Chapter 8

172 118 106
                                    

Dengan rasa kecewa, nenek itu akhirnya pergi meninggalkan kantor polisi sambil menangis.

"Alice, cucuku..." Kalimat yang tak henti-hentinya diucapkan oleh sang nenek.

Nenek mana yang tak merasa khawatir jika cucu satu-satunya belum juga pulang dari semalam, terlebih lagi Alice sama sekali tak memberi kabar.

Setelah kepergian nenek tadi, polisi yang mengintrogasi Hugo dan Denzel lalu kembali duduk di kursi semula.

Polisi itu kemudian kembali menjelaskan tentang laporan Lea, bahwa Lea berkata jika ia melukai kedua tangan orang misterius itu menggunakan kukunya, dan tentunya sang pelaku pasti mempunyai goresan luka ditangannya.

Polisi itu lalu memeriksa keadaan tangan Hugo dan Denzel. "Kalian benar-benar menyerang gadis itu?!" Tanya polisi tersebut setelah melihat goresan luka di tangan keduanya.

"Bu-bukan! Luka ini kami dapatkan karena terjatuh ke jurang. Aku berani bersumpah!" Elak Denzel yang menyangkal tuduhan polisi di hadapannya.

"Denzel benar." Tukas Hugo.

Berbeda dengan Denzel yang terlihat begitu panik, Hugo justru cenderung terlihat lebih tenang. Mungkin saja karena ia merasa tidak bersalah, atau... entahlah!

"Kenapa kalian bisa terjatuh?" Tanya polisi itu.

Dengan rasa paniknya Denzel lalu menjelaskan pada polisi itu jika mereka terjatuh karena kelalaiannya berkendara.

"Sungguh? Atau mungkin kamu sengaja menjatuhkan motormu agar seolah-olah luka yang dibuat Lea tertutup oleh luka baru itu, hm?" Polisi.

Denzel memutarkan bola matanya malas. "Ayolah! Untuk apa?!" Tanya Denzel emosi.

"Kamu tak perlu semarah itu, aku hanya bertanya. Hugo, apa sebelum kecelakaan kamu melihat luka di tangan Denzel?" Tanya polisi kepada Hugo.

Hugo menoleh ke arah Denzel sebelum akhirnya ia menjawab pertanyaan polisi itu.

"Entahlah. Aku tak bisa melihat karena Denzel mengenakan jaket saat itu, tapi...kemana jaketmu setelah kita masuk ke jurang?" Tanya Hugo pada Denzel.

"Jaket itu...jaket itu robek karena terkena tumbuhan berduri." Jawab Denzel yang sedikit gugup karena dirinya merasa di pojokan.

"Lalu di mana jaket itu sekarang?" Tanya polisi yang tampaknya semakin curiga pada Denzel.

"Aku membuangnya di jurang. Oh sialan! Kalian mengira jika aku yang melukai Lea karena jaket itu?" Tanya Denzel, kemudian mengacak-acak rambutnya frustasi.

Polisi itu lalu bertanya hal serupa pada Denzel, "Apakah Denzel melihat luka di tangan Hugo sebelum kecelakaan terjadi." Dan tentunya jawaban Denzel adalah tidak. Kini Denzel semakin terpojokan, pasalnya semua tuduhan mengarah padanya.

"Kenapa hanya kami yang di interogasi? Bukankah Lea memiliki banyak kenalan?" Tanya Hugo dengan wajah datarnya.

Polisi itu menjawab jika orang yang Lea curigai hanya mereka berdua. Bahkan sebelumnya juga mereka bertiga sempat memiliki masalah karena cinta segitiga, atau tepatnya Lea telah menduakan mereka dan membuat mereka marah padanya. Dari semua permasalahan yang ada, cukup untuk menjadikan Denzel dan Hugo sebagai tersangka.

"Aku harus bekerja, bisa lepaskan aku?" Hugo.

"Belum bisa, kalian harus tetap disini sampai kami menemukan pelaku sebenarnya." Jawab polisi tersebut.

Hugo kemudian berdiri, namun tangannya masih dalam posisi terborgol. "Namaku akan tercemar karena tuduhan palsu ini! Kampus dan tempat kerjaku pasti akan mengeluarkanku, apa kamu akan tanggung jawab setelah itu? Kamu akan membayar gajiku yang terpotong karena ini? Tidak, bukan?" Tanya Hugo sedikit emosi.

Beheader Of Girls || Psikopat [ END✓]Where stories live. Discover now