12. Jealous

443 57 23
                                    

Krist mengepalkan tangannya kuat-kuat dan wajahnya berubah menjadi merah padam. Gun yang mengetahui situasi itu segera menghampiri Krist dan menenangkannya.

"Krist, mungkin yang kau lihat bukan yang sebenarnya terjadi."

Krist tidak menghiraukan perkataan Gun dan berjalan cepat menghampiri Singto dan Plustor. Tangan Krist menarik kuat tangan Plustor dan menghempaskannya ke lantai, satu pukulan keras melayang ke pipi mulus Plustor.

"Kau berani mencium kekasihku bangsat! Rasakan ini!" Satu pukulan mendarat lagi di muka Plustor.

"Phi Sing tolong aku." Ucap Plustor dengan nada yang di buat-buat seakan ia sangat terluka.

"Sayang sudah, jangan lakukan itu."

"Kau membelanya? Aku tidak akan membiarkan bajingan ini terus menempel pada kekasihku!"

"Sayang ingat kamu sedang hamil."

Ucapan Singto membuat tangan Krist melayang diudara, bagaimana Krist bisa lupa jika ia sedang hamil. Krist menjadi panik dan memegang peerutnya apa janin dikandungannya baik-baik saja saat ini.

Sedangkan Off, Gun dan Plustor dibuat tercengang dengan perkataan Singto. Mereka begitu terkejut hingga mulutnya hampir menyentuh tanah.

"Sing, jangan bilang Krist sama seperti Gun." Celetuk Off.

Singto tidak menjawab karena ia sibuk menenangkan Krist dengan mengengelus bahu Krist pelan agar amarahnya segera mereda.

"Krist kau benar-benar sedang hamil?"

Kini giliran Gun bertanya pada Krist, Gun tidak percaya bahwa Krist juga pria istimewa seperti dirinya dan bahkan saat ini Krist sedang hamil.

"Iya aku hamil anak Phi Singto."

Krist menekankan nada bicaranya agar pria dihadapannya mendengar apa yang diucapkan olehnya. Krist menunjukkan tatapan remehnya dan menyeringai, seakan menunjukkan bahwa Singto adalah miliknya seutuhnya, bahkan Krist bisa memberikan keturunan untuknya. Plustor yang masih terkejut kemudian menatap Krist dengan penuh kebencian, ia kemudian pergi dan berjanji tidak akan membuat hidup Krist tenang.

"Sayang kamu sedang apa disini?" Ucap Singto saat merasa keadaan mulai tenang.

"Aku ingin memberimu kejutan eh malah kau yang memberiku kejutan, setelah ini jangan harap kau bisa tidur dikamarku."

Ucapan Krist membuat Off dan Gun tertawa keras, mereka memang senang melihat temannya sengsara. Sedangkan Singto menggoyang-goyangkan tangan Krist dengan tatapan memelas agar Krist mengurungkan niatnya itu.

"Sayang jangan begitu, aku tidak mau tidur sendirian."

"Tidak, salah sendiri kau berpelukan mesra didepanku."

"Astaga kalian kenapa berkelahi disini, ini masih di kampus jika kalian lupa. Selesaikan saja masalah kalian di rumah." Ucap Off kesal.

"Oh iya tujuan kita kemari untuk merayakan kelulusan Phi Off dan Phi Singto, bukan malah bertengkar." Imbuh Gun.

"Halo, apa aku terlambat?" Ucap seseorang yang menyela pembicaraan mereka.

"Akhirnya kau ingat juga dengan temanmu Tay, hampir saja aku memecatmu sebagai teman." Ucap Off.

"Maaf, aku sangat sibuk menyiapkan tugas akhir, kau tau dosen di Fakultasku itu tidak seasyik dosen di Fakultasmu."

"Banyak alasan." Off menatap Tay sambil memukul pelan kepala Tay.

Gun hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan kekasihnya dan teman kekasihnya itu. Entah kenapa Singto sangat kuat menghadapi dua orang aneh ini.

Same but Different [Singto X Krist]Where stories live. Discover now