15. Reveal

402 61 26
                                    

Warning❗❗
Chapter ini mengandung konten dewasa🔞 Harap bijak dalam membaca.

Bangkok, Juli 2003.

Waktu menunjukkan pukul 11.45, Krist membuka matanya perlahan--sedikit mengintip. Ia menggerakkan pelan kepalanya ke samping untuk memastikan apa kekasihnya itu sudah benar-benar tertidur atau belum. Mata terpejam dan nafas yang teratur membuat Krist yakin bahwa Singto sudah tertidur pulas. Pelan-pelan ia menyingkirkan tangan Singto dari atas perutnya kemudian beranjak dari tempat tidur.

Hari ini adalah hari ulang tahun Singto, Krist akan memberikannya kejutan tepat pukul 12 malam. Krist segera keluar dari kamar dengan hati-hati agar tidak membangunkan Singto. Ia pergi ke daput untuk mengambil kue ulang tahun dan mencapkan lilin diatasnya.

"5 menit lagi."

Krist kembali ke kamar dengan membawa kue dengan lilin angka 22 yang menyala diatasnya. Krist menaruhnya dimeja dan mulai membangunkan Singto.

"Phi Sing."

Singto masih bergeming.

"Phi Singto bangun."

Singto hanya berdehem saja, ia terlalu lelah untuk membuka matanya.

"Phi ayo bangun."

"Sayang kalau kamu lagi ngidam besok saja ya, aku benar-benar lelah."

"Aku sedang tidak ngidam Phi, ayo buka mata sebentar saja."

Dengan berat hati, Singto menuruti apa yang Krist inginkan daripada nanti pria imut itu memarahinya sepanjang hari. Perlahan-lahan mata Singto terbuka.

"Surprise."

Singto masih menerjapkan matanya berkali-kali dan mengumpulkan nyawanya, ia mencoba untuk mencerna apa yang dilakukan oleh Krist.

"Happy birthday sayang."

Singto tersenyum manis, ia bahkan tidak mengingat bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya.

"Kamu tau dari mana ulang tahunku sayang?"

"Apa aku kekasih yang buruk hingga aku tidak tahu hari ulang tahunmu Phi?"

Singto terkikik kemudian mengecup kening Krist lama. Ia tidak menyangka akan diberikan surprise oleh Krist, tidak mewah namun sangat berharga untuk Singto.

"Make a wish Phi."

Singto memejamkan matanya kemudian berdo'a dalam hati. Entah apa yang disebutkan Singto dalam do'anya namun ia terlihat sangat serius dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Setelah selesai, Singto membuka mata dan meniup lilin dihadapannya.

"Serius sekali make a wish, memang permintaannya apa?"

"Rahasia."

"Phi Sing." Krist mempoutkan bibirnya karena kesal.

"Haha sudahlah, apa kamu tidak mau mencicipi kuenya?"

"Aku mau."

Singto memotong kuenya kemudian disuapkan ke mulut Krist, wajah Krist seketika berubah, kuenya manis sehingga menaikkan moodnya.

"Enak, aku suka."

"Aku juga mau mencicipinya."

Singto tidak mengambil kue dari boxnya, melainkan mengambilnya dari bibir Krist. Seketika Krist membulatkan matanya terkejut.

"Phi Sing!"

Singto tertawa kencang karena berhasil menggoda Krist, sedangkan yang digoda masih menatap Singto dengan kesal.

Same but Different [Singto X Krist]Where stories live. Discover now