Chapter 25

68 32 46
                                    

*Flashback

Hugo terus berjalan ke arah lemari hias yang di penuhi oleh berbagai macam pajangan. Seperti foto Denzel bersama ayahnya, vas bunga dan lainnya.

Pria dingin itu terus menatap lemari hias tersebut dengan sangat lekat, ia amat sangat penasaran dengan kejanggalan ini. Bagaimana bisa unit apartemen Denzel berbeda dengan yang lain.

"Ruangan yang hilang pasti ada di balik lemari ini," ucap Hugo dibenaknya.

Untuk memastikannya, Hugo lantas mengetuk lemari hias itu, mengecek bunyi suaranya. Hugo mengetuk lemari itu sebanyak dua kali, bunyi dari ketukan itu menjelaskan bahwa terdapat ruang di balik lemari tersebut. "Benar! Ada ruang di balik lemari ini!" Batinnya.

Kemudian, Hugo berjalan ke arah dapur, memastikan jika Denzel akan tetap berada di dapur selama beberapa menit lagi.

Hugo lalu kembali ke ruang tamu dan mendekat ke arah lemari hias yang berada di pojok ruangan. Setelah itu, Hugo mulai mencoba menggeser lemari itu. Dan benar saja! Lemari tersebut sedikit tergeser.

"Ruangan apa di dalamnya? Apa gudang? Apa Denzel akan marah jika aku membukanya? Apa yang aku lakukan? Seharusnya aku tak melakukan ini, aku bertingkah seperti seorang pencuri! Jika aku bertanya, apa Denzel mengijinkanku untuk melihat isi ruangan ini? Tidak, jika tak ada apa-apa maka Denzel tak akan marah," Ucap Hugo dibenaknya.

Sreett.... Dengan perlahan dan hati-hati, Hugo menggeser lemari itu agar tak mengeluarkan suara yang keras.

Kini pintu rahasia itu setengah terbuka. Merasa cukup, Hugo lalu mengintip ke dalam untuk memeriksa ruangan apa yang sebenarnya di sembunyikan oleh sahabatnya.

Tubuh Hugo seketika melemas setelah melihat ada lemari hias di dalam ruangan itu dengan tiga kepala yang di jadikan sebagai pajangan, ada juga dua kepala lainnya yang terlihat masih sangat baru, seakan-akan dua kepala itu baru saja terpenggal. Dan belum di awetkan.

"D-Dwynee?!" Tanya Hugo pada dirinya sendiri saat melihat kepala mantan teman sekampusnya berada di sana. "Ini... Tak mungkin!"

"Hugo, apa aku harus menambahkan gula ke dalam minuman mu?" Tanya Denzel dari dapur pada Hugo.

"Ti-tidak, tidak usah!" Sahut Hugo dengan gugupnya.

Karena sepertinya Denzel akan segera ke ruang tamu, lantas membuat Hugo secepatnya menutup kembali pintu rahasia itu. Hugo kemudian duduk di sofa, mencoba menenangkan dirinya agar Denzel tidak merasa curiga.

























🔪☠️☠️🔪





















*Flashback off


Hugo menghentikan mobilnya begitu saja, ia lalu menatap Denzel dengan tatapan yang sangat tajam.

"Lemari hias itu! Ada ruangan rahasia di dalamnya, bukan?!" Tanya Hugo dengan tatapan tajamnya.

Denzel sedikit terkekeh, "apa yang kamu bicarakan? Haha... Lelucon yang bagus!"

"Jangan mengelak, sialan! Kamu sudah tertangkap basah! Aric dan Brian menuduhku karena ulahmu! Kamu... Harus merasakan bagaimana rasanya berada di dalam sel!" Hugo.

Kini tawa Denzel semakin keras, "Hahaha...Karena ulahku? Kamu sendiri yang membuat kesalahan! Kamu mencoba melindungi ayahmu, kan? Kamu sendiri yang membuat sebuah drama, seolah-olah kamulah yang membunuh hewan-hewan liar itu! Lucu sekali!"

Beheader Of Girls || Psikopat [ END✓]Where stories live. Discover now