16. Baby Born

432 65 25
                                    

Bangkok, Agustus 2003

Krist tengah asyik bersantai di gazebo sebelah kolam renang sambil berjemur, kata dokternya matahari pagi bagus untuk orang hamil. Kini kandungannya memasuki usia 33 minggu, mungkin ia akan melahirkan bulan depan. Sungguh Krist sangat tidak sabar melihatnya lahir ke dunia, meskipun ia sudah pernah melihat rupa bayinya dari foto yang dipajang diruang keluarga rumah Singto di masa depan, namun ia ingin melihatnya secara langsung.

Krist tersenyum mengingat setiap pertemuannya dengan Fiat, ia tidak menyangka bahwa remaja yang rendah hati itu adalah anaknya sendiri. Berarti selama ini Krist selalu menjelek-jelekkan dirinya sendiri karena telah meninggalkan Singto dan Fiat.

Bicara soal meninggalkan, Krist masih belum menemukan jawabannya bagaimana ia bisa meninggalkan Singto dan Fiat. Ia merasa itu bukan unsur kesengajaan, karena dirinya sangat mencintai Singto dan juga menyayangi anaknya, tidak mungkin ia meninggalkan mereka begitu saja.

Krist masih sangat berharap bahwa kali ini ia tidak akan meninggalkan Singto, ia ingin tetap berada disisinya dan merawat anak mereka bersama. Persetan dengan merubah masa depan, yang terpenting adalah ia bisa bersama Singto selama waktu yang ia punya.

"Tuan Krist ini ada kiriman." Ucap maid membuyarkan pikiran Krist.

"Dari siapa bi?"

"Tidak tau tuan."

"Baiklah terimakasih."

"Sama-sama tuan."

Maid berlalu pergi dan Krist mencoba membuka paper bag itu, kemudian ia menemukan strawberry frapuccino dan satu slice cheesecake. Ia mencoba mengeluarkannya dan ternyata didalamnya ada note kecil.

Selamat menikmati, Krist.
From Gun.

Krist tersenyum, ternyata Gun yang mengirimkan minuman dan kue untuknya, baik sekali calon papanya itu. Tanpa berpikir panjang, Krist segera menyeruput minumannya karena itu adalah minuman kesukaan Krist, Gun memang selalu memahaminya.

Setelah menghabiskan minuman dan memakan setengah dari cheesecake itu, Krist segera masuk karena matahari telah terik dan tidak lagi baik untuk tubuh.

Belum sampai dikamarnya ia merasakan perutnya bereaksi hebat, sakit sekali. Krist berteriak kencang hingga para maid segera menghampiri Krist karena khawatir terjadi sesuatu pada tuannya itu.

"Tuan, anda kenapa?"

"Bi perutku sakit sekali argghh, t-tolong."

Cairan merah pekat perlahan merembes keluar celana yang digunakan oleh Krist, membuat seluruh maid sangat panik.

"Krist kau kenapa?" Ucap Bon, Pho Singto.

Bon sedang tidak pergi bekerja karena kemarin malam ia baru pulang dari luar kota untuk meninjau pembangunan perusahaan barunya. Ia terburu turun dari lantai 2 setelah mendengar teriakan Krist yang sangat kencang.

"Pho perut Krist.. sakit sekali, tolong. Krist ti..dak kuat sshh."

"Suruh supir untuk siapkan mobil, cepat!"

Maid yang mendengar perintah itu langsung pergi menemui supir agar menyiapkan mobilnya. Setelah itu Bon membopong tubuh Krist untuk masuk ke dalam mobil dan pergi ke rumah sakit.

"Pho.. saa..kit hiks hiks."

"Sabar ya Krist, kita akan segera sampai. Bawa mobilnya dengan cepat!" Seru Bon pada supir.

"Baik tuan." Balas supir.

"To..long selamatkan sshhhh a-anakku Pho."

Setelah itu Krist tidak sadarkan diri, mungkin ia tidak dapat menahan rasa sakit diperutnya. Bon semakin panik, ia takut jika terjadi sesuatu pada Krist dan calon cucunya. Bon mengeluarkan ponselnya dan menelepon Singto agar segera ke rumah sakit karena Krist mengalami pendarahan.

Same but Different [Singto X Krist]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz