebelahnya dan memeluknya dari samping. Krist tidak menyesal, bahkan ia sangat menikmati apa yang dilakukan oleh Singto.

"Aku tidak menyesal Phi, aku senang pria pertama yang mencumbuku adalah kau, orang yang aku cintai. Hanya saja..."

"Hanya saja apa sayang?"

Krist bingung, apa ini saatnya ia berkata jujur pada Singto? Tapi Krist masih takut, takut jika Singto akan meninggalkannya, takut Singto merasa jijik padanya dan takut jika Singto membencinya.

Singto melepaskan pelukan Krist dan menatapnya, ia tau ada sesuatu yang disembunyikan oleh Krist darinya. Singto sesungguhnya sangat penarasan dengan Krist tapi ia juga takut untuk mencari tau, takut jika Krist ternyata tidak sesuai dengan pemikiran Singto.

"Kenapa kau banyak sekali menyimpan rahasia Krist? Siapa kau sebenarnya?"

"Sudahlah, kau pasti lelah 'kan? Segera istirahat aku akan mandi."

Singto lalu mengambil handuknya kembali dan berjalan ke kamar mandi, mungkin berendam dapat membuat pikiran buruknya sirna. Setelah 20 menit Singto keluar namun tidak mendapati Krist dikasurnya.

"Sayang kamu dimana?" Teriak Singto.

"Aku dibalkon Phi."

Singto segera memakai bajunya dan berjalan menghampiri Krist yang tengah berdiri di balkon sambil menikmati pemandangan malam Kota Bangkok tahun 2002.

"Apa yang kau lakukan disini? Angin malam tidak baik nanti kau akan masuk angin." Tukas Singto.

"Phi Sing kenapa kau tidak pernah bertanya tentang diriku?"

Singto mengerutkan dahinya dan menatap Krist dengan penuh tanya karena tidak biasanya Krist membahas tentang ini.

"Ada apa?"

"Tidak, aku hanya ingin tau saja."

Singto menghembuskan nafas beratnya kemudian memandang lurus bangunan-bangunan yang menjulang tinggi.

"Aku mencintaimu jadi aku harus percaya padamu, bagaimanapun kamu, dari mana asal usulmu, baik atau tidaknya dirimu, aku tidak peduli. Asal kau mencintaiku, aku akan memperjuangkanmu."

"Entah kebaikan apa yang telah aku perbuat di kehidupanku sebelumnya hingga aku bisa menemukan orang sebaik dirimu." Ucap Krist dengan meneteskan air matanya karena terharu.

"Sayang kau kenapa?"

Krist membalikkan badannya menghadap Singto, Krist sudah mengambil keputusan untuk jujur tentang rahimnya kepada Singto, apapun tindakan Singto nantinya ia akan terima.

"Phi Sing, aku ingin mengatakan sesuatu padamu tapi aku takut kalau itu akan membuat penilaianmu padaku berubah."

"Tidak, selama kau tidak menyakitiku dan menghianatiku, aku akan menerimamu sayang."

Singto memegang pipi Krist dan mengelusnya pelan, bibirnya membentuk senyuman untuk meyakinkan kekasihnya bahwa semua yang dipikirkannya tidak akan terjadi.

"A-aku.. aku sebenarnya..." Krist menggigit bibir bawahnya.

"Jika kau tidak siap tidak apa-apa sayang, kau bisa menceritakannya nanti."

Same but Different [Singto X Krist]Where stories live. Discover now