Chapter 17

125 70 153
                                    

"Apa yang kamu lakukan?!" Tanya Valerie seraya menarik tangannya dari tangan psikopat itu.

Psikopat tersebut kemudian tertawa renyah, setelah itu ia menyuruh Valerie untuk tetap diam. "Ssstt! Jangan coba-coba kabur jika kamu tak ingin mati!"

"Jawab beberapa pertanyaan ku, setelah itu aku akan membebaskan mu!" Lanjut pria itu.

Valerie diam tak berkutik sedikitpun, ia benar-benar merasa takut pada pria di hadapannya. Demi keselamatan nyawanya, Valerie memutuskan untuk menuruti perkataan pria itu dan memilih tetap diam di dalam mobil sambil terus memegangi tangannya yang terus mengeluarkan banyak darah.

"Kenapa kamu bekerja seperti ini?" Pertanyaan pertama yang psikopat itu tanyakan.

"Karena tak ada pekerjaan lain, hanya ini yang bisa aku lakukan agar aku bertahan hidup," jawab Valerie dengan suaranya yang bergetar.

Tentunya tak ada wanita yang bercita-cita menjadi seorang jalang, mereka semua melakukan itu karena tak ada pekerjaan lain yang bisa mereka lakoni untuk memenuhi gaya hidup atau bahkan untuk bertahan hidup.

Psikopat itu kemudian bertanya lagi pada Valerie, "Tuhan tidak adil, bukan?"

"Apa maksud anda, Tuan?" Tanya Valerie bingung.

Psikopat itu kemudian menjelaskan maksud dari ucapannya. Ia berkata jika Tuhan tidak adil karena mengapa Valerie harus bernasib seperti itu, mengapa Valerie tidak bernasib seperti orang-orang di luar sana yang serba ada dan bergelimang harta.

Valerie merasa ucapan pria itu benar, pertanyaan itulah yang selalu Valerie tanyakan pada Tuhan dan dirinya sendiri. Jalang itu merasa dirinya tidak mendapat keadilan, banyak sekali orang-orang hidup dengan mudahnya, tapi mengapa dirinya tidak? Mengapa ia harus menjual harga dirinya demi dapat melanjutkan hidup.

"Apa ucapanku benar?" Tanya psikopat itu lagi setelah melihat raut wajah Valerie yang merenungi nasibnya.

Valerie lalu menatap psikopat itu, setelah itu ia tersenyum dan berkata, "Tidak, Tuan. Aku yakin Tuhan memiliki maksud dari semua ini."

Kecewa dengan jawaban Valerie, psikopat itu lantas kembali bertanya untuk dapat menyesatkan Valerie, "Maksud apa yang kamu maksud itu?"

"Aku tidak tau pasti. Tapi aku yakin suatu saat Tuhan akan memberi kebahagiaan yang aku impikan." Jawab Valerie yang kembali menunjukan senyum di wajahnya.

Psikopat tersebut mengangguk pelan, kemudian dirinya berkata, "Pertanyaan selesai, pergilah sebelum aku membunuhmu!"

Mendengar psikopat itu menyuruhnya pergi, Valerie tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia segera membuka pintu mobil dan langsung berlari menjauh dari malaikat mautnya.

Jalang itu terus berlari di dalam gelapnya malam di bukit itu, melupakan rasa nyeri di tangannya dan tas yang masih berada di dalam mobil pria itu. Ia juga sesekali berteriak meminta bantuan, berharap akan ada seseorang yang akan menyelamatkannya.

Membebaskan mangsanya? Tentu saja tidak. Psikopat itu hanya sedang memakai sarung tangan agar tak ada sidik jari yang tertinggal lebih banyak lagi. Setelah selesai, psikopat itu langsung keluar dari dalam mobil untuk mengejar calon korbannya.

Sekuat tenaga Valerie terus berlari menghindari psikopat itu. Saat ia menoleh ke belakang untuk memastikan apakah psikopat itu mengejarnya atau tidak, ternyata Valerie melihat psikopat itu ada di belakangnya dan tengah mengejarnya dengan pisau daging di tangannya.

Jarak Valerie dengan psikopat itu kini hanya berjarak sekitar 4 atau 5 meter saja.

Namun sialnya, "KYA!" Valerie malah tersandung dan terjatuh.

Beheader Of Girls || Psikopat [ END✓]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu